Terbanggi Besar merupakan salah satu kampung yang terletak di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Berjarak sekitar kurang lebih 75 km dari Kota Bandar Lampung dan dapat ditempuh dengan waktu satu jam tiga puluh menit melalui jalan tol.
Kampung ini telah ditetapkan sebagai kampung wisata pada masa kepemimpinan Bupati Lampung Tengah, Bapak Mustafa yang menjabat pada tahun 2016-2018.
Ada banyak nilai sejarah, adat istiadat, budaya, dan seni. Meski berada di tengah perkembangan modernisasi, nuansa zaman dahulu masih tetap terjaga dengan asri, damai, serta masih bersinergi dengan alam.
Menurut informasi yang penulis peroleh, Kampung Terbanggi Besar merupakan pusat pemerintahan pertama di Lampung, yang mana hal ini ditandai dengan masih adanya peninggalan-peninggalan terdahulu, seperti rumah adat ‘Nuwo Balak’ yang dibangun sekitar tahun 1696 dan Nuwo Kattur (Kantor) yang dibangun pada tahun 1832.
Bangunan-bangunan tersebut masih berdiri kokoh dan terawat. Siapa saja dapat melihatnya secara langsung, karena dibuka untuk umum. Di beranda kantor (Nuwo Kattur) juga terdapat perahu kayu tua berukuran yang cukup besar dan berusia ratusan tahun lamanya, pengunjung yang datang akan disambut dengan pemandangan perahu kayu ini.
Kampung ini menjadi salah satu tempat wisata yang menarik serta layak untuk dikunjungi. Di kampung ini pula terdapat makam penyebar agama Islam pertama di Terbanggi, yakni Syekh Saddatulloh. Menurut informasi dari berbagai sumber, Syekh Saddatulloh masih memiliki garis keturunan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gresik.
Yang tak kalah menarik, ialah banteng bekas peninggalan zaman Belanda. Banteng ini terletak di dekat sungai besar di Kampung Terbanggi Besar. Jika berkunjung ke sini, kita akan disuguhkan dengan pemandangan indah nan sejuk alam sekitar.
Kampung wisata ini adalah warisan yang tak ternilai harganya, sudah selayaknya harus dijaga dan dikembangkan dengan baik pula, karena merupakan kampung tua yang ada di lampung tengah dan memiliki sejarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI