Mohon tunggu...
Cipta Mahendra
Cipta Mahendra Mohon Tunggu... Dokter - Dokter yang suka membaca apapun yang bisa dibaca.

Kesehatan mungkin bukan segalanya, tapi segalanya itu tiada tanpa kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kenapa Kita (Harus) Bersekolah?

28 Juni 2021   23:26 Diperbarui: 29 Juni 2021   07:52 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sekolahan. (KOMPAS. com/FITRI R)

Tetap saja sekolah itu penting ya, kata semua orang. Tapi kok setelah dipikir-pikir sepintas barusan, banyak yang tidak terpakai yah? Saya sih memang bukan ahli pendidikan. 

Saya seorang dokter, bukan guru, tapi setidaknya ada beberapa maksud atau tujuan yang bisa saya dapatkan--setelah dipikir sendiri--dari bersekolah, sesuatu yang sudah saya tuntaskan sejak hampir satu dekade lalu.

1. 'Menyeragamkan' isi kepala setiap murid dengan perkembangan ilmu terkini yang sudah dicapai peradaban manusia

Saya jadi teringat, saya pernah membaca sebuah opini pendidikan di koran Kompas--saya lupa edisi kapan dan siapa penulisnya, tapi saya ingat betul ada di koran itu--yang pernah mengemukakan bahwa filosofi manfaat paling dasar pendidikan itu salah satunya adalah untuk memberi 'update' ilmu pengetahuan yang sudah dicapai peradaban manusia kepada semua murid yang belajar di sekolah.

Kita tahu kalau semua disiplin ilmu pengetahuan, apapun itu, pasti ada perkembangannya. Ilmu biologi--sebagai salah satu ilmu alam--satu atau dua dekade lalu tentu tidak sama dengan ilmu biologi masa sekarang, yang sudah diselingi banyak penemuan baru sejalan dengan penelitian yang terus dilakukan.

Begitu juga dengan ilmu alam lain seperti fisika dan kimia. Ilmu sosial--sosiologi, ekonomi, geografi, dan sebagainya--pun pasti ada sesuatu yang baru setelah sekian lama waktu berlalu.

Kita sebagai manusia - yang lahir dengan isi kepala kosong - yang hidup dan menjadi salah satu warga planet ini sudah wajib hukumnya untuk menjadi bagian dari dinamika kehidupan Bumi ini, yang utamanya yaitu mengetahui apa saja yang sudah dan perlu diketahui untuk berkontribusi terhadap kemajuan peradaban manusia kedepannya. 

Bayangkan kalau kita tidak sekolah; tidak tahu apa-apa layaknya manusia zaman purbakala. Butuh waktu ratusan ribu tahun untuk homo sapiens--spesies manusia modern, kita--untuk memajukan peradaban dari membuat api dengan menggosok batu dan kayu sampai menemukan dan mengedit susunan genetik tubuh, menciptakan robot, membuat mobil terbang, dll dsb. 

Anak-anak zaman sekarang tentu tidak lagi harus menempuh sendiri waktu dan pengalaman selama itu untuk penemuan-penemuan semacam itu kan? Cukup dengan mendengar ajaran dari sekolah tentang timeline peradaban manusia dan apa itu genetik, listrik, kecerdasan buatan, ini dan itu. Beres...

Mungkin inilah yang jadi penjelasan kenapa tampaknya zaman sekarang ini tas sekolah anak lebih besar daripada zaman dulu; perkembangan ilmunya sudah lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya.

Mungkin itu juga yang menjadi alasan saya merasa materi pelajaran sepupu saya itu jadi lebih 'prematur'; yang pada masa saya dulu baru dipelajari ketika kelas 7, masa sepupu saya itu jadi kelas 6 atau bahkan 5 akhir.

Materi-materi yang lebih baru tampaknya menggeser materi sebelumnya menjadi bahan lebih dini supaya bisa dimasukkan sebagai ilmu dasar baru yang harus dipahami dan dikuasai para murid sekolah.

2. Memberi 'selayang pandang' untuk bidang ilmu yang dimaksud dan persiapan sebelum masuk tingkat kuliah (sarjana/strata)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun