Mohon tunggu...
Michael  Turnip
Michael Turnip Mohon Tunggu... Koki - Chef Turnip

Saya Seorang Chef, dari dapur dan dari memasak saya bisa mengajarkan kepada anak anak saya tentang sebuah proses, tidak hanya menikmati hasil di meja makan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan di Masa Sulit

9 Juli 2020   00:27 Diperbarui: 9 Juli 2020   00:17 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perubahan memang terasa sulit pada awalnya, tapi jika sudah terbiasa akan terasa mudah dan membawa keuntungan bagi kita. Di masa-masa maraknya wabah Corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, termaksud beberapa rekan kerja saya banyak yang di rumahkan. Kita tidak bisa menyalahkan pihak lain, semua harus memahami keadaan yang memang sulit ini. Bukan hanya kami yang profesinya juru masak banyak yang berprofesi lain pun mengalami hal yang sama. Pertanyaan nya mampuhkan kita bertahan di masa sulit seperti ini?

Kita bisa jika kita berfikir bahwa kita bisa.

Sebagai juru masak yang kehilangan pekerjaan kita bisa bertahan dengan sedikit modal untuk memulai usaha berjualan makanan di rumah dengan kemampuan yang kita miliki. Awalnya memang sulit tapi kita harus bisa, mau tidak mau harus kita lakukan agar kita mampu bertahan. Bersyukur kita masi di beri kekuatan tenaga dan kesehatan, banyak orang di luar sana yang senasib dengan kita, tapi mereka dengan gigih bertahan. Tak jarang dari mereka hanya bermodal nekat demi bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Jika kita pergi ke pasar-pasar tradisional banyak kita jumpai ibu-ibu tua bahkan bisa di bilang nenek- nenek yang seharus nya mereka di rumah tapi mereka tetap giat berusaha yang mereka kumpulkan tidak lah banyak hanya recehan dari hasil menjual bahan rempah dan sayuran. Mereka tidak putus asa bahkan selalu tersenyum menyapa pembeli. 

Mereka seolah -olah tidak takut bahaya dan tidak perduli dengan apa yang sedang terjadi saat ini, yang mereka tahu bagaimana bisa terus berjualan dan bisa bertahan hidup di tengah-tengah pandemi  covid-19 ini. Bagaimana dengan kita yang mempunyai keahlian, kekuatan bahkan kelebihan dari orang-orang yang di bawah kita. 

Apakah kita pantas untuk mengeluh. Bangunlah dan bangkitlah memulai usaha yang baru di tengah suasana yang baru atau new normal ini, banyak hal yang bisa kita lakukan meskipun hanya berjualan cilok atau apapun itu. Percayalah usaha apapun yang kita bangun jika kita tekun dan bersabar tidak akan menghianati hasil.

Sudah seharus nya kita bertahan hidup dan memulai hal yang baru di tengah masa sulit ini. Tuhan pasti membantu hamba nya yang benar-benar berusaha dan selalu bersyukur atas apa yang terjadi. Dengan mumulai usaha baru dan terus bertekun dalam doa dan usaha lambat laun kita terbiasa dengan suasana ini. 

Masing-masing orang sudah memiliki takdir dan rejeki nya sendiri, jangan pernah takut meski banyak orang berjualan di luar sana. Kita bisa berjualan online atau membuat gerobak makanan dan lain sebagainya, tidak ada yang hina meski sekarang kita tidak bekerja lagi di restoran mewah atau hotel berbintang. 

Semua pekerjaan dan usaha ada harga nya dan pantas di hargai apapun itu asalkan halal. Kita harus melihat dan mengambil pelajaran dari orang-orang di luar sana yang dengan gigih berjuang demi bertahan hidup. Tetaplah optimis dan berfikir positif, wabah ini pasti berlalu dan masa sulit akan berakhir. 

Tetap ikutin protokol kesehatan di mana pun kita berada. Semoga Tuhan yang maha Esa selalu menjaga kita dan keluarga kita dari segalah macam virus dan Tuhan selalu memberi kekuatan kepada kita untuk mampu melewati ujian ini. Kita bersyukur atas hal- hal baik yang Tuhan berikan. Kita juga harus bersabar atas hal-hal buruk yang terjadi saat ini, karena dari situ kita belajar menjadi kuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun