Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit, Owner www.nurterbit.com, Medsos: X @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG: @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com, aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Wisata Sejarah dari Masjid Si Pitung Hingga Kramtung

9 Maret 2025   22:13 Diperbarui: 10 Maret 2025   00:30 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al-Alam Si Pitung Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. (Foto: NU Online)

Lokasi wisata sejarah di bulan Ramadan, tentu tidak sulit menemukannya jika kita memang termasuk "tukang jalan". Apalagi seperti saya, yang berlatar belakang wartawan. Justru dengan banyak jalan, banyak pula yang bisa ditulis.

Sebagai perantau asal Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, saya sudah puluhan tahun di perantauan. Khususnya di Jakarta, kemudian hijerah ke Bekasi sebagai daerah tetangga yang menjadi penyangga Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

Di mulai tinggal di Jakarta sejak tahun 1980-an, namun resmi ber-KTP DKI Jakarta baru tahun 1984 di Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Waktu itu masih bujangan. Selanjutnya pada tahun 1990, pindah ke Bekasi setelah berkeluarga dan sudah dikaruniai putera pertama.

Untuk di Jakarta Utara sendiri, ada beberapa lokasi wisata sejarah yang bisa dikunjungi di bulan Ramadan untuk daerah tepi laut Teluk Jakarta ini, sedikit ada 4 lokasi. 

Antara lain Masjid Jami Luar Batang Ancol, Masjid Al Husnah dekat terminal bus Tanjung Priok, Masjid Al Fudholah dekat terminal peti kemas Tanjung Priok, Masjid Islamic Centre Jakarta di Koja dan Masjid Alam Si Pitung di Marunda.

Masjid Jami Luar Batang

Masjid Jami Luar Batang berlokasi di Jl. Luar Batang V No.10 7, RT 6/RW 3, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid ini sudah lama dikenal sebagai masjid bersejarah. Lokasinya tidak jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa, tempat berlabuh Pinisi, perahu khas Bugis Makassar. Juga berdekatan Museum Bahari, tempat menyimpan barang berkaitan kebaharian.

Masjid Jami Keramat Luar Batang atau juga populer dengan sebutan Masjid Luar Batang, adalah sebuah bangunan ibadah bersejarah. Di masjid ini terdapat makam seorang ulama bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus atau lebih dikenal dengan Habib Husein.

Habib Husein Bin Abubakar Al-Aydrus atau lebih dikenal Habib Luar Batang (lahir di Hadhramaut, -- meninggal di Batavia, 24 Juni 1756 Masehi/17 Ramadhan 1169 Hijriyah pada umur lebih dari 30 tahun, di bawah 40 tahun). 

Habib Husein adalah salah satu 'ulama besar yang mencapai derajat waliyullah. Husein diketahui adalah seorang pria berdarah Madura dan Arab. Ayah Husein bernama Ja'far dan marganya adalah Al Hadar.

Masjid Raya Al Husnah Tanjung Priok

Masjid Raya Al Husnah dekat terminal bus Tanjung Priok ini, termasuk juga bersejarah mesjid setidaknya yang saya tahu waktu tinggal di Jakarta Utara. Pengajian rutin dilaksanakan di sini, terutama diikuti oleh anak remaja masjid.

Masjid ini terletak di Jl. Enggano Raya-Tanjung Priok, RT.6/RW.8, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain itu setiap hari Jumat kawasan Masjid Raya Al-Husna kerap dimanfaatkan sejumlah penjual untuk menjajakannya dagangannya. 

Mulai dari pakaian, alat salat, jam tangan, hingga parfum dijajakan pedagang di kawasan tersebut. Masyarakat yang hendak menjalankan ibadah Salat Jumat pun sengaja mampir untuk sekedar melihat atau membeli berbagai barang.

Masjid Al Husnah Tanjung Priok Jakarta Utara (foto DKM Al Husnah)
Masjid Al Husnah Tanjung Priok Jakarta Utara (foto DKM Al Husnah)

Masjid Al Fudholah Koja

Masjid Al Fudholah dekat terminal peti kemas Koja Pelabuhan Tanjung Priok, tidak kalah bersejarahnya. Tempat ibadah yang merupakan bangunan satu-satunya yang tidak dibongkar saat pembangunan JITC (Jakarta Internasional Terminal Container).

Padahal di dekat masjid ini, dulunya ada Pasar Ular tempat barang impor dijajakan, juga obyek rekreasi Pantai Sampur dan permukiman warga yang tak luput dari penggusuran. Lokasinya juga berdekatan dengan Makam Mbah Priok.

Masjid Al Fudholah juga mencatat sejarah, dimana Panglima Kodam (Pangdam) Jaya ketika itu Try Sutrisno (mantan Wakil Presiden era Soeharto) berceramah dan meredam amarah masyarakat pasca peristiwa "Tragedi Berdarah Tanjung Priok" pada 12 September 1984. 

Masjid Islamic Centre Kramtung

Masjid Islamic Centre Jakarta ini terletak di Jl. Kramat Jaya Raya No.1, RT.6/RW.1, Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Sehari-hari jadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre). Uniknya lahan tempat berdirinya lembaga ini di bekasi Lokasi Resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak (Kramtung).

Lokres Kramat Tunggak adalah nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya RW 019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. 

Areal tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan Rukun Tetangga (RT). Kramat Tunggak (kramtung), kemashurannya tidak saja terkenal di Indonesia, namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan terbesar bagi kaum hidung belang. 

Pada awal pembukaannya tahun 1970-an, terdapat 300 orang WTS dengan 76 orang germo. Jumlah ini terus bertambah seiring bertambah bulan dan tahun. Menjelang akhir ditutupnya Lokres Kramtung tahun 1999, jumlahnya mencapai 1.615 orang WTS di bawah asuhan 258 orang germo/mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar. 

Artinya, lokalisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat yang akhirnya menimbulkan masalah baru pada masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Juga sekaligus citra Jakarta yang tidak bisa dipisahkan dari sejarahnya sebagai sebuah kultur Betawi, yang sangat identik sebagai komunitas Islam yang terbuka, bersemangat multikultur, toleran dan sangat mencintai Islam sebagai identitas utama kebudayaan mereka.

Kondisi demikian ini menimbulkan desakan yang tidak henti-hentinya dari ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup. 

Adanya desakan yang semakin menguat tersebut pada akhirnya dilakukan penelitian oleh Dinas Sosial bersama Universitas Indonesia untuk tentang sejauhmana penolakan masyarakat terhadap PKSW Teratai Harapan Kramat Tunggak. 

Dari hasil penelitian tersebut, pada tahun 1997 direkomendasikan agar Lokres tersebut ditutup era Gubernur Sutiyoso. Pada tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial tersebut selambat-lambatnya akhir Desember 1999. 

Pada 31 Desember 1999, Lokres Kramat Tunggak secara resmi ditutup melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No. 6485/1998. Selanjutnya Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak.

Masjid Islamic Centre Jakarta berdiri di Bekasi lahan Lokalisasi Kramat Tunggak (Kramtung) Jakarta Utara (foto dok Islamic)
Masjid Islamic Centre Jakarta berdiri di Bekasi lahan Lokalisasi Kramat Tunggak (Kramtung) Jakarta Utara (foto dok Islamic)

Masjid Alam Si Pitung di Marunda

Masjid Alam ini berada di Jl. Marunda RT.09 / RW.01, Marunda, Cilincing, RT.3/RW.7, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Dikenal juga dengan Masjid Si Pitung, jawara Betawi yang dalam sejarahnya disebut melawan dan mengusir penjajah.

Masjid ini adalah satu dari sekian banyak masjid-masjid bersejarah di pesisir Jakarta. Di pintu masuk kawasan masjid, terdapat sebuah gapura yang bertuliskan kedua kalimat syahadat dalam bahasa Arab dan nama Masjid Al-Alam Marunda. Di kedua sisinya terdapat kaligrafi lafadz Allah dan Muhammad.

Bangunan utama masjid tak begitu luas, lebih kurang hanya seluas 12 x 12 meter persegi, ditambah dengan bangunan baru untuk tempat sholat perempuan yang hanya seluas lebih kurang 4x8 meter persegi. 

Di sebelah Barat masjid (diukur dari tempat pengimaman), terdapat beberapa makam. Ada dua makam keramat. Yaitu makam Kiai Jamiin bin Abdullah dan makam Syeikh Abdul Halim bin Hayyi Yahya. 

Di sebelah Barat Daya adalah rumah Si Pitung. Kira-kira jika ditarik garis lurus hanya sejauh 150 meter. Sedang di sebelah Timur masjid, terdapat sebuah pendopo untuk peristirahatan para pengunjung. 

Tak jauh dari pendopo, terdapat sebuah sumur yang banyak orang bilang kalau sumur itu memiliki 3 rasa yaitu, asin, manis dan tawar.

Di sebelah selatan --- selingkup gapura masjid -- terdapat halaman yang cukup luas. Sedangkan di sebelah selatan luaran gapura masjid terdapat beberapa rumah warga. Di sebelah utara masjid atau di belakang pendopo adalah laut dan hutan mangrove.

Demikianlah beberapa lokasi wisata sejarah di bulan Ramadan, yang bisa dikunjungi di wilayah Jakarta, khususnya daerah Kotamadya Jakarta Utara. Semoga bermanfaat.

Salam : Nur Terbit

Mejeng di depan salah satu pesantren di Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi (foto dok Nur Terbit)
Mejeng di depan salah satu pesantren di Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi (foto dok Nur Terbit)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun