Profesi akuntann memegang peranan krusial dalam menjaga transparasi dan kepercayaan di dunia bisnis. Lebih dari sekedar angka, seorang akuntan adalah penjaga integritas finansial, dan oleh karena itu, perilaku etis adalah fondasi tak tergoyahkan. Tanpa etika, profesi ini akan kehilangan kredibilitasnya dan berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi individu maupun perekonomian.
Lalu, seperti apa contoh perilaku etis yang harus dipegang teguh oleh setiap akuntan?
1. Integritas Jujur dalam setiap laporan
Seorang akuntan yang etis akan selalu menjunjung tinggi integritas. Ini berarti bersikap jujur dan lugas dalam semua transaksi profesional dan hubungan bisnisnya. Mereka tidak akan pernah memanipulasi angka atau menyajikan informasi yang menyesatkan, meskipun ada tekanan dari pihak manapun.
Contoh perilaku:
Bayangkan seorang akuntan diminta oleh kliennya untuk "mengatur" laporan keuangan agar terlihat lebih menarik bagi investor, meskipun sebenarnya ada beberapa kerugian yang signifikan. Akuntan yang berintegritas akan dengan tegas menolak permintaan tersebut, menjelaskan konsekuensi hukum dan etika yang bisa timbul, serta menyarankan klien untuk menyajikan data sebenarnya. Ia akan membantu klien mencari solusi yang etis dan legal untuk mengatasi masalah keuangan mereka, bukan menutupinya.
2. Objektivitas : Bebas dari konflik kepentingan
Objektivitas adalah pilar penting lainnya. Akuntan harus memastikan bahwa penilaian profesional mereka tidak bisa atau terpengaruh oleh konflik kepentingan. Mereka mampu memberikan pendapat yang tidak memihak, tanpa memandang hubungan personal atau kepentingan finansial.
Contoh perilaku :Â
Seorang akuntan publik ditunjuk mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan dimana salah satu anggota keluarganya memiliki saham mayoritas. Untuk menjaga objektivitas, akuntan tersebut harus menolak penugasan audit tersebut dan merekomendasikan akuntan lain yang tidak memiliki hubungan kepentingan dengan perusahaan. Ini dilakukan untuk menghindari persepsi adanya keberpihakan dan memastikan hasil audit yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian : Terus belajar dan teliti