Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menteri Marah, Humas Dicopot

27 Maret 2018   14:50 Diperbarui: 27 Maret 2018   15:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto bersama wartawan meninjau dermaga Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, saya paling tengah (foto dok Nur Terbit)

Olivia Manjorang : Ha..ha..haa bernostalgia ya? Bro caro kedai kopi gitu biar lebih asiik ada ngopi-ngopi nya

Nur Terbit : Di mana? kalau di Bekasi kejauhan teman2 prioknya hehehe

Henry Bahri : Iya tapi gue yang jadi korban

Nur Terbit : Lah Pak Henry Bahri, korban apa justeru bapak naik pangkat jadi Humas menggantikan pak HS? hehehe....itu juga ada andil saya loh lewat berita

Henry Bahri : Apaan dari awal saya sudah tau bakal jadi korban, saat saya pindah saya dalam proses promosi di Dephub. Saya menolak pindah lalu dipanggil menteri, saya kemukakan alasan saya enggan lalu menterinya bilang di sana kamu mau jadi apa saya yang tentukan.

Saya gak bisa berdalih lagi terpaksa terima kepindahan. Dan apa yang saya bayangkan menjadi kenyataan, ketika saya mau promosi dihalang-halangi oleh orang yang gak perlu saya sebut dengan alasan saya belum mono status. Padahal berapa banyak yang lain belum mono status malah bisa jadi direksi. Saya terjebak dalam 2 skenario besar yang gak bisa saya cerita di sini. Kapan-kapan kita ketemu saya ceritakan semuanya

Nur Terbit : Ya, perlu disyukuri pak Henry Bahri, mungkin begitulah jalan yang terbaik. Masih untung dipanggil menteri, kalau dipanggil kejaksaan --- karena waktu itu belum ada KPK --- gimana? hahaha....guyon bos...

Henry Bahri : Saya sering dipanggil jaksa tapi saya menolak dengan keras. Tapi kalau dipanggil Henry saya mesti datang, karena nama saya bukan jaksa

Nur Terbit :Hahahaha.......betul, betul...kapan-kapan perlu ngopi bareng nih bos. Oh iya, rumah pak Henry di Rawamangun jauh gak dari Jl Mas Koki, tukang urut patah tulang, samping mesjid?

Henry Bahri : Jalan ikan mas koki di belakang terminal, kalau saya dekat Tip Top atau di belakang apotik Rini tepatnya.

Ridwan Said : Masih ingat aja om nur alim,,,aku salah satu saksi Pak Hari Sutanto disingkirkan Van Danoe,, padahal waktu itu hari hanya bercanda soal zero waiting time...tapi ya sudahlah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun