Mohon tunggu...
Cony Avrylia
Cony Avrylia Mohon Tunggu... Accounting student of Mercu Buana University - NIM 43223010040

Mata Kuliah: Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito S.E., AK., M.SI., CIFM., CIABV., CIABG.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menafsir Angka, Memahami Manusia: Refleksi Hermeneutik Wilhelm Dilthey dalam Akuntansi

13 Oktober 2025   16:40 Diperbarui: 13 Oktober 2025   16:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya meyakini bahwa penerapan hermeneutika dalam akuntansi juga dapat memperkuat peran profesi ini dalam membangun peradaban ekonomi yang lebih beretika. Seorang akuntan yang memahami nilai-nilai hermeneutik akan lebih berhati-hati dalam setiap proses pencatatan, lebih terbuka terhadap keragaman perspektif, dan lebih sadar akan dampak moral dari setiap angka yang dipublikasikan. Dengan begitu, profesi akuntansi dapat bertransformasi dari sekadar "penjaga angka" menjadi "penjaga makna."

Pendekatan seperti ini juga memberi arah baru bagi riset akuntansi di Indonesia. Peneliti tidak hanya terpaku pada metode kuantitatif, tetapi juga dapat menggunakan pendekatan interpretatif untuk memahami laporan keuangan sebagai teks sosial yang kaya makna. Penelitian semacam ini dapat menyingkap bagaimana budaya, agama, dan nilai-nilai lokal memengaruhi praktik pelaporan keuangan. Dengan demikian, riset akuntansi tidak hanya menghasilkan teori yang relevan secara akademik, tetapi juga kontekstual dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Sebagai mahasiswa, saya menyadari bahwa hermeneutika bukan sekadar teori filosofis yang jauh dari praktik, melainkan fondasi etis yang menuntun arah profesi. Di masa depan, akuntansi hermeneutik dapat menjadi alternatif bagi dunia bisnis yang haus akan makna dan kejujuran. Ketika akuntansi dijalankan dengan kesadaran moral dan empatik, maka profesi ini tidak lagi dipandang dingin dan mekanistik, melainkan hangat dan manusiawi---sebuah profesi yang benar-benar "memahami manusia di balik angka."

Refleksi dan Penutup

Melalui kacamata hermeneutik Wilhelm Dilthey, akuntansi tampil sebagai cermin kehidupan manusia---tempat nilai, keputusan, dan tanggung jawab saling berkelindan. Laporan keuangan tidak lagi sekadar catatan angka, tetapi kisah moral yang menuturkan siapa yang membuatnya, untuk siapa ia disusun, dan nilai apa yang ingin dijaga.

Sebagai mahasiswa akuntansi, saya belajar bahwa memahami angka berarti memahami manusia. Ketika kita membaca laporan keuangan dengan empati dan refleksi, kita tidak hanya menilai laba atau rugi, tetapi juga kejujuran, solidaritas, dan integritas yang menopang angka tersebut. Akuntansi hermeneutik mengajak kita untuk menilai perusahaan tidak dari besarnya keuntungan, tetapi dari sejauh mana ia bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dalam dunia yang semakin materialistis, pendekatan Dilthey menjadi pengingat bahwa akuntansi sejati adalah akuntansi yang hidup---yang menyatukan logika dan moral, data dan makna, angka dan nurani.

Angka mencatat apa yang dimiliki, tetapi maknanya menyingkap siapa kita dan nilai apa yang kita junjung.

Penulis: Cony Avrylia

Sumber:

Apollo, A., Harian, S. and Herliansyah, Y. (2025) 'Hermeneutics of Schleiermacher , Dilthey , Heidegger and Gadamer on Financial Statements in the Indonesia Stock', 6(3), pp. 1397--1408.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun