Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hikmah Pandemi, Percepat Evolusi Digital Banking

4 November 2020   10:08 Diperbarui: 4 November 2020   10:17 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digital banking yang semakin banyak digunakan masyarakat efek PSBB akibat pandemi covid-19 | Sumber: wordfinanceinforms.com

Pandemi Covid-19, tak hanya membuat masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan, tetapi juga lebih melek terkait digital banking.

Efek bekerja dari rumah, belajar dari rumah, serta pembatasan beberapa aktivitas selama Covid-19 merebak, membuat tren penggunaan transaksi digital meningkat cukup tajam.

Berdasarkan data Bank Indonesia yang dirilis kompas.com, selama pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) April 2020 lalu, kenaikan transaksi digital mencapai 64,48 persen secara tahunan. Sementara, volume transaksi digital tumbuh sebesar 37,35 persen secara tahunan.

Ditto Prabowo, Head Digital Banking Product & Strategy Maybank Indonesia saat Webinar Kopiwriting yang diadakan Kompasiana dan Maybank pekan lalu (21/10) mengungkapkan, berkurangnya mobilitas secara drastis mengubah perilaku masyarakat, termasuk transaksi perbankan. Masyarakat yang sebelumnya memilih layanan konvensional, kini mulai beralih ke layanan digital.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Hal senada disampaikan Michel Hamilton, Chief Strategy, Transformation & Digital Officer Maybank Indonesia pada acara yang sama.

Michel mengatakan, pandemi Covid-19 mempercepat evolusi digital. Bila sebelumnya layanan perbankan digital hanya sebuah opsi, kini menjadi sebuah keharusan.

"Saat masyarakat harus mengurangi interaksi sosial untuk meminimalisir terpapar Covid-19, baru terasa digital banking bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Digital banking memang suatu kebutuhan. Tak hanya untuk kalangan anak muda, tetapi untuk semua usia," ujar Michel kepada seluruh peserta Kopiwriting yang dipandu oleh COO Kompasiana Nurulloh. 

Michel melanjutkan, berdasarkan survei perbankan secara global yang dilakukan Deloitte, selama pandemi Covid-19, usia 20 sampai 24 tahun yang memanfaatkan layanan perbankan digital mencapai 69 persen, usia 25 sampai 34 tahun mencapai 74 persen, usia 35 sampai 44 tahun mencapai 69 persen, dan usia 45 sampai 54 tahun mencapai 59 persen.

Para remaja dan kalangan yang lebih sepuh juga tak ketinggalan, meski presentasenya sedikit lebih rendah. Usia 16 sampai 19 tahun yang memanfaatkan layanan perbankan digital mencapai 44 persen, usia 55 sampai 64 tahun mencapai 48 persen, dan usia 65 sampai 74 tahun mencapai 33 persen.

"Menariknya, efek pandemi Covid-19, 82 persen nasabah yang awalnya enggan menggunakan transaksi digital, kini mengaku antusias mencoba digital banking. Tak hanya itu, 62 persen nasabah juga mengaku tertarik untuk menggunakan aplikasi digital. Umumnya, nasabah enggan menggunakan digital banking karena takut. Takut karena tidak tahu. Setelah mencoba, justru lebih mudah dan nyaman," jelasnya.

Meminimalisir Terpapar Covid-19

Selain lebih mudah dan nyaman, di masa pandemi banyak nasabah konvensional yang beralih ke layanan perbankan digital karena khawatir terpapar Covid-19.

Virus yang mengubah tatanan kehidupan masyarakat dunia tersebut dapat menular melalui benda yang disentuh oleh orang yang terinfeksi.

Layanan digital banking yang tren penggunaannya semakin naik saat pandemi Covid-19 | Sumber: Tribunnews.com
Layanan digital banking yang tren penggunaannya semakin naik saat pandemi Covid-19 | Sumber: Tribunnews.com
Uang salah satunya. Tanpa pandemi Covid-19, uang lebih rentan terpapar virus. Itu makanya, kini lebih banyak yang memilih untuk melakukan transaksi secara non tunai. Pembayaran dilakukan dengan transfer, e-money, atau menggunakan QR code yang terhubung dengan tabungan.

Terlebih semenjak pandemi, semakin banyak pedagang yang melakukan penjualan secara online. Bahkan para pedagang yang biasa berjualan sayur dan daging di pasar, banyak yang merambah berjualan online selama pandemi. Ada yang berjualan melalui media sosial, ada yang melalui WhatsApp grup, ada yang bekerja sama dengan penyedia aplikasi digital.

Pembeli tinggal memilih barang yang akan dibeli melalui gambar yang diunggah penjual, setelah itu membayar secara non tunai. Beberapa saat kemudian barang dikirim ke alamat pembeli. Sangat praktis, pembeli tidak perlu repot menyiapkan uang tunai untuk membayar, penjual tak perlu susah menyediakan uang kembalian karena pembayaran dilakukan secara digital.

Tak hanya itu, melakukan transaksi perbankan dengan perangkat sendiri juga relatif lebih aman. Kita tak perlu khawatir tangan terpapar Covid-19 karena menggunakan mesin ATM yang digunakan oleh banyak orang. Ponsel dan laptop yang kita gunakan sendiri, seharusnya relatif lebih aman dari virus yang merebak pada akhir 2019 tersebut.

Selain itu, dengan layanan perbankan digital, kita tidak perlu ke luar rumah untuk melakukan transaksi perbankan. Cukup dari kamar, dari dapur, atau dari ruang keluarga, sudah dapat melakukan beragam transaksi perbankan. Sehingga, kita tidak harus bersinggungan dengan orang asing yang mungkin terinfeksi Covid-19.

Layanan Perbankan Digital Semakin Aman dan Nyaman

Selain untuk meminimalisir terpapar Covid-19, masyarakat tertarik memanfaatkan layanan perbankan digital karena semakin aman dan nyaman.

Setiap bank di Indonesia terus berlomba menawarkan beragam layanan yang memanjakan nasabah dengan jaminan keamanan yang semakin baik.

Bank yang kini semakin mengedepankan layanan perbankan online | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bank yang kini semakin mengedepankan layanan perbankan online | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Itu makanya tak heran, digital banking di Indonesia tumbuh sangat pesat. Masyarakat Indonesia sangat terbuka terhadap perbankan digital.  

Berdasarkan survei Deloitte, selama tiga tahun terakhir, penggunaan layanan perbankan digital di Indonesia tumbuh dua kali lebih cepat dibanding negara-negara lain di Asia.

Terlebih layanan perbankan digital di Indonesia tak hanya sebatas menawarkan fasilitas pemindahan dana, tetapi fasilitas lain yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari nasabah, seperti pembayaran tagihan listrik dan air, tagihan kartu kredit, pembayaran TV kabel, asuransi, hingga pembelian pulsa, paket data, dan pembayaran pembelanjaan di e-commerce.

Salah satu bank di Indonesia yang menawarkan fasilitas digital banking seperti itu adalah Maybank. Melalui aplikasi M2U, Maybank menawarkan layanan aplikasi pengelolaan keuangan yang dapat diakses melalui ponsel, di mana saja dan kapan saja selama terhubung dengan internet. 

Berdasarkan pemaparan saat Webinar Kopiwriting yang diadakan Kompasiana dan Maybank pekan lalu, M2U yang diluncurkan Maybank tak hanya menawarkan solusi pembayaran tagihan, tetapi juga menawarkan fasilitas pembayaran non tunai melalui QR Code, top up e-wallet, pembayaran e-commerce, pembelian SBN, hingga zakat dan donasi.


Bahkan setelah nasabah resmi membuka rekening tabungan, dapat membuka berbagai rekening tabungan angsuran online untuk berbagai kebutuhan di masa mendatang, mulai dari tabungan untuk pendidikan, kepemilikan rumah, pensiun, dana darurat hingga untuk ibadah haji.

Digital Banking, Wajah Perbankan di Masa Depan

Tren digitalisasi perbankan diprediksi akan semakin naik di masa mendatang. Dengan teknologi yang semakin berkembang, perbankan dapat lebih mengoptimalkan layanan kepada nasabah. Apalagi nasabah umumnya mencari layanan perbankan yang mudah, nyaman, praktis, tetapi tetap aman.

Customer service bank | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Customer service bank | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Mungkin ke depan tidak akan ada lagi nasabah yang antre di customer service untuk mengurus keperluan perbankan. Nanti masing-masing nasabah hanya tinggal memandangi gawai masing-masing untuk melakukan pengurusan apapun yang berhubungan dengan bank.

Sekarang pun sudah mulai. Antrean di customer service bank sudah tidak lagi seramai satu dasawarsa lalu. Dulu bila harus ke customer service bank harus rela antre berjam-jam, kini hanya perlu hitungan menit. Ada banyak hal yang sudah bisa dilakukan nasabah secara mandiri melalui digital banking. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun