Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Presidensi G20 Momentum Manis Mengangkat Ekonomi Inklusif Perempuan

30 Juli 2022   20:42 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:43 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: tangkapan layar via: kompas.com

"Sejalan dengan target pemerintah untuk melahirkan entrepreneur sejati, terutama entrepreneur perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas yang punya daya juang tinggi serta menciptakan peluang-peluang usaha, maka kesempatan menjadi pemegang Presidensi G20 ini harus kita jadikan sebagai momentum untuk memperkenalkan pemberdayaan ekonomi inklusif bagi perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas".

Berdasarkan ketetapan dari Riyad Summit 2020, Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai pemegang Presidensi Group of Twenty (G20) di tahun 2022 ini. Terpilihnya Indonesia untuk memegang Presidensi G20 di tahun 2022 ini sangat-sangat patut untuk kita syukuri.

Betapa tidak, di tengah ancaman krisis yang diakibatkan oleh merebaknya pandemi Covid-19, yang tidak saja memberikan ancaman serius terhadap kesehatan populasi dunia, akan tetapi juga secara langsung memberikan ancaman serius terhadap kestabilan ekonomi global.

Belum lagi upaya keluar dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 tuntas, muncul lagi ancaman global dari krisis geo politik antara Rusia--Ukraina, yang secara langsung menyeret Amerika Serikat dan juga Uni Eropa yang merupakan anggota dari G20 ke dalam konflik panas yang bisa mengarah pada hal yang tak terbayangkan.

Gelombang krisis sudah mulai nampak, salah satunya dengan kebangkrutan yang dialami oleh Srilanka, ini merupakan sinyal waspada tidak saja bagi anggota G20 dari wilayah Asia tetapi juga bagi negara-negara anggota G20 dari wilayah lainnya. Dan ini tentu saja menjadi isu penting yang akan dibawa dalam agenda-agenda G20 selama setahun penuh ini di Indonesia.

Sekaitan dengan hal tersebut, Presidensi G20 yang mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger' menjadi sangat relevan dan aktual untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh masyarakat global. Mengutip dari situs Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, dengan tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan tentu saja berkelanjutan.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa keanggotaan dari G20  ini merepresentasikan lebih dari 60% populasi dunia, mencakup 75% perdagangan global, serta 80% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dunia.  Anggota G20 terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Brazil, Argentina, Arab Saudi, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Tiongkok, Afrika Selatan, Australia, Inggris, Italia, Jerman, Rusia, Perancis,Turki, dan Uni Eropa.

Momentum sebagai pemegang Presidensi G20 harus betul-betul memberi manfaat yang signifikan tidak saja bagi pemerintah, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Momen ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia potensi-potensi besar yang dimiliki Indonesia.

Seperti diketahui, dalam momentum G20 kali ini, ada tiga topik utama yang menjadi perhatian. Pertama, topik terkait arsitektur kesehatan global, yang meliputi penggalangan dana global, ketahanan dan standar kesehatan global yang harmonis. 

Kedua, isu terkait transformasi ekonomi & digital yang akan mencakup desain ulang tata kelola ekonomi global dengan teknologi digital. Ketiga adalah transisi energi, dimana G20 akan mendorong terbentuknya sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang adil.

Dari ketiga topik utama dalam agenda G20 2022 ini, salah satu yang bisa langsung kita manfaatkan sebagai pemegang Presidensi G20 adalah topik kedua, yakni transformasi ekonomi dengan teknologi digital.

Melalui forum G20 ini, Indonesia tidak saja berkesempatan untuk mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. 

Tetapi momentum ini juga harus dimanfaatkan secara serius untuk memperkenalkan potensi ekonomi kita, terutama yang terkait dengan pemberdayaan dan pembangunan ekonomi inklusif bagi perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.

Sebagai pemegang Presidensi G20, Indonesia memiliki keistimewaan dalam hal setting agenda, termasuk dalam menentukan isu apa yang akan diangkat.  Dalam hal ini Indonesia dapat memperkuat sektor kunci ekonomi melalui forum negosiasi G20 yang salah satunya adalah dalam ekonomi digital.

Begitu banyak program-program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, termasuk bagi kaum perempuan, pemuda dan juga penyandang disabilitas yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga, baik itu lembaga pemerintah maupun non pemerintah, termasuk Bank Indonesia yang boleh dikata sebagai ujung tombak dan patron bagi pelaksanaan pemberdayaan ekonomi inklusif.

Di events G20 kali ini, akan ada setidaknya 150 pertemuan dan side events yang akan diadakan di 19 kota seluruh Indonesia selama 2022 ini. Diperkirakan acara ini akan dihadiri oleh kurang lebih 20.988 delegasi. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 yang akan berlangsung sekitar bulan November 2022, setidaknya akan hadir 39 negara dan organisasi internasional.

Sebagai tuan rumah kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin setiap momentum dan kesempatan untuk menjadikan setiap events dari G20 sebagai etalase bagi produk-produk kita, terutama dalam hal ini produk dari UMKM kita dan khususnya lagi dari UMKM yang dikelola oleh perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.

Dari catatan Kementerian Koperasi dan UKM, tercatat jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tahun 2019 mencapai 65,47 juta unit UMKM. Sementara itu, dari catatan Biro Pusat Statistik (BPS) sebanyak 64,5 % dari total UMKM dikelola oleh kaum perempuan. Sebagai tambahan bahwa dari hasil lembaga Sasakawa Peace Foundation & Dalberg, mencatat persentase wirausaha perempuan di Indonesia mencapai 21 persen.

Namun, yang masih menjadi persoalan bahwa baru terdapat 19 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masuk ke ekosistem digital hingga Mei 2022, dari target 30 juta UMKM yang go digital di tahun 2024. Total omzet dari keseluruhan UMKM yang go digital cukup menjanjikan mencapai Rp 500 triliun hingga Rp 600 triliun. 

Dan ini masih berpotensi untuk ditingkatkan, apalagi jika berhasil menembus pasaran global yang bisa kita upayakan melalui kesempatan Presidensi G20 ini.

Mengangkat dan memanfaatkan isu pemberdayaan ekonomi inklusif perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas dalam momentum G20 merupakan sebuah langkah penting, mengingat bahwa pemberdayaan ekonomi dunia saat ini berfokus pada pemberdayaan inklusif bagi perempuan, pemuda dan juga penyandang disabilitas.

Dengan ini, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas yang belum sepenuhnya memiliki akses ke ekosistem pembiayaan dan digital dapat dijembatani melalui kebijakan-kebijakan domestik terutama dari Bank Indonesia. Karena dengan terhubung ke ekosistem pembiayaan dan digital, akan mampu menunjang keberlangsungan usaha dan peningkatan bisnis UMKM, terlebih di masa pemulihan dari krisis ini.

Kita tentu berharap bahwa, momentum langka yang mungkin baru akan terulang lagi 20 tahun akan datang dapat menciptakan kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G20 dan terutama Indonesia harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi dimana kita menjadi pusat atau setidaknya sebagai bagian terpenting dari pengembangan ekosistem tersebut.

Produk-produk UMKM yang memiliki potensi dan target pasar global cukup bervariasi, mulai dari produk mebel, kriya, dan kuliner. Tantangan terbesar dari produk-produk UMKM kita adalah dalam mengenalkan produk serta pemasaran produk ke pasaran internasional, termasuk juga dalam hal logistik.

Tantangan inilah yang mesti kita tembus melalui momentum sebagai pemegang Presidensi G20. Kesuksesan sebagai pemegang Presidensi G20 bukan hanya pada tataran penyelenggaraan event serta pencapaian kebijakan-kebijakan yang bersifat makro, namun sangat diharapkan langsung pula menembus kepada kebijakan-kebijakan mikro yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat dari Sabang sampai ke Merauke melalui keterlibatan sinergis semua pihak.

Sudah menjadi kewajiban semua stake holder untuk memanfaatkan momentum Presidensi G20 ini, keterlibatan serta sinergi yang maksimal dari semua pihak untuk memanfaatkan setiap kesempatan memperkenalkan keunggulan-keunggulan dan potensi-potensi yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun