Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Katoba di Muna, Adaptasi Budaya Lokal dan Ajaran Islam

18 September 2021   06:31 Diperbarui: 18 September 2021   06:51 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Katoba (Foto: Alimudin for Zonasultra.com)

Setelah acara inti atau acara puncak ini selesai, sampailah pada tahap terakhir ritual yaitu “nasehat katoba”, yang berisi petuah-petuah kepada anak-anak yang menjalani katoba, mengenai bersikap baik kepada anggota keluarga inti, tatacara bersuci dan tatacara menjaga keseimbangan hubungan dengan sesama manusia dan juga alam  semesta (hakkunaasi).

Rangkaian ritual “ nasehat katoba" ini, sebenarnya harus disampaikan dalam bahasa daerah Muna, namun oleh karena perkembangan jaman banyak anak-anak yang sudah kurang paham berbahasa daerah, maka tidak ada masalah jika menyampaikannya dalam bahasa Indonesia, atau disampaikan dalam bahasa Muna lalu diterjemahkan dan dijelaskan dalam bahasa Indonesia.

“Nasehat Katoba” ini terdiri dari tiga bagian nasehat atau petunjuk yakni:

1. Lansaringino (Bersikap Baik kepada Anggota Keluarga Inti)

Lansaringino ini berisi syair-syair yang disampaikan secara turun temurun hingga saat ini.

“Ama oomu itu atawa tapino dadino ama oomu itu; omotehie, oumadhatie, omankataoe, omasibhalae, ohindedeane, omaoloane, omoniniane rampano sababuno ama oomu bhae tapino ama oomu itu lansaringino Allahu Taala mentaleano.”
“Ina oomu itu atawa tapino dadino ina oomu itu; omotehie, oumadhatie,omankataoe, omasibhalae, ohindedeane, omaoloane, omoniniane rampano sababuno ina oomu bhae tapino ina oomu itu lansaringino Nabii mentaleano.”
“Isa oomu itu atawa tapino dadino isa oomu itu; omotehie, oumadhatie,omankataoe, omasibhalae, omaoloane, omoniniane, rampano sababuno isa oomu bhae tapino isa oomu itu lansaringino malaekati mentaleano.”
“Ai oomu itu atawa tapino dadino ai oomu itu; omoasiane, oumadhatie, omasibhalae, ohindedeane, omaoloane, omoniniane, rampano sababuno ai oomu bhae tapino ai oomu itu lansaringino muumini.”
“Sangkenapi oomu itu, atawa potoha oomu umuru itu, atawa mosiraha oomu itu atawa bhari-bharie manusia itu, omotehie, oumadhatie, omankataoe, omasibhalae, ohindedeane, omoasiane, omaoloane, omoniniane, rampano sababu sangkenapi oomu itu atawa bhari-bhari manusia itu sansaringino badha sebadha ini.”

Secara garis besar syair itu dapat diartikan:

“Ayahmu atau yang seumur dengan ayahmu, hendaknya kamu  takuti, hormati, hargai, patuhi sebab ayahmu dan yang sebaya dengan ayahmu adalah ibarat atau semisal Allah yang nyata.”
“Ibumu atau yang sebaya dengan ibumu, hendaknya kamu takuti, hormati, hargai, patuhi sebab ibumu dan yang sebaya dengan  ibumu ibarat atau semisal Nabi Muhammad yang nyata.”
“Kakakmu atau yang sebaya dengan kakakmu, hendaknya kamu takuti, hormati, hargai, patuhi sebab kakakmu dan yang sebaya dengan kakakmu itu ibarat atau semisal malaikat yang nyata.”
“Adikmu atau yang sebaya dengan adikmu, hendaknya kamu sayangi, hargai sebab adikmu dan yang sebaya dengan adikmu  ibarat atau semisal mukmin.”
“Orang-orang yang sebaya denganmu atau manusia seluruhnya, hendaknya kamu takuti, hormati, hargai, sayangi, kasihi sebab yang sebaya denganmu dan manusia seluruhnya ibarat atau semisal diri kamu sendiri.”

2. Ka’alao Oe (Tata Cara Bersuci)

Setelah imam usai mengajarkan lansaringino yaitu perlunya menjaga sikap kepada seluruh anggota keluarga inti, imam melanjutkan petuahnya tentang tata cara bersuci dan macam-macam air yang mensucikan. Dalam masyarakat Muna, pengajaran tentang hal ini disebut dengan kaalano oe. Kaalano oe dalam bahasa Muna berarti tata cara mengambil air, akan tetapi yang dimaksud disini adalah tata cara bersuci yaitu berwudhu, mandi bersih (junub) dan istinja. Imam  akan menanyakan lebih dahulu kepada anak, apakah mereka sudah mendapatkan pelajaran tentang tata cara bersuci di sekolah atau di rumah jika anak sudah paham maka imam hanya akan menambahkan hal-hal tentang hakikat yang belum dipahami oleh si anak. Anak juga diperkenalkan macam-macam air yang dapat menyucikan. Air-air tersebut di antaranya adalah oeno ghuse (air hujan), oeno kamparigi (air sumur), oeno tehi (air laut), oeno aloma (air embun), oeno saliji (air salju/es), oeno laa (air telaga/sungai) dan oeno lede (air ledeng)

3. Hakkunaasi (Menjaga Keseimbangan Hubungan dengan Sesama Manusia dan Alam Semesta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun