Mohon tunggu...
Cut Meutia
Cut Meutia Mohon Tunggu... UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Saya seorang mahasiswa dan hobi dalam mencari tau hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengungkap Bahaya Hadits Maudhu: Kajian Kritis dalam Perspektif Ulumul Hadits

12 Juni 2025   12:47 Diperbarui: 12 Juni 2025   18:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Definisi Hadits Maudhu'

Secara linguistik, maudhu' berasal dari kata Arab wadh'a yang berarti meletakkan atau mengada-adakan. Dalam konteks ilmu hadits, istilah ini merujuk pada hadits yang disusun oleh seseorang dan kemudian diklaim sebagai sabda Nabi. Para ulama sepakat bahwa hadits maudhu' adalah bentuk kedustaan yang secara sengaja disandarkan kepada Rasulullah SAW.

Ulama seperti Subhi al-Shalih dan Ajjaj al-Khatib menekankan bahwa hadits palsu berbeda kategori dengan hadits dhaif. Hadits maudhu' dianggap sebagai bentuk hadits yang paling buruk karena unsur pemalsuan yang terkandung di dalamnya bukan karena kesalahan perawi, tetapi karena niat manipulative.

Sejarah Munculnya Hadits Maudhu'

Pemalsuan hadits telah terjadi sejak masa awal Islam. Sebagian ulama seperti Ahmad Amin menyatakan bahwa indikasi pemalsuan telah ada saat Nabi masih hidup, berdasarkan ancaman keras dari Rasulullah terhadap siapa pun yang berdusta atas namanya.

Namun, pendapat mayoritas ulama menyatakan bahwa hadits palsu mulai menyebar secara signifikan setelah wafatnya Nabi, terutama saat konflik politik antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah. Pertikaian ini menyebabkan lahirnya kelompok seperti Syi'ah, Khawarij, dan pendukung Muawiyah, yang semuanya berusaha memperkuat posisinya melalui pembenaran dalil, bahkan jika harus menciptakan hadits palsu.

Pemalsuan juga meningkat saat masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Ada catatan sejarah tentang orang-orang yang menciptakan hadits hanya untuk mengambil hati penguasa. Contohnya adalah Ghiyats bin Ibrahim yang membuat hadits tentang burung merpati untuk menyenangkan hati Khalifah al-Mahdi.

Motif Pemalsuan Hadits

Beberapa motif utama yang mendorong munculnya hadits palsu antara lain:

1.Motif Politik

Kelompok-kelompok dalam Islam berusaha membenarkan posisi mereka dengan menciptakan hadits yang mendukung kepemimpinan mereka dan menjelekkan pihak lawan. Contoh paling umum adalah hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib atau Muawiyah yang dibuat oleh pengikut masing-masing pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun