Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi Purnabakti Pak Laba

31 Desember 2020   22:56 Diperbarui: 31 Desember 2020   23:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi)

Sejak purnabakti, ia banyak menghabiskan waktu di Jeneponto, kampung halamanya yang berjarak sekitar 85 kilo meter dari kota Makassar. Di kampung ia berusaha untuk mencari apa saja yang bisa menjadi reseki, ia Bertani, berkebun, atau bersedia membersihkan rumah orang yang membutuhkan jasanya, yang memang bekerja sangat baik dalam urusan kebersihan selama di BRI.

Sampai pada satu hari saya bertemu dengan pak Laba, barangkali pertama sejak ia pensiun. Saya yang sejak 2018 membuka usaha warung kopi (warkop) di Makassar, menawari pak Laba untuk mengelola warkop tersebut.

Konsep profit warkop adalah bagi hasil antara saya sebagai investor dengan pihak yang mengelola warkop. Dari rentang dua tahun sejak berdiri, saya telah bekerja sama dengan dua orang, yang saya harus akui saya kecewa dengan kinerjanya.

Maka ketika menawari warkop dikelola Pak Laba, saya sudah tak memiliki ekpektasi tinggi terhadap profit. Yang terutama bagi saya adalah bagaimana membantu Pak Laba untuk bisa mendapatkan rezeki dari warkop ini. Karena saya yakin keuntungan warkop masih sepi setelah ditutup akibat pandemic, maka saya berkomitmen untuk memberikan seluruh keuntungan warkop selama dua bulan pertama pada Pak Laba. Rasanya tak ada rasa keberatan, saya cukup senang karena selain membantu warkop tersebut sejak dipegang pak Laba lebih bersih dan rapi.

Rupanya pak Laba mengurus warkop bersama Azwar, anaknya yang dirumahkan tersebut. Mereha berdua bergantian menjaga warkop.

Setiap setelah sembahyang subuh, ia mulai membuka warkop sembari membersihkan. Ternyata selama lima bulan mengelola warkop hasil kerja pak Laba cukup memuaskan dan saya sangat puas. Kebahagiaan saya semakin bermakna saat Azwar, anaknya juga sudah kembali dipanggil bekerja saat ia menunggu sementara bekerja di warkop.

Pak Laba membuka mata dan hati kita, memberikan satu pelajaran informal secara tak langsung, tentang makna kehidupan yang bersahaja. Bahwa setiap usaha mencari nafkah yang dilandasi keyakinan dan keikhlasan dalam bekerja, akan diberkahi.

Pada satu waktu mengobrol dengannya di warkop, ia menasihati saya "Kamu masih muda, harus bekerja keras, harus bekerja ikhlas dan bekerja jujur" katanya tulus dan dalam.

Pengalaman bersinergi dengan pak Laba adalah wujud bahagia dengan hal-hal kecil dan sederhana. Saya teringat kutipan bahwa kebahagiaan bukanlah dalam hal-hal menakjubkan yang kita bisa lakukan, tapi apakah kita melakukannya dengan rasa cinta kasih.

Salam hangat.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun