Berita tentang kecantikan Putri Hijau yang bersinar itu menyebar cepat, melintasi Selat Malaka hingga ke Kesultanan Aceh Darussalam, sebuah kekuatan besar yang disegani.
Pinangan dan Penolakan yang Memantik Murka Sultan
Kecantikan sang putri yang memukau itu membuat Sultan Aceh berhasrat besar untuk memperistrinya. Sultan pun mengirim utusan dengan membawa hantaran pinangan yang mewah dan tak ternilai harganya.Â
Harapannya, pinangan tersebut diterima tanpa kesulitan, mengingat kerajaan Deli Tua adalah kerajaan kecil.
Akan tetapi, pinangan tersebut ditolak mentah-mentah oleh kedua abang Putri Hijau. Penolakan itu bukan didasarkan pada ketidakcocokan harta atau derajat.
Saudara-saudara Putri Hijau menolak karena cinta kasih mereka yang begitu besar dan keinginan untuk melindungi adiknya dari pihak luar. Mereka tidak rela melepas putri kesayangan mereka ke negeri yang jauh.
Oleh karena itu, Sultan Aceh murka besar. Penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap martabat dan kekuasaan Kesultanan Aceh yang agung.Â
Rasa malu dan marah membuat Sultan Aceh segera memerintahkan pengerahan armada perang besar-besaran untuk menyerbu Deli Tua.Â
Dia bertekad untuk mengambil Putri Hijau, entah dengan cara baik ataupun dengan paksa (sumber: Kisah-Kisah Legenda dari Sumatera, B. Siregar, 2011).
Meriam Puntung dan Pertahanan Terakhir