Mohon tunggu...
S. Anwar (croco bite)
S. Anwar (croco bite) Mohon Tunggu... Freelancer - Pedagang

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Retak

16 November 2023   09:01 Diperbarui: 16 November 2023   09:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Retak-

ku tak sanggup memanah lagi,
sedangkan panahmu tertancap terlalu dalam,
yang tak dapat tercabut tanpa dipatahkan,
maka tampaklah luka menganga yang tak dapat disembuhkan.
dan pertentangan yang tak dapat disatukan,

ku tak pernah mengenalmu.
kau pun tak pernah ada dalam mimpiku.
sampai kita berjanji di bawah pohon itu.
lukamu adalah lukaku
Senangmu adalah senangku

mungkin di jalan itu aku membencimu.
anggaplah itu penawar rindu.
sehingga kasihku bertambah padamu

ku tak sanggup lagi,
Ada baiknya sejenak menepi,
Lepaskan tanganmu yang berduri dan biarkan aku sendiri
Berhentilah kamu di situ
Tubuh kita penuh kotor berdebu
Basuhlah, tapi jangan dengan air yang keruh.
Itupun kalau kamu mau atau silakan berlalu.

Lumbung-lumbung padi sudah hangus terbakar.
Atau menyala dalam diam sembunyi dalam sekam
Semua yang kita rajut kokoh dan berakar
Tercerabut terurai dalam semalam

Tak perlu kau sesali
Karena kau memang tak pernah menyesal
semua telah terjadi
tak ada waktu tuk lagi kembali ke asal.

Selamat tinggal

-penyair senja

*bertahun-tahun bersahabat dengan seseorang, sering pergi bersama dan melakukan banyak hal bersama. namun perubahan itu terlihat padanya, mulai angkuh, dan bebeapa kali kata-katanya menyakitkan. good bye.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun