Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ongkos Haji Mahal? Naik Kapal Laut Aja Lagi!

21 Januari 2023   06:08 Diperbarui: 21 Januari 2023   06:42 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paspor kakeknya Bang Nur, berhaji dengan kapal laut, 1972 (dok pribadi)

Selfie saat Masjidil Haram Mekah sedang direhab (foto dok Nur Terbit)
Selfie saat Masjidil Haram Mekah sedang direhab (foto dok Nur Terbit)

Menurut Yaqut, kebijakan ini diambil untuk menjaga keberlangsungan dana nilai manfaat di masa depan. Ia menilai pembebanan BPIH harus mengedepankan prinsip keadilan.

Untuk itu, pemerintah memformulasikan BPIH dalam rangka menyeimbangkan besaran beban jemaah dan keberlangsungan dana nilai manfaat di masa depan.

*****

Sudah waktunyakah sekarang pemerintah membuka jalur laut, dengan naik haji menggunakan kapal laut kembali?

Tahun 2015 atau 7 tahun lalu, saya sudah pernah menulis, pengalaman kakek dan nenek saya berhaji dengan kapal laut. Berangkat dari pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, masih tahun 1972.

Tulisan Bang Nur di blog (foto dok pribadi)
Tulisan Bang Nur di blog (foto dok pribadi)
Tulisan umroh Bang Nur di blog www.nurterbit.com (repro)
Tulisan umroh Bang Nur di blog www.nurterbit.com (repro)

Ya...Sudah lama banget, sudah 50 tahun silam (1972) saat saya masih duduk di bangku SD. Perjalanan menyita waktu 1 bulan berlayar dari Makassar Sulsel ke Jeddah Saudi Arabia. Masih sistem Syekh, beda sekarang yang sudah sistem Muassasah.

Narsis di Jabal Rahmah Mina dengan latar belakang Padang Arafah (foto dok pribadi Nur Terbit)
Narsis di Jabal Rahmah Mina dengan latar belakang Padang Arafah (foto dok pribadi Nur Terbit)

Makanya saya pula yang menulis nama syekh dalam tulisan Arab (maklum mantan anak madrasah) di barang bawaan kakek-nenek selama berlayar: peti kayu, koper, perabotan makan di kapal dan lain-lain.

Dengan kapal laut, saya kira biaya bisa lebih murah, lebih terjangkau, walau waktu perjalanan ke Tanah Suci Mekah akan lebih lama. Entah alasan apa pemerintah saat itu, tiba-tiba koq mengalihkan perjalanan ibadah haji dari kapal laut ke pesawat udara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun