Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Menangkap Makna di Tengah Arus Zaman" Catatan Kuliah Umum Bersama Gus Faiz

24 Juli 2025   17:50 Diperbarui: 24 Juli 2025   17:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Ulama, Cermin Sikap terhadap Waktu

Dalam kajiannya, Gus Faiz juga mengisahkan tentang orang-orang saleh terdahulu, seperti; Imam Hasan Basri yang selalu mengisi detik hidupnya agar tak terbuang sia-sia. Ada Abu Abbas Almursi, sufi yang tak pernah lepas dari zikir. Dan Bahlul, tokoh sufi nyentrik yang menertawakan dunia karena tahu betapa fana dan terbatasnya ia.

Mereka bukan hanya menunjukkan bagaimana hidup sederhana, tapi juga bagaimana memaknai waktu sebagai ladang akhirat. Mereka tidak mengejar banyaknya amal, tapi kualitas hubungan dengan Allah. Sebuah pelajaran penting bagi generasi yang terlalu sering mengejar kesan luar, tapi lupa merawat dalam.

Dunia Pasti Berakhir, Tapi Amal Tetap Dihitung

Yang paling menggetarkan adalah kesadaran bahwa waktu dunia ini punya batas. Suatu saat semua akan selesai: pekerjaan, pencapaian, bahkan kehidupan itu sendiri. Dan yang tersisa hanyalah catatan amal.

Saat itu, yang akan menolong bukan gelar atau pengikut, tapi apa yang kita lakukan dengan waktu yang kita miliki. Maka, manusia yang cerdas bukan yang paling sibuk, tapi yang paling mampu memaknai kesibukan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.

Waktu Adalah Ujian, dan Kita Harus Lulus

Kajian ini bukan hanya memberi pemahaman, tapi juga membangunkan kesadaran. Bahwa dalam hidup yang makin sibuk, kita butuh jeda. Bukan untuk berhenti, tapi untuk bertanya: sudahkah kita berjalan ke arah yang benar? Sudahkah waktu kita diisi dengan sesuatu yang bermakna?

Zaman boleh berubah. Teknologi boleh semakin canggih. Tapi nilai waktu akan selalu tetap: terbatas, berjalan satu arah, dan akan dimintai pertanggungjawaban.

Jadi hari ini, di tengah kesibukan kita mengejar karier, deadline, atau scroll media sosial, ingatlah: setiap detik adalah karunia, sekaligus ujian. Jangan biarkan ia berlalu sia-sia.

Karena waktu tak bisa kita simpan, tak bisa kita ulang - tapi bisa kita isi dengan hal yang berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun