Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fragmen, Kebaikan-Kebaikan Kecil yang Begitu Berarti

12 Agustus 2022   18:52 Diperbarui: 12 Agustus 2022   19:01 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaikan-kebaikan kecil yang begitu berarti. | Foto Thinkstock diambil dari kompas.com

Setelah saya mengangguk dengan begitu yakin, ia lantas tersenyum. Setelah itu, ia berjalan menuju motor yang diparkirkan di pojokan bengkel. Saya kira ia hanya mau melihat-lihat bagian motor yang akan dibongkar, tetapi ternyata ia memasukan tangannya ke bawah jok, dan taraaaa... kunci motornya berhasil diambil.

Ia bilang mengambil barang di bawah jok motor mattic relatif mudah. Tidak perlu membongkar apapun. Itu makanya, si pemilik bengkel itu menasihati, jangan sekali-kali meninggalkan barang berharga di bawah jok motor.

Saat itu saya senangnya luar biasa. Kunci motor bisa diambil tanpa membongkar apapun. Saking senangnya, kala itu saya tidak keberatan kalau pun "digetok" biaya cukup tinggi untuk membayar jasa mengambil kunci motor. Namun, di luar dugaan, si pemilik bengkel menolak untuk diberi uang. Ia tidak mau menerima bayaran.

Gratis katanya. Toh katanya ia hanya mengambil begitu saja kunci motor tanpa usaha apapun. Hanya pertolongan kecil yang tidak seberapa. Duh, waktu itu saya rasanya ingin menangis karena terharu dengan kebaikannya.

Banyak Orang Baik di Luar Sana

Dunia mungkin berubah. Tidak lagi seramah dulu. Namun, saya percaya masih banyak orang baik di luar sana. Buktinya? Saat saya kesulitan, selalu ada saja yang menolong tanpa pamrih apapun. Terharunya, banyak dari mereka adalah orang-orang yang tidak saya kenal. Atau orang yang baru kenal sepintas lalu.

Saya pernah naik motor sehabis belanja bulanan. Entah karena belanjaannya terlalu banyak, atau karena kantung  plastiknya yang terlalu tipis, belanjaan saya merudul di jalan. Kantung plastiknya robek dan seluruh belanjaan saya berhamburan, berceceran di jalan. Mana waktu itu jalannya tanjakan, saya tidak bisa langsung berhenti.

Lalu, tiba-tiba ada bapak-bapak yang membantu memunguti belanjaan saya dan memasukan ke plastik baru yang beliau bawa entah dari mana. Saat saya ke lokasi usai memarkirkan motor di tempat yang sedikit memadai, belanjaan saya yang berhamburan sudah rapi dimasukan ke dalam kantung plastik, tinggal dibawa.

Beberapa waktu lalu, pernah juga plat nomor motor saya bautnya terlepas sehingga nyaris copot. Akhirnya saya membeli baut di salah satu toko yang tidak begitu jauh dari rumah. Ada empat baut yang saya beli. Saat saya akan membayar, penjual menolak menerima uang yang saya berikan. Ia bilang gratis saja untuk tetangga. Waduh... walaupun harganya mungkin tidak seberapa tetap saja membuat saya terharu.

Cerita kebaikan lain dapat dibaca di sini:

Belajar Berbuat Baik secara Spontan dari Seorang Pedagang Sayur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun