Danar sendiri bukan tokoh yang sempurna. Ia punya keputusan yang bisa diperdebatkan. Ia tidak selalu jujur, dan tidak selalu berani. Tapi justru itulah kekuatan novel ini. Bahwa manusia bisa saja menjadi pahlawan bagi orang lain, meski tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.
Tanpa memberikan terlalu banyak spoiler, ending novel ini berhasil membuat hatiku terombang-ambing oleh perasaan dan tanpa disadari air mata ikutan jatuh. Bukan karena kejam, tapi karena jujur. Tere Liye tidak memaksakan happy ending seperti sinetron. Ia memberikan penutup yang sesuai dengan alur dan realitas: bahwa tidak semua orang yang mencintai kita akan bisa menemani kita sampai akhir.
Ada satu adegan penutup yang sangat membekas, ketika Tania akhirnya mengerti, bahwa terkadang kita mencintai orang hanya untuk mempelajari arti kehilangan. Dan bahwa kadang, kehilangan adalah satu-satunya jalan agar kita bisa tumbuh.
Aku agak merasa kurang nyaman dengan jarak usia yang jauh antara Tania dan Danar, terlebih saat cerita berkembang ke arah perasaan romantis. Namun terlepas dari itu, novel ini tetap menyajikan narasi yang mengalir, emosional, dan menyentuh.
Perubahan karakter, terutama pada Tania dan Dede, terasa alami. Dari anak jalanan yang terpaksa mengamen, mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh, cerdas, dan memiliki masa depan. Tania bahkan meraih beasiswa ke Singapura - sebuah puncak dari perjalanan panjang yang dimulai dari sebuah rumah kardus.
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin -Â bukan hanya tentang cinta. Ia adalah cerita tentang perjalanan batin manusia dalam menghadapi luka, belajar menerima kenyataan, dan tumbuh dari rasa sakit. Novel ini tidak mengejar romansa sempurna, melainkan memperlihatkan bahwa mencintai adalah juga tentang menguatkan, meski akhirnya harus melepaskan.
"Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan."
- Tere Liye
Jika kamu sedang berada di fase belajar melepaskan, atau ingin mengerti arti cinta yang tidak egois, maka buku ini akan menjadi teman yang mengerti luka-lukamu tanpa perlu kamu jelaskan. Dari 1-5, aku beri nilai 4 untuk novel yang cukup mengombang-ambingkan perasaanku.Â
Identitas Buku
Judul: Daun Jatuh Tak Pernah Membenci AnginÂ
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)