Mohon tunggu...
Cintia Gita Pramesi
Cintia Gita Pramesi Mohon Tunggu... Penulis - Communication | Sharing Oriented | Instagram: gitaaa.c

❝Manusia terhebat dengan ide terhebat sekalipun bisa dijatuhkan oleh orang terkecil dengan pola pikir tersempit—tetaplah berpikir besar.❞ (John Maxwell)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Psikologi Trading: Jangan Pakai Emosi

9 September 2022   13:58 Diperbarui: 12 September 2022   21:00 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi marah. (sumber: shutterstock via kompas.com) 

Tantangan: Jatuh dan Bangun

Mempelajari dunia saham bukanlah suatu hal yang mudah. Kita diproses melalui jatuh dan bangun di dalam perjalanannya. Ada yang langsung sukses dalam waktu cepat, namun ada juga yang mencapai titik kesuksesan melalui waktu yang begitu lama. 

Tetapi, jangka waktu mencapai kesuksesan di dunia saham tidak memiliki jangka waktu yang sama bagi setiap orang. Tidak ada waktu yang pasti kapan seseorang akan sukses dan tidak ada ukuran waktu yang menunjukkan bahwa seseorang itu gagal dalam proses. 

Saham bukanlah judi yang tak memiliki ilmu dan penuh spekulasi. Mindset belajar adalah hal yang sangat penting bagi kita ketika sedang berjuang untuk memahami dan mempelajari market. Setiap orang tentunya memiliki prosesnya masing-masing. 

“Hari ini saya loss cukup banyak. Haruskah saya berhenti sampai di sini?”

“Kemarin saya penuh penyesalan karena tidak dapat memperoleh profit.”

“Teman saya jauh lebih sukses perjalanannya dibandingkan saya, sepertinya saya memang gagal.”

“Mental saya down karena selalu tergocek fake bid dan guyuran.”

“Saya tidak mau melanjutkan ini.”

Ada banyak sekali tantangan, tetapi musuh terbesar dalam market adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita dapat mengatasi pikiran pesimis, rasa bersalah dan ingin berhenti, kekecewaan, dan hilangnya kepercayaan diri? Bagaimana kita harus menghadapi tantangan yang berkaitan tentang diri sendiri?

Trading tanpa Emosi

Menganalisa saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal, tetapi keberanian untuk mengeksekusi dan mengimplementasikan hasil analisa membutuhkan mental yang kuat, percaya diri dan yakin dengan apa yang telah kita analisa. 

Terkadang, sudah menganalisa dengan baik, tetapi tidak berani untuk entry. Sudah memiliki rencana yang matang, tapi takut dan terlambat hingga kehilangan banyak momentum.

Gunakan prinsip Trading tanpa Emosi! Terdapat 4 emosi yang sering terjadi ketika sedang trading, yaitu fear (Takut), greedy (Tamak), regret (Menyesal), dan hope (harapan)

Dokumen pribadi | Edited by Canva | Cintia Gira
Dokumen pribadi | Edited by Canva | Cintia Gira

1. Fear (Takut)

Ketakutan terjadi ketika kita tidak percaya dengan diri sendiri, meskipun sudah memiliki rencana yang matang tetapi takut untuk memulai. 

Cara untuk mengatasi fear adalah mencoba. Resiko yang pasti terjadi dalam saham adalah profit atau loss, keduanya pasti terjadi, namun untuk mengatasinya kita harus menetapkan batasan loss, supaya masih terukur dan dapat dievaluasi. 

Mencoba untuk melawan ketakutan dapat diseimbangi dengan trading plan. Kapan kita harus entry, take profit, hingga cut loss-nya. Jadi, satu-satu nya cara untuk mengatasi ketakutan adalah dengan mencoba dan melawannya, dengan penuh hati-hati.

2. Greedy (Tamak)

Rasanya sangat menggiurkan ketika kita entry saham, kemudian harga semakin meningkat. Namun, jangan lupa untuk take profit, ya! karena profit sesungguhnya adalah ketika kita sudah melakukan take profit

Hal yang biasanya terjadi adalah merasa tidak cukup ketika mendapatkan profit sehingga timbul rasa ingin saham tersebut terus bergerak naik supaya bisa cuan sebanyak-banyaknya. 

Dalam mengatasi greedy, kita harus memiliki mindset “secukupnya” sesuai dengan trading plan. Jangan sampai rasa tidak puas terus menghantui dan pada akhirnya menggerus profit yang seharusnya dapat kita ambil.

3. Regret (Menyesal)

Terlambat take profit atau cut loss, terlambat entry saham, dan kehilangan momentum, rasanya menjadi hal yang sangat disayangkan oleh para trader, muncul perasaan “Aduh, harusnya tadi saya take profit!”, “Ah, sayang banget! Tau gitu tadi gue gak usah entry aja.” dan bentuk penyesalan lainnya. 

Cara untuk mengatasi perasaan menyesal adalah dengan cara mengikhlaskannya. Masih ada waktu yang sangat lama dan cukup panjang bagi kita untuk memanfaatkan momentum di waktu selanjutnya. 

Terlambat mengeksekusi saham, loss, dan kehilangan momentum bukanlah akhir dari perjalanan. Jadi, tidak masalah, kita masih bisa mencobanya di hari esok dan jangan lupa untuk evaluasi agar tidak terulang kembali.

4. Hope (Harapan)

Market bukanlah manusia yang dapat mengerti bagaimana kita berharap, satu-satunya cara menganalisa market adalah melalui analisis teknikal. 

Maka, ketika kita hanya berharap “Please dong, terbang ayo naik harganya naik tinggi please gue udah entry nih.” atau “Semoga saham ini bisa naik tinggi banget, tolong ya gue gak mau loss.” pemikiran penuh dengan harapan seperti ini tidak dapat menjamin terimplementasinya harapan kita. 

Jadi, ketika kita berharap, seimbangi rasa berharap itu dengan potensi yang dimiliki oleh saham tersebut melalui analisis, bukan spekulasi. 

Cara untuk mengatasi harapan ini adalah sadari bahwa emosi seperti ini tidak bisa dimengerti oleh saham, jadi kita tetap harus memiliki strategi batasan tertentu di harga berapa akan take profit dan di harga berapa harus cut loss. Jangan takut untuk cut loss jika potensi sahamnya sudah tidak bagus.

Jadi, untuk para trader yang masih memiliki pergumulan ketika bertransaksi saham, perlahan tapi pasti bisa lebih tenang dalam menghadapi market. Ingat ya, trading tanpa menggunakan emosi.

Menuju pencapaian memang butuh proses dan psikologi trading adalah salah satu bagian dari proses. Selamat belajar dan jangan menyerah, istiralahlah kalau dirimu butuh istirahat dan berjuanglah ketika dirimu sudah siap untuk bertempur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun