Akhirnya setelah beberapa saat, saya kepikiran untuk mencoba menginap di kostan teman yang baru saya kenal tadi pagi. Ia beda jurusan, beda fakultas. Namun, kami sempat mengobrol basa-basi. Kebetulan saat ngobrol-ngobrol itu ia bilang kostannya dekat stasiun. Ia juga menggambarkan ancer-ancernya.
Meski tidak yakin akan diizinkan menginap karena hanya kenal sepintas lalu, saya nekat ke kostan teman saya tersebut. Saat itu tidak ada tujuan lain.
Beruntung saya tidak nyasar, beruntung juga tanpa banyak tanya ia langsung mengizinkan saya menginap. Ia juga meminjamkan saya pakaian, menyuguhi saya makan, hingga meminjamkan saya ponsel untuk menelepon ibu saya agar beliau tidak khawatir. Kebetulan waktu itu saya memang belum memiliki ponsel dan wartel tidak ada satupun yang beroperasi karena mati listrik.
Saking terharunya dengan kebaikan teman saya itu, meski sudah berlalu hampir 20 tahun lalu, saya masih suka ingat peristiwa itu.
Percaya, Setiap Perbuatan yang Kita Lakukan akan Kembali kepada Pelaku
Efek kerap mendapat pertolongan spontan dari orang-orang baik, saya juga jadi termotivasi untuk berbuat baik. Bila melihat ada orang yang memerlukan pertolongan, meski tidak diminta, kalau bisa saya tolong, saya tolong sebisa saya. Apalagi pertolongan-pertolongan kecil.
Saya percaya, setiap hal yang kita lakukan, akan kembali ke kita. Kalau kita suka menolong orang yang kesulitan, saat kita kesulitan juga akan ada orang yang menolong kita. Walaupun orang yang menolong kita, mungkin bukan orang yang kita tolong.
Selain itu, sekecil apapun pertolongan yang kita berikan, sangat berarti bagi yang ditolong. Apalagi pertolongan-pertolongan spontan. Meski kecil, dampak baik yang diberikan kepada orang yang ditolong sangat besar.
Saya sudah merasakannya.
Jadi, jangan ragu untuk memberi pertolongan, sekecil apapun itu.
Salam Kompasiana! (*)
