Kritik merupakan Komunikasi politik
Di negara hukum dan berasaskan demokrasi, kritik yang di tujukan terhadap suatu pejabat pemerintahan ataupun terhadap pemerintahan terkait merupakan bentuk ketidakpuasan warga negara dan sebagai bagian dari komunikasi politik yang dapat dilakukan melalui ucapan maupun tulisan, baik itu di media massa maupun media online. Kritik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh warga negara dalam mengawasi dan ikut berpartisipasi dalam pemerintahan yang dijamin oleh Undang-Undang. Kritik haruslah diterima sebagai masukan untuk perubahan yang disampaikan secara positif dan disertai dengan solusi.
Pemimpin anti kritik
Di negara demokrasi seperti Indonesia, kritik sekeras apapun kepada penguasa adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dilindungi dan dibatasi undang-undang. Jadi pemimpin yang ideal di negara demokrasi ini adalah pemimpin yang mau mendengarkan keluhan maupun kritikan yang diberikan. Karena dengan kritikan bisa mengevaluasi jalan nya pemerintahan tersebut dari kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang diperbuat.Â
Untuk itu janganlah memilih pemimpin yang anti kritik. Pemimpin yang tidak mau di kritik adalah pemimpin yang belum siap untuk menjadi pemimpin yang baik. Karena menerima kritikan yang membangun dapat digunakan sebagai cermin untuk mengukur diri sendiri dan menjadi pemimpin yang ideal untuk kedepannya.
Menurut Kartono (1994), pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengorganisir, mengarahkan usaha atau upaya orang lain sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Oleh karena itu pemimpin yang baik pasti akan ikhlas menerima kritik terhadap dirinya oleh siapapun, tapi dengan catatan bahwa kritik tersebut sifatnya untuk memperbaiki persoalan ataupun masalah yang terjadi akibat dari kebijakan yang telah dikeluarkannya.Â
Menerima kritikan dan teguran memang tidak menyenangkan, tetapi bagi pemimpin yang bijak dan berjiwa besar, kritik bukan hanya celaan ataupun sindiran tetapi juga merupakan motivasi dalam melakukan perubahan. Oleh karena itu disarankan untuk memilih pemimpin yang pro rakyat dan juga siap mendengar aspirasi, kritik maupun solusi dari rakyat nya.Â
Yang perlu di ingat bahwa dalam melakukan kritik hendaknya menggunakan bahasa yang santun dan beretika, tidak perlu menggunakan bahasa provokasi yang bisa menimbulkan kebencian terhadap pemerintah apalagi sampai menyebarkan isu HOAX. (RnP)