Mohon tunggu...
Cut Rizka Safrianti
Cut Rizka Safrianti Mohon Tunggu... Penulis - Author, Founder STCI (@sahabat_tuliscutika), Writing Coach, Editor Edwrite, Pelopor Literasi

Jika sebuah peluru hanya menembus satu kepala, menulis bisa membombardir jutaan kepala untuk bergerak tanpa perintah. Oleh karenanya, tulislah kebaikan bukan keburukan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku: Menulis dan Pembangunan Intelektual

21 Desember 2022   12:52 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:43 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Menulis & Pembangunan Intelektual
Penulis: Sulaiman Tripa
ISBN: 978-602-1632-90-1
Tebal: vi + 136 hlm
Uk. Buku: 14.8 21 cm
Terbit: Cetakan pertama tahun 2017
Penerbit: Bandar Publishing

Menulis & Pembangunan Intelektual adalah salah satu karya dari Sulaiman Tripa. Ia merupakan seorang akademisi yang sudah memulai kiprah menulisnya pada tahun 1992, tapi baru tembus koran sejak tahun 1997, tepatnya di semester dua kuliahnya.

Salah satu karya esai yang ditulisnya mengenai penyelesaian kasus kekerasan di Aceh pernah meraih peringkat kedua pada lomba esai tingkat nasional beberapa tahun lalu. Tak hanya itu, Sulaiman Tripa juga menulis berbagai bentuk karya fiksi maupun non fiksi dengan jenis puisi, cerpen, cerbung serta jurnal.

Dalam buku "Menulis dan Pembangunan Intelektual" ini, kita akan menemukan alasan kenapa kita harus menulis, kiat yang bisa dilakukan dan tentu saja lengkap dengan formulasi yang menjadikan sebuah tulisan bisa dianggap layak.

Hal pertama yang bisa kita simpulkan ketika membaca buku ini adalah ungkapan bahwa menulis bukan asal tulis dan jadi. Akan tetapi, ada hal khusus yang harus diperhatikan ketika menulis yaitu meneliti.

Saya cukup terkesima dengan jabaran tentang keterkaitan menulis dan meneliti yang menyebutkan seseorang ketika ingin memaparkan suatu hal secara khusus, maka ia harus melakukan penelitian secara mendalam.

Semakin banyak jawaban yang dilahirkan dari proses meneliti, maka berpotensi melahirkan banyak gagasan untuk dituangkan pula. Sebaliknya, seseorang yang tidak menemukan sesuatu dalam penelitiannya, mungkin akan timbul pertanyaan ia akan menulis apa.

Perlu kita ketahui, yang dimaksudkan di sini dengan meneliti bukanlah hal yang sangat rumit seperti yang kita bayangkan. Namun, meneliti yang dimaksudkan bisa berawal dari pertanyaan dan catatan kecil tentang berbagai masalah dan isu yang bisa ditemukan di lingkungan.

Isu dan masalah yang diperoleh tersebut, tentu saja membutuhkan jawaban dalam penyelesaiannya. Namun, setiap jawaban yang diambil pun harus berdasarkan konteks keilmuan masing-masing.

Uniknya, buku ini menuntun kita dalam menyingkapi pertanyaan yang timbul dengan memberikan gambaran yang luas, sehingga kita mampu memahami dengan baik pentingnya menulis dengan pengetahuan yang diakomodir dengan ilmu.

Dengan membaca buku ini,  kita seakan disodori dengan kenyataan bahwa di luar sana masih ada tulisan yang disebarkan tanpa bisa dipertanggungjawabkan.

Adapun, sebab kenapa sebuah tulisan tidak bisa dipertanggungjawabkan menurut Sulaiman Tripa yaitu,

Tidak diteliti dengan benar
Tidak ditulis dengan benar,
dan tidak menuliskan pikirannya dengan bermartabat.

Pada bab lainnya, kita akan diingatkan tentang pentingnya mengikuti pelatihan kepenulisan. Hal ini dikarenakan seorang penulis selain harus mengetahui apa inti dan isi dari tulisannya, juga harus paham teknis menulis agar menulis bisa lancar jaya dan layak dipublikasikan.

Bagi seorang penulis, menguasai teknis menulis akan memudahkannya ketika mengalami kendala atau di sebut juga writer's block. Teknis menulis yang baik akan berdampak besar pada aktivitas seorang penulis.

Contohnya, dengan adanya premis, outline (kerangka tulisan), mind maping, orientasi publik dan teknis menulis lainnya akan membuat penulis tidak kehilangan kemampuannya dalam merangkai kata atau masih dapat menyelesaikan tulisannya meskipun dalam suasana yang kurang mendukung.

Buku ini juga mengajarkan kita bahwa setiap tulisan harus memiliki tujuan mulia, seperti pada bab II chapter Temuan Baru dan Membagi Ilmu.

Terlepas dari semua yang saya jabarkan di atas, saya menemukan hal menarik lainnya dari buku ini yang mana ketika menulis dianjurkan untuk mempertimbangkan nilai kemanusiaan tanpa membuang nilai agama.

Maknanya, kita wajib mempertimbangkan dampak baik maupun buruk yang bisa saja timbul bagi pembaca jika ada pemihakan tertentu atau demi tugas kemanusiaan mengukir senyum di wajah segelintir orang, lalu kita membuang nilai moral dan agama yang mengedepankan serta menjunjung kebenaran di atas segalanya.

KELEBIHAN BUKU

  • Bisa dibaca secara online karena ditemukan di Play Books
  • Bisa dijadikan acuan dalam menulis jurnal dan nonfiksi lainnya. Meskipun, beberapa  kiatnya juga bisa diterapkan dalam penulisan karya fiksi.

  • Hampir semua argumentasi penulis dianalogikan dengan hal yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca dengan sangat kreatif

  • Penulis juga memberikan contoh berdasarkan aktivitas yang ia lakukan, sehingga apa yang ia sampaikan bisa divisualkan dengan baik di benak oleh pembaca.

  • Secara menyeluruh, buku ini mampu memotivasi pembaca dalam melahirkan karya/tulisan.

KEKURANGAN BUKU

  • Buku ini terlalu segmented. Kemungkinan besar yang ingin membaca buku ini hanyalah akademisi, penulis atau calon penulis yang membutuhkan rujukan dan motivasi dalam menulis.
  • Masih ditemukan beberapa penulisan kata yang tidak sesuai EYD

  • Jumlah kata dalam satu bab masih sangat minim sehingga berimplikasi pada jumlah halaman buku yang masih sangat tipis dibandingkan buku serupa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun