Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tinta dan Tindakan: Kisah Inspiratif Seorang Guru dalam Revolusi Merdeka Belajar

31 Mei 2023   21:20 Diperbarui: 31 Mei 2023   21:38 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: justice-everywhere.org

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata "Merdeka Belajar"? 

Sebutlah Bu Tutik, seorang guru PPKN yang telah berjuang keras menerapkan inisiatif pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini. Bagi Beliau, kata tersebut merupakan sebuah manifestasi dari kebebasan belajar yang sebenarnya.

Latar belakang komitmen pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Merdeka Belajar bermula dari satu kesadaran: setiap anak unik dan berbeda. Program ini membuka jalan bagi anak-anak untuk lebih mendalami minat dan bakat yang mereka miliki, dan bukan hanya berfokus pada nilai atau prestasi akademik semata.

Berbagai perubahan pun harus Bu Tutik lakukan sebagai guru untuk mendukung program ini. Paling tidak, tiga aspek harus beliau transformasikan yaitu: mindset, eksplorasi kurikulum yang out of the box, dan penguasaan teknologi pendukung. Semuanya beliau lakukan untuk satu tujuan, yakni untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi murid-murid Bu Tutik.

Transformasi Mindset untuk Merdeka dari Batas dan Standar

Pada tahap awal transformasi mindset ini, Bu Tutik harus menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari melepaskan paradigma lama yang selama ini menjadi landasan dalam proses belajar mengajar, hingga merasa ragu dan takut akan perubahan yang belum tentu menghasilkan hasil positif. Namun, keyakinan Bu Tutik bahwa setiap anak memiliki potensi unik untuk dikembangkan menjadi landasan bagi Bu Tutik untuk berani mencoba dan beradaptasi dengan pendekatan baru.

Bu Tutik memulai dengan merubah cara Bu Tutik memandang keberhasilan dalam belajar. Bukan lagi sekadar nilai ujian atau kepatuhan terhadap aturan, tetapi lebih kepada perkembangan keterampilan dan minat individu murid. 

Apakah mereka dapat mengekspresikan diri dengan baik? Apakah mereka dapat menunjukkan pemahaman mendalam tentang topik yang mereka minati? Apakah mereka menunjukkan kreativitas dan inisiatif dalam belajar? Itulah indikator keberhasilan baru dalam pandangan Bu Tutik.

Dalam prakteknya, perubahan mindset ini bukan hanya mengubah cara Bu Tutik mengajar, tetapi juga bagaimana beliau berinteraksi dan berkomunikasi dengan murid-murid. Bu Tutik berusaha untuk lebih mendengarkan, memahami, dan mendukung mereka, baik dalam kegiatan belajar maupun dalam kegiatan lainnya yang sesuai dengan minat dan bakat mereka..

Eksplorasi Kurikulum yang Out of the Box

Sebagai seorang guru PPKN, tugas Bu Tutik tidak hanya mengajarkan tentang norma, hukum, dan hak serta kewajiban warga negara, tetapi juga membantu murid untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Program Merdeka Belajar memberikan peluang yang luar biasa bagi Bu Tutik untuk mengeksplorasi cara-cara baru dalam menyampaikan materi PPKN.

Misalnya, ketika mengajarkan tentang demokrasi, Bu Tutik tidak hanya menjelaskan tentang definisi dan prinsip-prinsip demokrasi, tetapi juga memanfaatkan metode role-play atau simulasi. Murid-murid diberikan skenario dan ditantang untuk memainkan peran tertentu, misalnya sebagai anggota parlemen atau rakyat biasa. Mereka lalu diajak untuk berdiskusi, berargumen, dan mengambil keputusan, sehingga mereka dapat merasakan langsung bagaimana proses demokrasi berjalan.

Selain itu, Bu Tutik juga mencoba untuk mengaitkan materi PPKN dengan isu-isu aktual dan relevan. Misalnya, ketika membahas tentang hak asasi manusia, Beliau bisa mengajak murid untuk membahas kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia atau di negara lain. Atau, ketika membahas tentang pancasila sebagai ideologi bangsa, Bu Tutik bisa mengajak mereka untuk merenungkan dan berdiskusi tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan cara ini, murid-murid tidak hanya memahami konsep-konsep dalam PPKN secara teoritis, tetapi juga dapat melihat relevansinya dalam kehidupan nyata. Mereka belajar bahwa PPKN bukan hanya materi yang harus dihafal untuk ujian, tetapi juga merupakan pengetahuan yang penting untuk mereka sebagai warga negara dan anggota masyarakat.

Penguasaan Teknologi dalam Menunjang Efektivitas Belajar

Penguasaan teknologi menjadi kunci penting dalam mewujudkan Merdeka Belajar. Sebagai guru, Bu Tutik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang efektif dan menarik bagi murid.

Untuk itu, Bu Tutik berupaya mempelajari dan memanfaatkan berbagai platform belajar online. Mulai dari platform pembelajaran umum seperti Google Classroom dan Zoom, hingga aplikasi lainnya yang dirancang untuk memudahkan proses belajar. Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, sehingga Beliau berusaha menyesuaikan penggunaannya dengan kebutuhan dan kemampuan murid.

Pemanfaatan teknologi ini tidak berhenti pada penggunaan platform belajar online saja. Bu Tutik juga berupaya untuk memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan materi. Misalnya dengan membuat video pendek yang menjelaskan konsep atau materi tertentu, atau dengan memanfaatkan aplikasi interaktif yang dapat membantu murid memahami konsep dengan lebih baik.

Lebih jauh lagi, Bu Tutik juga berusaha untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk mengevaluasi dan memonitor perkembangan belajar murid. Dengan teknologi, Beliau dapat memberikan feedback yang lebih cepat dan tepat kepada murid. Selain itu, teknologi juga memungkinkan Bu Tutik untuk melakukan penilaian formatif yang lebih beragam, mulai dari kuis online hingga proyek kolaboratif yang melibatkan keterampilan digital.

Namun, penting juga bagi Bu Tutik untuk selalu menyadari bahwa teknologi hanyalah alat, dan bukan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Meski teknologi dapat memberikan banyak kemudahan dan keuntungan, tetap saja peran guru sebagai pengarah dan fasilitator proses belajar tidak dapat digantikan. Oleh karena itu, Bu Tutik selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pendekatan pembelajaran yang humanis dan berpusat pada murid.

Melalui berbagai perjuangan tersebut, Bu Tutik berharap bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya untuk selalu ber inovatif dan berani menerima perubahan. Bu Tutik percaya bahwa, dengan kerja keras dan dedikasi, kita bisa menciptakan generasi yang cerdas dan mandiri, sesuai dengan visi dari program Merdeka Belajar ini.

Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani - Ki Hajar Dewantara

Pentingnya Menggandeng Orang Tua dalam Transformasi

Bagi Bu Tutik, peran orang tua siswa juga sangat penting dan fundamental dalam keberhasilan Merdeka Belajar. Meski ada tantangan dalam mengubah paradigma mereka, Beliau berusaha menjelaskan pentingnya pendekatan ini bagi perkembangan anak. 

Bu Tutik berusaha menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang menghafal dan mengulang, tetapi juga tentang berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

Hasil Perubahan dan Dampak bagi Murid

Perubahan yang terjadi dalam metode pembelajaran dan kurikulum ini memberikan dampak yang sangat signifikan pada perkembangan murid. Dalam pandangan Bu Tutik sebagai guru PPKN, murid-murid tampak lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Namun, perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada mata pelajaran PPKN saja.

Sebagai contoh, dalam mata pelajaran matematika, Bu Tutik sebagai wali kelas dapat melihat beberapa murid yang awalnya kesulitan dengan konsep-konsep matematika, kini mulai menunjukkan peningkatan. Mereka tidak lagi melihat matematika sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai tantangan yang bisa mereka pecahkan. Hal ini terjadi karena pendekatan belajar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka.

Begitu juga dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Murid-murid mulai lebih aktif dalam diskusi dan lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat mereka. Mereka juga lebih termotivasi untuk membaca dan menulis, karena mereka diberi kebebasan untuk memilih topik yang menarik bagi mereka.

Bahkan dalam mata pelajaran olahraga, perubahan ini juga tampak. Murid-murid yang biasanya enggan berpartisipasi alias malas gerak (mager) dalam pelajaran olahraga, kini tampak lebih antusias. Mereka mulai menyadari bahwa olahraga bukan hanya tentang kompetisi dan menang kalah, tetapi juga tentang kesehatan, kerja sama, dan sportivitas.

Perubahan ini menunjukkan bahwa pendekatan Merdeka Belajar bukan hanya berdampak pada mata pelajaran tertentu, tetapi juga pada seluruh aspek perkembangan murid. Dengan pendekatan ini, murid bukan hanya belajar untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian, tetapi juga belajar untuk menjadi individu yang berpikir kritis, kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.

Menuju Masa Depan dengan Merdeka Belajar sebagai Norma Baru

Program Merdeka Belajar telah membuka mata Bu Tutik tentang potensi luar biasa yang dimiliki setiap anak. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu mereka mencapai potensi mereka dan menjadi individu yang berdaya.

Untuk itu, penting bagi kita semua, baik sebagai guru, orang tua, maupun masyarakat umum, untuk mendukung program ini. Kita perlu melihat bahwa pendidikan bukan hanya tentang mencapai standar, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana setiap anak bisa berkembang dan meraih mimpi mereka.

Menjadi seorang guru dalam era Merdeka Belajar ini memang tantangan. Namun, melihat bagaimana murid-murid Bu Tutik berkembang dan melihat kegembiraan di mata mereka saat mereka belajar, Bu Tutik merasa bahwa semua usaha dan perjuangan ini sangatlah berharga.

Akhirnya, Bu Tutik percaya bahwa program Merdeka Belajar adalah langkah yang benar menuju pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Dengan semangat ini, mari kita ciptakan generasi cerdas dan mandiri yang akan menjadi pemimpin masa depan bangsa kita.

Merdeka Belajar, Merdeka Berpikir, Merdeka Berkarya. Inilah masa depan pendidikan di Indonesia, sebuah masa depan di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk meraih impian mereka.

Salam Pendidikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun