Desa Margoanyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, menyimpan banyak potensi usaha kecil yang kreatif. Mulai dari olahan bandeng, produk jajanan rumahan, hingga berbagai makanan khas desa. Namun, selama ini banyak pelaku UMKM Desa Margoanyar masih mengandalkan promosi tradisional. Produk mereka bagus, tapi jangkauannya terbatas hanya di sekitar desa.
"Kalau ada orang luar desa mau beli, biasanya bingung cari alamatnya. Kadang harus tanya ke tetangga dulu," cerita salah satu pelaku UMKM.
Kondisi inilah yang kemudian dilihat oleh mahasiswa KKN 05 ITBADLA Lamongan 2025. Dalam program kerja bertema digitalisasi UMKM, mereka membantu masyarakat untuk mendaftarkan usaha ke Google Maps.
Before: UMKM Sulit Ditemukan Konsumen
Sebelum terdaftar di Google Maps, UMKM di Desa Margoanyar menghadapi banyak kendala:
Konsumen kesulitan menemukan lokasi usaha karena tidak ada penanda digital.
Promosi hanya dari mulut ke mulut, sehingga pasar terbatas.
Produk bagus tapi tidak dikenal masyarakat luar desa.
Belum ada rekam jejak digital yang bisa meningkatkan kepercayaan pembeli.
Akibatnya, meski banyak UMKM memiliki kualitas produk unggul, daya saing mereka masih kalah dengan usaha lain yang sudah lebih modern.