Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Fasilitas Perkeretaapian, Menjaga Nadi Kehidupan Rakyat

8 September 2025   15:01 Diperbarui: 8 September 2025   15:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Api Cikurai saat hendak berangkat dari Stasiun Cibatu menuju Stasiun akhir Pasar Senen, Jakarta. (Sumber: ahmad_kosasih94_real/ig).

Belajar dari Peristiwa Perusakan Fasilitas Publik

Kerusuhan yang melanda beberapa waktu lalu seharusnya menjadi cermin. Bahwa tindakan destruktif tidak pernah menyelesaikan masalah, justru memperburuk keadaan. Fasilitas publik adalah wajah peradaban: bagaimana kita memperlakukan sarana itu, begitulah kualitas bangsa kita terlihat.

Di negara-negara maju, transportasi publik adalah simbol keteraturan dan disiplin. Jepang, misalnya, menjadikan kereta api bukan hanya sarana mobilitas, tetapi juga bagian dari budaya ketepatan waktu dan kebersihan. Kereta tidak dirusak meski ada demonstrasi besar, karena masyarakat paham: merusak fasilitas publik sama dengan merusak diri mereka sendiri.

Indonesia pun seharusnya bisa begitu. Kita tidak kekurangan contoh, hanya perlu kesadaran kolektif.

Menjaga Bersama, Menjaga Harapan

Untuk melindungi fasilitas perkeretaapian dari potensi gangguan, ada beberapa hal penting yang perlu kita lakukan bersama. Kesadaran kolektif menjadi kunci utama. Jangan pernah merasa bahwa kereta hanya milik pemerintah atau perusahaan penyedia jasa.

Kereta adalah milik kita semua. Maka, menjaga, merawat, dan menggunakannya dengan baik adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai warga.

Peningkatan keamanan memang perlu dilakukan oleh pihak penyelenggara bersama aparat. Namun, sekuat apa pun pengawasan, semua akan sia-sia jika masyarakat tidak merasa memiliki.

Karena itu, edukasi publik perlu digencarkan. Masyarakat harus terus diingatkan bahwa merusak fasilitas publik sama saja dengan merusak kesempatan hidup mereka sendiri.

Komunitas pengguna kereta; mulai dari pekerja, mahasiswa, hingga pedagang kecil sebenarnya bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban. Kehadiran mereka di lapangan menjadi mata dan telinga untuk mengantisipasi tindakan yang merugikan. Dengan partisipasi aktif, pengawasan menjadi lebih menyeluruh.

Mari kita renungkan sejenak: setiap kursi di dalam kereta adalah tempat duduk seorang ayah yang berangkat kerja, seorang ibu yang mencari nafkah, atau seorang anak yang menuntut ilmu. Setiap stasiun adalah titik temu harapan, tempat di mana jutaan orang bertemu dengan rezekinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun