Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangis Tak Pernah Habis

1 Agustus 2020   01:49 Diperbarui: 1 Agustus 2020   13:56 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by Pixabay.com

"Aku tidak tahu Bram. Sekarang jika aku berani untuk lepaskan diri dari Bowo, apakah kamu berani melepaskan diri dari Nadya. Sementara aku tahu bahwa kamu baik-baik saja?"

"Pulang yuk, sudah jam Sembilan. Aku rasa kamu perlu istirahat.!"

Ah Bram kebiasaan.

Selalu membuat pernyataan dan pertanyaanku menggantung.

Tak kuiyakan ajakan Bram. Aku masih ingin sendiri. Namun hatiku kembali memanas. Bram tidak tahu bahwa hubunganku dengan Bowo benar-benar hanya formalitas. Aku rasa saat ini yang bisa kulakukan adalah mendoakan agar Bowo menadapatkan penggantiku.

"Enak saja kamu mau lepas dariku. Aku tak akan biarkan kamu tenang. Nanti kalau aku dapat yang baru akan aku kenalkan padamu. Doa saja yang kencang."

Aku hanya bisa diam. Kembali mengingat semua perlakuan Bowo membuatku menjadi perempuan tak berguna. Tak pernah sekalipun Bowo melukai badanku. Janjinya pada Bapak dia tepati.

Namun hatiku terlalu banyak sayatan.

Aku terpuruk.

Bowo mengikatku. Bram menggantungku.

Dan aku tak punya pilihan selain kembali meratapi hidup lalu membiarkan tangisan terus menemani sisa hariku. Entah sampai kapan?.

Aku sulit jatuh cinta dan aku ikuti jalan Tuhan.

#Bandung, 01 Agustus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun