Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. -Nelson Mandela-
Saat ini segala lini kehidupan tak lepas dari gadget. Internet pun menjadi andalan. Ojek online salah satu contohnya, memudahkan kita dalam bermobilisasi ke manapun. Hampir semua orang telah menggunakan aplikasi ojek online tersebut. Tidak menutup kemungkinan kita bisa mengetahui cara memperoleh ilmu secara online. Sebab ilmu bisa membantu kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Orang yang sudah bekerja ingin memiliki karier yang lebih tinggi. Namun terkendala pendidikan S1, S2, bahkan S3. Data Bank Dunia tahun 2012 menunjukkan terdapat tiga masalah pendidikan di Indonesia, yakni kurangnya kapasitas pendidikan tinggi (kapasitas yang dimaksud terkait dengan kapasitas di perguruan tinggi yang berkualitas, contoh 3.000 orang yang memperebutkan satu kursi di perguruan tinggi negeri bergengsi), kurangnya kualitas pengajar (di satu sisi, pertumbuhan jumlah tenaga pengajar akan sangat pesat di daerah-daerah di Indonesia. Namun di sisi lain tidak ada yang mau mengajar di daerah seperti Kalimantan atau Sulawesi karena kebanyakan bercita-cita tinggal di pusat), serta sulitnya mendapatkan pegawai untuk mengisi posisi manajamen atau supervisor dengan skill yang cukup.
Pada 2030 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 6 di dunia. Di Indonesia orang sangat memerlukan gelar sarjana. Sementara di luar negeri orang hanya melihat skill. Mereka yang memiliki gelar sarjana memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapat pekerjaan yang lebih bagus. Itupun masih dilihat gelar sarjana dari universitas apa. Masyarakat Ekonomi ASEAN memungkinkan semua orang di Asia Tenggara bekerja di mana pun. Jika tidak punya skill atau belum siap, siapa yang mau menerima. Sebaliknya musuh dari Filipina atau Malaysia akan bekerja di sini, mengisi posisi supervisor yang sulit didapatkan. Itu harus siap diantisipasi. Sebelum orang lain yang mengancam pekerjaan kita, mari upgrade diri!
Data dari Bank Dunia dan UNESCO menyebutkan mereka yang meluangkan waktu di pendidikan tinggi akan memiliki penghasilan lebih tinggi 15%-22% seumur hidupnya. Tahun 1995 ketika orang mengalami kenaikan penghasilan cenderung membeli mobil. Sekarang semakin tinggi penghasilan, mereka ingin sekolah lagi. Itu trend dunia yang akan ada di Indonesia juga.
Ketiga, personal library. Proses pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Contohnya, di kuliah biasa dalam satu kelas ada 25 sampai 40 siswa. Masing-masing dari mereka memiliki kemampuan yang tidak sama. Ada yang daya tangkapnya cepat, ada yang lambat. Jika ada yang belum dimengerti bisa bertanya ke dosen. Berbeda dengan teknologi digital, dosen sudah merekam apa yang dibicarakan. Bisa diulang sendiri oleh siswa sampai ia paham. Dosen tidak protes, begitu pula dengan teman-teman.
Menantang
Di kelas karyawan, setelah seharian mengerjakan urusan kantor tidak fokus mengikuti perkuliahan. Berbeda dengan kuliah online, bisa belajar saat waktu kosong. Hal itu yang membuat faktor kualitas pendidikan online secara penelitian terbukti sama bahkan lebih bagus dari pendidikan offline. Kuliah online tidak lebih mudah dibanding kuliah offline. Saat kuliah biasa kita bisa belajar mendekati ujian. Berbeda dengan kuliah online setiap minggu dipantau perkembangannya dan itu masuk dalam penilaian. Selain itu kuliah online harus mengikuti diskusi atau forum. Tentunya lebih challenging.
Penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan kelas dibagi menjadi kelas konvensional dan kelas online. Siswa diberikan soal ujian yang sama. Hasilnya siswa di kelas online sedikit lebih baik dibanding kelas offline. Mengapa? Pertama, personal life learning, orang belajar sesuai kebutuhannya. Kedua, dosen bisa memantau mahasiswanya sudah belajar atau belum. Kalau mereka belum belajar, diingatkan untuk membaca. Banyak teknologi yang jika diterapkan secara benar justru membantu dan membuat hasil belajar lebih efektif.
Selama ini dalam pandangan orang, belajar online akan ditinggalkan sendiri. Nyatanya ada kontrol. Peran guru atau dosen tetap sangat penting. Walaupun kuliahnya online, dosen tetap ada. Beliau memimpin diskusi dalam live chat yang bisa ditentukan waktunya. Seminggu sekali dosen akan menjawab pertanyaan para siswa. Sementara itu ada forum, tempat siswa bisa bertanya kapan pun. Kuliah online tidak menggantikan dosen. Namun membuat pekerjaan dosen lebih mudah.
Novis menjelaskan empat kriteria program online, yakni harus berkualitas, biaya harus terjangkau, accessible (harus bisa diikuti oleh siapa pun dan di lokasi manapun), dan social goal (walaupun online tetap bisa berinteraksi dengan teman dan dosen). Rencananya HarukaEdu akan menyediakan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Beasiswa itu kerja sama dengan universitas partner.
Teknologi di Indonesia semakin maju, kecepatan internet semakin stabil. Sebenarnya pemerintah juga melihat permasalahan pendidikan Indonesia. Maka pada masa Wapres Boediono dibuat pengajaran online di seluruh Indonesia. Waktu itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyusun cetak biru pengembangan sistem pengajaran online berbahasa Indonesia. Pemerintah memandang ada kebutuhan ke arah sana. Sebagai tindak lanjutnya, dibuat Permen Dikbud RI Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh. Disebutkan perguruan tinggi yang telah memiliki akreditasi A atau B boleh mendirikan atau melakukan kuliah jarak jauh atau kuliah online atau kuliah e-learning serta boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Bahkan pemerintah memberikan grant ke universitas yang membuka online learning.
Selanjutnya pada Maret 2016 Dikti mengeluarkan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh 2016. Sangat jelas pemerintah mendukung sekali pendidikan online. Sebab pendidikan online memberi kesempatan kepada orang yang ingin kuliah lagi serta melanjutkan kuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaan, karier, dan keluarga. Menariknya dikatakan multi entry, multi exit. Jadi orang bisa masuk, keluar, masuk lagi, keluar. Latar belakangnya, ketika bekerja prioritas utamanya bukan pendidikan melainkan pekerjaan. “Misalnya terlalu sibuk pergi dulu, kalau tidak terlalu sibuk kuliah lagi. Itu berlangsung sampai 10 tahun,” kata Novis, pemegang gelar MBA, Finance&Investment The George Washington University-School of Business.
Relevansi
Batasan 10 tahun itu menjawab pertanyaan mereka yang tiba-tiba berhenti kuliah karena pekerjaan atau masalah keluarga yang membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Sementara mereka ingin mendapatkan gelar sarjana. Selain itu membantu putra-putri daerah yang biasanya mencari pendidikan yang lebih baik di Pulau Jawa. Namun dalam pelaksanaannya tidak mau pulang ke daerah asal. Kuliah e-learning membuat mereka bisa belajar dari daerah asal dan bermanfaat bagi daerahnya tanpa harus tergoda oleh kota-kota sentral. Novis menegaskan HarukaEdu bukan universitas atau lembaga pendidikan. HarukaEdu bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang telah memiliki ijin, yakni The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Universitas Wiraswasta Indonesia (S1 Manajemen), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (S1 Akuntansi).
Terkait fenomena banyak kampus yang tidak memperhatikan kebutuhan masa depan para lulusannya, HarukaEdu berupaya membuat silabus yang lebih relevan. Seperti salah satu universitas partner yang membuka program S1 Manajemen, HarukaEdu menyarankan mata kuliah digital marketing. Pasalnya digital marketing semakin penting di Indonesia, semakin banyak orang yang butuh social media marketing. “Tapi kita tidak bisa mengubah kurikulum atau silabus universitas yang bersangkutan. Kami berusaha memasukkan trend yang sedang berkembang,” ujar Novis, pemegang gelar Master Information System Development The George Washington University-School of Business.
Sistem yang dibuat HarukaEdu akan dishare oleh berbagai universitas. Hal itu yang menyebabkan biaya kuliah murah. Content pun dibuat satu kemudian dipakai bersama-sama dengan universitas partner. Targetnya biaya kuliah online ini seharusnya lebih murah daripada offline. Novis menceritakan sebagian siswa yang ditanya mengenai HarukaEdu menilai kuliah online tidak lebih mudah tapi lebih fleksibel. Selain kuliah online, HarukaEdu membuka kelas-kelas online gratis. Contohnya, technopreneurship dengan mengundang pendiri Tokopedia untuk sharing online. Sebenarnya banyak orang Indonesia yang sukses itu senang sekali berbagi. Namun alasannya tidak ada waktu. “Kami bilang, jangan khawatir kami yang datang ke kantor dan merekam. Ternyata banyak yang mau,” kata Novis.
Di tahap percobaan, hasilnya cukup menggembirakan. Dari target 100 orang yang mendaftar dalam dua minggu ada 2.000 orang. Tidak hanya dari seluruh Indonesia, juga orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Novis berharap kerja sama tidak hanya dengan perguruan tinggi, juga dengan siapa pun yang punya kurikulum training offline. Nantinya ada training dan certification. HarukaEdu melihat 10 tahun mendatang skill lebih penting dari ijazah. Tujuan akhirnya adalah life long learning yang mudah untuk semua orang di satu platform. “Membantu orang lain yang terbatas materi atau uang,” kata Novis.
Novis mengakui selama ini tidak sulit mendapatkan investasi karena demand pendidikan ini sangat pesat. Selama demandnya besar, investor mau memberikan dana. Aplikasi yang dibuat HarukaEdu bisa berjalan tanpa koneksi internet. Selain itu ada beberapa content bisa disave di smartphone. Misalnya siswa saat bekerja di kantor download materi ke laptopnya. Malamnya ia bisa belajar tanpa koneksi internet. Aplikasi pun dibuat seminim mungkin, jauh lebih ringan.
HarukaEdu sempat bekerjasama dengan JobsDB, memberikan informasi lapangan pekerjaan untuk kualifikasi tertentu. Rencananya dibuat platform Online Career Center. Selain itu pelatihan membuat resume, job interview, hingga cover letter secara gratis. Untuk mengatasi kendala komunikasi verbal dalam kuliah e-learning, LSPR dengan program Master of Arts in Communication Studies menugaskan siswanya melakukan presentasi melalui video. Selanjutnya video itu dikomentari oleh dosen dan teman-teman.
Jangan takut dengan teknologi karena teknologi tidak bisa dihindarkan dan teknologi tidak akan menggantikan manusia. Namun kita wajib menguasai teknologi supaya kita tidak dikuasai teknologi.
Tertarik mengikuti kelas online di HarukaEdu?
https://www.facebook.com/harukaedu
https://twitter.com/harukaedu_id