Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Didier Deschamps Ingin Menulis Sejarah Baru

14 Desember 2022   19:06 Diperbarui: 14 Desember 2022   19:28 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun Deschamps tak ambil pusing dengan segala reputasi dan ketenaran, dia tetap fokus pada tugasnya sebagai pemimpin di lapangan. Ini sungguh berat, mengorganisir pemain-pemain Perancis yang berasal dari berbagai ras dengan status pemain bintang di klub-klub elite Eropa.

Nyatanya mereka sangat kompak dengan semangat juang dan ketangguhan mental bertarung habis-habisan. Mereka semua bangga dan merasa terhormat mengenakan kostum biru berlambang "Ayam Jantan" di dada sebelah kiri. Tak bisa kita bantah, sukses besar Les Bleus, membuktikan bahwa aura Deschamps sebagai kapten yang sangat berwibawa dan dihormati.

Piala Dunia 2014

Tiga Piala Dunia setelah Perancis menjadi juara, Deschamps tak ada dalam skuad, baik sebagai pemain maupun jajaran pelatih. Ia nyaris tak pernah di-publish di tengah gemuruh Piala Dunia. Orang tetap hanya sibuk berbicara Zizou jika berbicara Perancis di Piala Dunia.

Deschamps gantung sepatu pada akhir musim 2001 tanpa seremoni meriah. Tahun itu, dia memulai karier kepelatihan di klub Monaco, yang dibawanya bersinar menjadi juara Liga-One, dan pada tahun berikutnya membawa Monaco menjadi runner-up Liga Champions 2004, setelah dikalahkan Porto yang dilatih Jose Mourinho.

Tantangan kariernya berlanjut pada klub yang membesarkan namanya, Juventus. Klub kota Turin ini mesti dihukum ke Seri-B akibat skandal calciopoli. Di tahun pertama, Juventus berhasil kembali naik kasta. Namun Deschamps juga langsung hengkang karena berseteru dengan elite Juventus.


Sejak tahun 2009 hingga 2012, Deschamps membesut klub Marseille, pun menjadi juara Liga-One. Deretan kesuksesan bersama klub, membuat Federasi Perancis, FFF, tak punya pilihan sosok untuk menangani Perancis, selain Deschamps.

Deschamps pertama kali melatih Perancis menggantikan koleganya, Laurent Blanc, persis usai Piala Eropa 2012, yang kala itu kembali dilanda konflik internal. Blanc ternyata belum sepenuhnya bisa mengatasi penyakit mental pemainnya yang sudah menjadi warisan pelatih Raymond Domenech.

Di bawah Deschamps, perlahan namun pasti, Perancis terus berbenah. Tantangan terberat Deschamps adalah memaksimalkan talenta-talenta yang tak pernah habis di negara Perancis. Deschamps sangat kuat memegang prinsip kedisiplinan demi kesatuan tim. Ia sangat menyukai permainan kolektif.

Dan yang paling penting adalah Didier Deschamps sangat dihormati para pemainnya, piawai memotivasi pemain untuk mengeluarkan permainan terbaiknya. Ini karakter yang sudah lama hilang dari tim Perancis. Tak ada sosok panutan yang berwibawa menjadi pemersatu.

Meski mengalami peningkatan, Perancis sempat mengalami kritis sebelum lolos ke Brasil 2014. Kalah bersaing dengan Spanyol di kualifikasi, Perancis harus menjalani babak play-off melawan Ukraina. Kalah 0-2 pada laga tandang di Kiev. Hingga akhirnya keajaiban Paris terjadi, Perancis memukul balik Ukraina 3-0, dan memastikan satu tiket ke Brasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun