"Gimana sih caranya menulis artikel yang menarik untuk Blogger?"Â Saya kerap kali diserang dengan pertanyaan ini baik saat bertemu dengan orang baru maupun melalui kanal sosial media. Jawabannya ya cuma satu, menulis. Karena kita gak akan bisa jadi seorang Blogger kalau tidak diawali dengan menulis.
Sesuai dengan namanya, Blogger akan menulis pada media blog, baik itu Blogspot, Wordpress maupun platform lain seperti Kompasiana. Apakah cukup hanya dengan menulis saja? Tentu saja tidak. Seperti Kang Pepih Nugraha, salah satu pemateri Danone Blogger Academy Batch 3 mengatakan, seorang penulis harus memiliki ciri khas yang diperkaya dengan informasi dan data yang disajikan dalam tulisan. Bedanya dengan jurnalis, seorang Blogger bisa lebih fleksibel saat menyampaikan informasi. Meski begitu, Blogger juga harus tunduk pada pedoman dan etika secara universal, misalnya tidak menyebarkan hoax, tidak berbohong, tidak berbuat kriminal, tidak menimbulkan kontroversi apalagi menyinggung soal SARA.
Lalu, apa aja sih kiat menulis artikel yang menarik pembaca? Pertanyaan ini yang mengantarkan saya berangkat ke Bali bersama 9 peserta Danone Blogger Academy 2019. Saya menyadari bahwa saat ini Blogging menjadi salah satu daya tarik untuk banyak orang dan brand, baik itu sebagai media komunikasi maupun promosi. Namun, menjadi Blogger yang bisa dipercaya dan tulisannya enak dibaca itu tidak mudah. Semoga tulisan ini gak bikin kalian bosan dan masih mau scroll down ya.
Sebagai pemanasan, Kang Pepih, begitu beliau akrab disapa, menampilkan tiga foto yang harus kami tuang kedalam tulisan. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, Kang Pepih hanya menyimpulkan, dari semua statement carilah data sebab data merupakan kunci bagi seorang penulis, termasuk Blogger.
Pentingnya Data Driven Journalist
Kang Pepih menyampaikan, tulisan yang kita sajikan harus didasari oleh data. Fungsi data akan membawa kearah mana tulisan kita dan bisa mempengaruhi keputusan masyarakat luas sehingga dapat dikatakan bahwa penulis tidak boleh mengabaikan data, justru harus "sadar data".
Sumber data bisa datang dari luar dan dari dalam. Sumber data yang berasal dari luar bisa diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara sumber yang berasal dari dalam yaitu dari diri kita sendiri seperti menggunakan bantuan internet by searching Google dan social media. Atau bahkan melakukan riset sendiri melalui Google Form atau Instagram Polling. Saya sendiri sering menggunakan keduanya untuk melengkapi tulisan di blog.
Sebelum diolah, data yang diperoleh harus disaring terlebih dahulu untuk dicari kebenarannya. Sebab banyak juga informasi beredar namun belum terjamin kebenarannya. Jangan salah ya, netizen sekarang kritis lho. Sedikit saja keliru menyampaikan berita, bisa penuh isi email dan DM Instagram kita. Oleh sebab itu, saya pun menyampaikan permohonan maaf jika tulisan ini belum lengkap. Proses Data-Driven Journalism yang dijelaskan Kang Pepih, terdiri dari: Perolehan data -- filtering data -- visualize -- story
News Value atau Nilai Berita
Menulis akan sia-sia jika tidak memberikan nilai manfaat atau value bagi orang banyak. Menulis harus memiliki nilai berita. Pada tulisan sajikan sesuatu yang memiliki manfaat untuk pembaca dan masyarakat. Setiap hari kita bisa menemukan banyak ide untuk menulis. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, misalnya menulis tips memasak, melaporkan kejadian dan lainnya. Namun dari sekian banyak kejadian dan ide yang muncul, tidak semuanya memiliki daya tarik untuk dibaca. Misalnya, ada kejadian tabrakan sepeda di pasar. Hal tersebut bisa saja menjadi bahan tulisan tapi menarik tidak untuk dibaca orang? Sepertinya kejadian tersebut sudah terlalu biasa ya.
Seperti yang dikatakan oleh John B. Boghart, city editor surat kabar The Sun di New York, Ketika ada peristiwa anjing menggigit orang, itu bukan berita karena sudah sering dan banyak terjadi. Lain hal ketika ada kejadian orang menggigit anjing. Bisa kita buat menjadi sebuah berita yang memancing rasa penasaran pembaca.
Selain bermanfaat atau memiliki nilai berita, tulisan harus "berdampak" bagi lingkungan dan masyarakat luas. Dampak yang dimunculkan dari tulisan bisa jadi dampak psikologis dan dampak fisik.
Contohnya, "Bali terancam kekeringan pada tahun 2020." Siapa kira-kira yang terdampak dari tulisan tersebut? Kita bisa memperkirakan berita tersebut akan dibaca oleh siapa. Dalam hal ini, berdampak bagi masyarakat asli Bali, baik yang menetap di Bali (dampak fisik atau jarak) maupun orang asli Bali yang merantau di Jakarta bahkan di luar negeri (dampak psikologis).
Penting dan Menarik
Kang Pepih menegaskan, suatu kejadian akan memiliki nilai berita yang bisa kita tuliskan ketika bermakna penting bagi masyarakat atau menarik bagi khalayak. Misalnya berita kenaikan harga BBM yang penting untuk dibaca masyarakat. Atau berita tentang konser Westlife di Palembang yang menarik untuk dibaca penggemarnya.
Consequnce atau Akibat
Nilai akibat dari sebuah berita bisa menetukan tingkat nilai berita tersebut. Semakin tinggi akibat yang dihasilkan, semakin tinggi nilai berita tersebut. Misalnya, saat ada berita gempa bumi di Banten, masyarakat langsung share berita dan update sosial media tentang duka yang dialami sodara kita di Banten. Terlebih kejadian ini juga menelan korban dari kalangan artis dan musisi nasional sehingga akibat dari berita tersebut langsung muncul dan ramai.
Tokoh Berita yang terkenal (Famous)
Tokoh yang diberitakan bisa orang, benda atau tempat. Misalnya pernikahan Raisa dan  Hammish Daud yang menjadi berita, sementara pernikahan saya tidak ada yang memberitakan. Atau ketika Garuda Wisnu Kencana sudah selesai dibangun ramai diberitakan, sementara tugu di balai desa tempat tinggal saya tidak ada yang memberitakan. Sebab ada unsur Famous, pengaruh sisi "terkenal" dari suatu barang atau benda, orang dan tempat.
Drama dan Konflik
Tulisan harus memiliki tokoh yang diceritakan, plot, alur, lokasi, solusi dan resolusi. Kang Pepih mencontohkan, tulisan yang memiliki nilai drama seperti upaya manusia mengelilingi dunia sehingga membuat pembaca penasaran dengan apa yang dilakukan tokoh.
Berikutnya tulisan yang memiliki nilai konflik juga kerap menjadi santapan banyak orang, misalnya bentrokan warga, tawuran pelajar dan lainnya.
Weird
Saya jadi teringat dengan salah satu program televisi yang isi programnya hanya mengutip video dari Youtube saja. Tapi tetap menarik untuk dilihat sebab mereka menyajikan infomasi yang aneh dan tidak lazim ditemukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya 7 penyakit langka di dunia, 3 binatang laut yang mirip dengan burung serta cerita horror yang menarik audience.
Destiny
Tulisan tentang takdir hidup seseorang juga memiliki daya tarik sendiri. Misalnya juara olimpiade Fisika tingkat nasional yang berasal dari keluarga pemulung. Atau kisah petani yang sukses menyekolahkan ketujuh anaknya hingga sarjana. Destiny dari setiap tokoh bisa mempengaruhi keputusan seseorang.
Magnitude
Besaran atau angka yang disajikan dalam tulisan turut mempengaruhi nilai berita. Misalnya saat terjadi gempa bumi, orang akan mencari tau berapa besar guncangan yang dihasilkan.
Menentukan Jalan Cerita - Storytelling
Storytelling merupakan cara bercerita dengan menggambarkan suasana yang biasanya diadopsi pada dongeng anak-anak. Kenapa menulis harus memiliki unsur storytelling? Alasannya supaya enak dibaca. Storytelling sebagai narrative dan descriptive digabungkan menjadi narrative-descriptive.
Kang Pepih kemudian menjelaskan, sedikitnya ada tujuh unsur storytelling yang menarik menurut Christopher Booker sepanjang sejarah, diantaranya:
- Overcoming the monster, bisa digunakan pada kisah dengan latar keberhasilan tokoh meskipun harus melewati banyak tantangan.
- Rags to Riches, merupakan tulisan yang diawali dengan menceritakan masalah atau kekurangan lalu diakhiri dengan cerita kebaikan. Misalnya, tulisan tentang perjuangan suami-isteri pada awal pernikahan, laluu endingnya mereka hidup dengan cukup penghasilan dan memiliki keturunan.
- Voyage and return, mengisahkan sebuah perjalanan tokoh, seperti berkelana atau pencarian jati diri. Storytelling Voyage and return baik untuk membicarakan tentang manfaat membuka diri terhadap pengalaman baru misalnya.
- The Quest (pencarian), cara bercerita ini mengingatkan saya dengan film Lord of The Rings, dimana tokoh utama bersama teman-temannya melakukan sebuah perjalanan demi pencapaian tertentu.
- Comedy, agak sedikit berbeda dari yang saya bayangkan. Menurut Christopher Booker, comedy pada storytelling yaitu jalan cerita yang ringan, terkadang berfokus pada tokoh baik itu pria maupun wanita yang ditakdirkan bersama namun harus berpisah karena faktor lain dari luar.
- Tragedy, termasuk salah satu jalan cerita yang unik karena kebanyakan berakhir menyedihkan. Misalny, tokoh yang berkarakter baik kemudian harus dihukum atau mendapatkan musibah karena pelanggaran. Amanat yang disampaikan pada cerita Tragedy, kita bisa belajar dari tokoh, bagaimana mengambil keputusan dalam hidup supaya tidak berakhir menyedihkan.
- Rebirth, berbalik dari Tragedy, pada Rebirth tokoh utama justru mengalami perubahan menjadi lebih baik. Pada awal cerita tokoh biasanya memiliki masalah dengan dirinya atau masa lalunya. Lalu karena satu hal atau peran tokoh lain, dia jadi berubah menjadi lebih baik.
Kiat Mencari Ide Tulisan
Nah, setelah membaca sekian banyak penjelasan, kira-kira sudah mulai terbayang kah akan menulis dengan jalan cerita seperti apa? Atau masih bingung? Tenang, sekarang cari tiang buat pegangan dulu sambil baca 3 kiat mendapatkan ide tulisan dari Kang Pepih.
- Cari inspiarasi dari cerita atau tulisan yang sudah ada. Atau bisa juga loh mendapatkan ide menulis dari sebuauh lagu, film, berita, current issues dan lain sebagainya.
- Awali dengan pertanyaan "Bagaimana jika ...?"
- Cari ide dengan bebas, bisa dengan berkumpul dengan penulis lain, mind mapping, mengenali karakter pembaca dan ketahui tujuan menulis. Biasanya setelah menentukan tujuan menulis, kita jadi bisa mengarahkan ide dan tulisan berikutnya.
Tips Mudah Membuka Tulisan
- Dengan pertanyaan.
- Dengan pernyataan atau Quotes.
- Dengan aksi. Misalnya "orang itu mengais-ais sampah ternyata dia adalah seorang pemulung yang...."
- Dengan setting waktu. "Pada suatu hari..."
- Setting tempat. "Sampah menggunung diujung alun-alun."
- Penggambaran sosok orang, contoh karakter, sepert "Tubuhnya kekar bak..."
- Perintah.
- Percakapan.
Kesimpulan
Materi ini saya dapatkan di hari pertama Danone Blogger Academy Batch 3. Jika dilihat, sepertinya sulit sekali ya mulai menulis itu, tapi percaya deh kalau kita sudah menjaga konsistensi menulis, sambil terus diasah dan belajar, kita akan menemukan formula yang nyaman untuk kita gunakan saat menulis. Serunya, sebagai Blogger saya memiliki kebebasan untuk bercerita dengan gaya Bahasa saya sendiri. Tantangannya, dengan maraknya media baru yang gak tau asal muasalnya, banyak juga berita hoax yang beredar. Disinilah peran Blogger, untuk memutus mata rantai penyebaran hoax dan menyirami berita yang menginspirasi banyak orang. Jadi, kapan kamu mulai menulis?
https://cicidesri.comÂ