Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Ibu Bohong

30 Agustus 2020   00:20 Diperbarui: 1 September 2020   18:33 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

"Menurutku iya, Bu."

"Kotor?"

"Ya tidak sih. Tapi menyakitkan, Bu."

"Ada ibu. Kamu cukup dengarkan kata ibu. Kamu jangan ingat-ingat kata-kata tidak baik yang telah kau dengar!"

Alarm berbunyi kencang. Adzan sudah berkumandang.

Sudah lama tak menginjakkan kaki di mesjid. Rasanya maghriban di mesjid mungkin akan membuatku jauh lebih tenang.

Memang kamu itu siapa?

Kamu itu siapa?

Kamu itu siapa?

Ya Allah, kenapa kata-kata ini memenuhi pikiranku.

Seandainya ibu tahu, mungkin Ibu akan sedih. Aku yang diperlakukan seperti ratu oleh ibu, tak akan senang ibu mendengar anaknya dibuat menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun