Mohon tunggu...
Citra Faradila
Citra Faradila Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi kelayakan bisnis sebagai pilar utama UMKM

21 September 2025   10:11 Diperbarui: 21 September 2025   10:11 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel berjudul "Studi Kelayakan Bisnis sebagai Pilar Strategis Penguatan UMKM di Era Disrupsi Digital" menyoroti betapa pentingnya studi kelayakan bisnis (SKB) untuk menjaga keberlanjutan sekaligus meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

UMKM selama ini dikenal sebagai penopang utama perekonomian Indonesia, dengan kontribusi besar terhadap PDB serta peran penting dalam menyerap tenaga kerja. Meski begitu, sektor ini masih dihadapkan pada beragam tantangan, mulai dari keterbatasan manajemen, sulitnya akses permodalan, hingga tuntutan untuk cepat beradaptasi dengan arus digitalisasi.

Studi kelayakan bisnis (SKB) merupakan alat strategis yang sangat penting bagi UMKM untuk mempertahankan keberlanjutan dan meningkatkan daya saing di era digital yang penuh disrupsi. Meskipun dikenal sebagai penopang utama perekonomian Indonesia karena kontribusinya yang besar terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, sektor UMKM menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan manajemen, akses permodalan yang sulit, dan keharusan beradaptasi dengan digitalisasi. SKB membantu UMKM meminimalkan risiko kegagalan dengan menganalisis berbagai aspek seperti pasar, keuangan, teknis, hukum, dan sosial. Selain itu, SKB juga menjadi panduan untuk perencanaan jangka pendek dan panjang, serta meningkatkan kepercayaan dari investor dan lembaga keuangan.

Ketika dikombinasikan dengan strategi digitalisasi, SKB memberikan peluang bagi UMKM untuk mengidentifikasi kebutuhan digital yang paling mendesak, memilih teknologi yang tepat, dan mengantisipasi risiko yang mungkin muncul. Studi ini juga membantu UMKM menghitung aspek finansial terkait biaya dan manfaat jangka panjang, serta menyesuaikan model bisnis konvensional ke format digital seperti direct-to-consumer atau e-commerce. Dengan SKB, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar hingga ke tingkat internasional dengan memanfaatkan data digital, strategi pemasaran daring, dan platform e-commerce global.

Keberhasilan digitalisasi UMKM tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti literasi digital, kesiapan budaya organisasi, dukungan manajemen, dan keterampilan sumber daya manusia. Contoh nyata keberhasilan ini terlihat pada UMKM batik di Jawa Tengah yang berhasil menembus pasar Eropa melalui strategi pemasaran berbasis storytelling budaya, yang menambah nilai dan membedakan produk mereka di pasar global. Kesimpulannya, SKB adalah fondasi penting bagi UMKM dalam menghadapi disrupsi digital, membantu mereka memperkuat posisi di pasar, mengurangi risiko, dan menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.

Studi kelayakan bisnis tidak lagi bisa dipandang hanya sebagai dokumen administratif, melainkan sebagai alat strategis yang membantu:
1. meminimalisasi risiko kegagalan melalui analisis pasar, keuangan, teknis, hukum, dan sosial,
2. menjadi panduan perencanaan baik jangka pendek maupun panjang,
3. meningkatkan kepercayaan investor dan lembaga keuangan,
4. mendukung UMKM dalam proses transformasi digital, serta
memastikan usaha tetap berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Ketika dipadukan dengan strategi digitalisasi, studi kelayakan memberi peluang bagi UMKM untuk:
 * mengenali kebutuhan digitalisasi yang paling mendesak, memilih teknologi yang sesuai, sekaligus mengantisipasi risiko,
menghitung aspek finansial terkait biaya dan manfaat jangka panjang,
menyesuaikan model bisnis konvensional menuju format digital seperti direct-to-consumer, layanan berlangganan, atau e-commerce,
memperluas jangkauan pasar hingga ke tingkat internasional dengan memanfaatkan data digital, strategi pemasaran online, dan platform e-commerce global.
Artikel ini juga menegaskan bahwa keberhasilan digitalisasi UMKM tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh literasi digital, kesiapan budaya organisasi, dukungan manajemen, dan keterampilan sumber daya manusia. Salah satu contoh nyata ditunjukkan oleh UMKM batik di Jawa Tengah yang berhasil menembus pasar Eropa melalui strategi pemasaran berbasis storytelling budaya, yang mampu menambah nilai sekaligus membedakan produk mereka di pasar global.
Kesimpulannya, studi kelayakan bisnis adalah fondasi penting bagi UMKM dalam menghadapi era disrupsi digital. Dengan analisis yang komprehensif dan integrasi pada strategi digitalisasi, UMKM dapat memperkuat posisi mereka di pasar, mengurangi potensi risiko, serta menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun