"Pak, sudah waktunya"
ucap si Putih berias lengkung manis
di wajah teduhnya
"Kali ini bukan rakyat atau agenda jenuh yang lalu,
Bapak harus bersua
dengan Ibu" rayu si wajah teduh
Bapak coba sandarkan punggung
paruh baya di dinding ruang terang
"Sekali-kali tidak, rakyat tak gugah jenuhku. Toh aku dan mereka sama-sama anak archipelago sederhana ini."
Sendu. . .
Remuk sekali,
tapi Bapak bilang tak mengapa
"Kalau begitu mari,
Indonesia bisa mengurus dirinya sendiri."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!