Mohon tunggu...
Dadang Darmansyah
Dadang Darmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Badan Pusat Statistik

Lahir di kaki Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan, saat ini ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, penyuka olahraga dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II, Potensi Ancaman Resesi

7 Agustus 2020   14:59 Diperbarui: 8 Agustus 2020   08:53 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi resesi ekonomi mengancam indonesia (sumber: Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Neraca perdagangan Indonesia sampai bulan Juni masih mencatatkan surplus USD 1,27 miliar. Nilai ekspor mencapai USD 12,03 Miliar dan impor USD 10,76 miliar. Meski demikian, komponen ekspor dan impor mengalami penurunan yang cukup dalam pada kuartal kedua tahun ini. 

Badan Pusat Statistik pada Rabu (5/8/2020) melaporkan kedua komponen tersebut mencatatkan pertumbuhan terendah dari seluruh komponen Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran. Ekspor barang dan jasa pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi 11,66 persen secara year-on-year (yoy). Sementara impor barang dan jasa mengalami kontraksi paling dalam, yaitu -16,96 persen.

Sebelum pandemi covid-19, BPS mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2020 sebesar 4,99 persen. Angka ini lebih rendah dari dua tahun terakhir, yaitu 5,13 persen pada Februari 2018 dan 5,01 persen pada Februari 2019. Sebagai dampak pandemi covid-19 pertambahan jumlah pengangguran diperkirakan akan berasal dari sektor UMKM.

Jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai 60 juta. Survey Asian Development Bank (ADB) menyatakan 48,6% UMKM di Indonesia menutup sementara usahanya akibat pandemi covid-19. "Survey ADB (Asian Development Bank) baru keluar bulan Juli kemarin, cukup up to date. Mereka mengatakan bahwa hampir 50% dari total UMKM sudah menutup usahanya. Kemudian 30% mengalami gangguan permintaan domestik, hampir 20% mengalami gangguan produksi, dan 14,1% mengalami pembatalan kontrak," ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani dalam webinar KTT Indef, Selasa (28/7/2020).

Melihat perkembangan indikator-indikator di atas potensi ancaman ke arah resesi memang ada. Namun  para ekonom berpendapat Indonesia masih belum masuk kategori resesi ekonomi.

Meskipun demikian kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi akan menjadi kenyataan saat pemerintah tidak dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kwartal-kwartal berikutnya agar bisa tumbuh positif.

Sebagai masyarakat tentunya kita tetap optimis menghadapi kondisi ini. Berharap pemerintah segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menghindarkan negara pada kondisi yang lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun