Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menteri Marah, Humas Dicopot

27 Maret 2018   14:50 Diperbarui: 27 Maret 2018   15:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto bersama wartawan meninjau dermaga Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, saya paling tengah (foto dok Nur Terbit)

Sebagai wartawan koran sore di Harian Terbit (Pos Kota Grup) dan masih tergolong "anak bawang" --- istilah orang pelabuhan "timun bongkok" --- lalu saya berusaha wawancara khusus dengan Kepala Humas (Kahumas) Pelindo II, Harry Susanto (HS).

Maksudnya, biar ada "follow up" dan pengembangan berita dari koran Kompas. Tapi soal temuan Menhub mengenai "zero waiting time" tadi, dibantah Kahumas. Dia bilang itu "faktor kebetulan", dan saya lalu kutip pernyataannya di Harian Terbit, tempat saya bekerja ketika itu.

Artinya, tanpa kerja keras Menhub pun --- sampai segitunya bela-belain nginap di pelabuhan segala tadi, sebenarnya "gak ngaruh". Namanya juga faktor kebetulan.

Besoknya, Menhub datang ke Priok dan marah besar. Ia minta ke Dirut Pelindo II agar Kahumas dipecat. Beberapa minggu posisi Kahumas dibiarkan kosong, sampai kemudian diisi oleh Henry. S (HS) pegawai staf di Departemen Perhubungan, sekarang Kementerian Perhubungan.

Penjelasan khusus soal pergantian Kahumas ini, belakangan "diluruskan" oleh Henry Bahri, nama lain Henry di Facebook (baca sub judul di bagian bawah tulisan ini, KOMENTAR PARA SAKSI MATA)

Kembali ke cerita kemarahan Menhub Harianto Dhanutirto di atas. Yang terjadi, Direksi Pelindo II ternyata tidak segera memecat HS, tetapi mantan Kahumas tersebut cuma "diumpetin" di Terminal Peti Kemas (JITC), divisi usaha Pelindo yang lain di Tanjung Priok.

Eh, belakangan setelah ganti Menhub, pak HS malah naik pangkat. Dari JITC diangkat jadi Dirut Pelindo I Medan, lalu pindah jadi Dirut di Pelindo IV Makassar, di mana kemudian ia pensiun.

Sayang pak HS tidak pernah ketemu lagi dengan saya, setelah "kasus Priok" itu. Bahkan mungkin sudah lupa --- kalau suka atau tidak suka, secara langsung atau tidak langsung --- gara2 sayalah dia jadi dirut hahahaha....

Nah, itulah tulisan pengalaman saya sewaktu jadi wartawan yang meliput kegiatan di pelabuhan. Tulisan tersebut kemudian saya unggah ke wall facebook saya. Banyak komentar dan like yang membanjiri, terutama pegawai pelabuhan dan teman-teman wartawan yang ikut sebagai saksi mata di peristiwa tersebut. Berikut komentar mereka dan jawaban saya yang saya kutip sesuai aslinya.

KOMENTAR PARA SAKSI MATA

Aidikar M. Saidi : Hehehe Daeng Nur ingat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun