Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Pasukan Buzzer"

30 November 2021   22:32 Diperbarui: 30 November 2021   22:52 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Salah seorang anggota Tim Aleph menjadi narasumber yang membeberkan mengenai cara kerja tim mereka. Teknik bercerita ini membuat pembaca seolah-olah tidak membaca sebuah novel tetapi laporan investigasi. Segaa macam teori sudah bersileweran di kepala saat membaca awal novel ini. 

Pembaca tidak akan dikecewakan karena selayaknya novel yang mengandung unsur konspirasi, terdapat sebuah plot twist di dalamnya. Yang mengejutkan, plot twist tadi akan kembali di twist dan endingnya benar-benar tidak terduga. 

Reaksi saya ketika selesai membaca buku ini adalah : Gilaaaa, kok bisa sih kepikiran mainin pembaca gini. Yah, namanya juga "buzzer", pandai memainkan psikologi pembaca dan membuat bingung antara fakta atau hanya rekaan.

Yang saya sedikit menyayangkan, saya tidak merasakan ada ikatan antara tokoh di dalam buku ini. Membaca buku ini memang benar-benar seperti membaca sebuah reportase bagi saya. Jadi begitu buku ini selesai, selesai juga koneksi dengan Tim Aleph ini. Tidak kepikiran bagaimana nasib mereka selanjutnya atau apakah akan ada buku kedua. 

Tokoh-tokohnya hanya seolah sebagai pelengkap saja.  Sebagai warning juga, buku ini diberi label 21+ karena banyak adegan vulgar di dalamnya. Buku ini secara gamblang menggambarkan hubungan anggota Tim Aleph dengan wanita-wanita penghibur dan beberapa bagian cerita wanita-wanita tersebut diberikan sebagai reward di akhir pertemuan Tim Aleph dengan organisasi yang membayar mereka.

Buku pasukan Buzzer ini memberikan banyak gambaran mengenai sisi gelap perang di internet. Para Buzzer ini bukan saja mempromosikan sebuah barang, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai cara untuk menjatuhkan lawan politik atau menutupi sebuah kasus yang sedang menjadi sorotan masyarakat. Chang Kang-Myoung lebih ke mengangkat isu di korea selatan secara khususnya dan di internet secara umumnya. 

Di Indonesia juga sebenarnya sama saja, beberapa media telah mengangkat isu ini tetapi mungkin belum menjadi perhatian masyarakat secara masif. Isu buzzer ini muncul terutama di tahun-tahun politis, dan ada kejadian-kejadian tertentu yang membuat beberapa pihak menutupi kasus tersebut dengan menaikkan tagar-tagar yang menjadi trending di sosial media. 

Di Indonesia mereka ini dikenal sebagai Buzzerp. Sebagai pengguna media sosial, saat melihat sebuah tagar baru trending di platform yang saya gunakan, saya menjadi berpikir, isu apa kira-kira yang sedang berusaha ditutupi. Ah, lama-lama memang internet semakin mengerikan, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun