Suatu ketika saat mampir di salah satu instansi pemerintah wilayah Lampung, aku bertemu dengan seorang kuli bangunan. Pertemuan yang tidak disengaja itu membawa keberkahan dan penuh hikmah. Rinai hujan yang turun pun menjadi wasilah hikmah tersebut tersampaikan.Â
Usai santap siang hari itu, aku mampir di salah satu masjid yang ada di kantor instansi pemerintahan tersebut. Siang yang terang tiba-tiba berubah gelap, kepul awan hitam menyelimuti langit Lampung. Segera aku bergegas menuju kendaraan yang aku tunggangi guna melanjutkan perjalanan. Sayangnya, rintik hujan lebih dahulu berlabuh  yang mengharuskan diriku untuk tetap berada di sana untuk berteduh.Â
Sembari menanti  hujan reda, aku duduk di salah satu kursi di pojokan yang tidak jauh dari ruang gudang tepat berada di dekat gerbang belakang kantor. Di sana aku mendapati dua lelaki kuli bangunan yang sedang berbincang, aku pun ikut nimbrung dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.Â
Salah seorang kuli bangunan dengan tinggi semampai, berbadan kurus, dan kulit sedikit gelap komat-kamit. Entah apa yang ia bicarakan, tidak begitu jelas tertangkap oleh telingaku. Hanya kata hujan yang nampak jelas. Mungkin, ia sedang mengeluhkan hujan yang turun pada siang menjelang sore itu, karena kulihat sebelumnya mereka berada di  gasebo lantai dua.Â
Karena suntuk, juga dingin yang menemani hujan kian menderas, pun karena rasa penasaran pada keduanya - aku bergegas makin mendekati mereka dan sedikit basa-basi. Ternyata, kedua kuli bangunan tersebut benar sedang berbicara masalah hujan yang turun.Â
Kuli bangunan yang berbadan kurus mengeluh karena pekerjaannya baru setengah jalan dan belum juga kering, hujan malah turun. Tapi, ada banyak syukurnya yang ia haturkan, karena dengan adanya hujan justru memberikan banyak informasi padanya. Kulihat wajahnya makin riang, raut bahagia makin nampak. Rupanya permasalahan utama pada pekerjaan yang sedang ia kerjakan kini benang merahnya telah ditemukan, berkah air hujan yang makin menderas, menyebabkan ruangan-ruangan yang sedang mereka kerjakan menampakkan kebocoran padanya.Â
Mampir sejenak di artikel berikut!Â
   * Memahami Nilai-Nilai Birrul Walidain Dalam Buku Surat Cinta Buat Ibunda
   * Satu Bus Dibuat Panik di Atas Suramadu
Si kuli bangunan berkata; ada baiknya hujan itu turun sebelum pekerjaan dirampungkan. Karena dengannya mereka jadi tahu kerusakan pada bangunan tersebut terletak di mana saja. Titik permasalahan utama kini diketahui dan bisa dengan cepat teratasi. Bagaimana jika hujan tidak datang pada siang itu dan pekerjaan usai dikerjakan. Namun, masih meninggalkan jejak kerusakan karena titik permasalahan tidak ditemukan. Apalagi bayaran akan mereka dapatkan jika pekerjaan benar-benar selesai dan teratasi.Â