Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Katoba di Muna, Adaptasi Budaya Lokal dan Ajaran Islam

18 September 2021   06:31 Diperbarui: 18 September 2021   06:51 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Katoba (Foto: Alimudin for Zonasultra.com)

Nasehat yang disampaikan di dalam Hakkunaasi ini berisi syair-syair yang berbeda antar syair untuk anak laki-laki dengan anak perempuan.

Syair atau nasehat untuk anak laki-laki berbunyi:

“Ane okumala omempali-mpali oomu, gara bhahiomora oomu kokantisano bakeno kapaea nao tahamo, bakeno lemo atawa bhakeno foo nookunimo, mahingga omogharo oomu atawa mahingga omoaho oomu, paeho naembali ta-omeuta oomu tabea emealai-ane oomu deki nae kakantisano itu (oghomolie oomu nae kakantisano itu). Tabea ani omesuamoomu welo katondotondono itu, maka pae naembalia omefindahi kokarawuna ghofano atawa gholeno labu, kobhakeno palolano atawa kobhakeno methawa. Maanano tabea omapalie oomu welo galu, rampa sababu dofekiri dua kantisa aitu kaasi nabinasamo, bhae dofekiri dua kokantisano itu, ka-asi nabatalamo.”

Yang artinya:

“Jika kalian sedang berjalan-jalan tiba-tiba melihat buah pepaya, jeruk atau mangga yang sudah menguning, meskipun  kalian lapar dan haus tidak boleh langsung memetik buah. tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya (harus membelinya). Jika kalian memasuki sebuah kebun dan melihat ada gundukan ubi talas, kalian tidak boleh menginjak tanaman ubi talas, buah labu, tanaman terong atau ubi jalar orang lain. Tanaman itu harus disingkirkan lebih dulu sebelum  melangkah, sebab kasihan ia akan hancur dan kasihan pula  bagaimana perasaan yang memiliki tanaman itu.”

Syair atau nasehat untuk anak perempuan berbunyi:

“Neseghonu wakutuu nando bhae mosiraha oomu moghane nae salo nae gholi bakeno kapaea, naegholi bhakeno lemo atawa nae gholi bhakeno foo. Mahingga nama angkooomu soo gholino sonigholino itu, iatu kadekiho dua waane oomu nimesalono itu, bhae kadekiho dua alae oomu gholino sonigholino itu. Maka forato fekata-taae oomu moghane somegholino itu nada aini, ane ompu-mpu omegoli mefeenaghao deki nae nae amaku bhanae inaku. Nahumundagho kaawu amaku bhae ianaku itu naembalimo itu omegholi. Ane omempali-mpali wekomegahaluno koe meuta kobhakeno palolan.”

Yang artinya:

“Suatu saat ada seorang laki-laki yang ingin membeli buah pepaya, buah jeruk atau buah mangga. Meskipun dia sudah akan  menyerahkan uang pembelian tersebut, jangan langsung diberikan dan jangan langsung menerima uang pembelian tersebut. Beritahu secara baik-baik pada laki-laki itu bahwa jika sungguh-sungguh ia ingin membeli buah-buahan tersebut ia harus meminta izin terlebih dahulu kepada ayah dan ibu. Jika ayah dan ibu telah setuju tentang pembelian itu, maka ia boleh membelinya. jika kamu berjalan di kebun orang, jangan sembarang memetik terong orang lain.”

Metafor-metafor yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan dalam katoba sebagaimana di atas memiliki dimensi pengajaran yang sangat luas. Ajarannya bukan hanya yang tersurat dalam kalimat-kalimat tersebut, tetapi lebih dalam adalah makna yang tersirat dari itu.

Dalam hal ini Imam atau orangtua si anak yang mendampingi akan memberikan penjelasan kepada si anak terkait makna syair atau nasehat yang disampaikan tersebut, bukan saja sebagaimana makna yang tersurat misalnya untuk tidak merusak tanaman atau hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta, tetapi juga menjelaskan makna tersirat yang lebih dalam dari itu yaitu ajaran moralitas antara hubungan laki-laki dan perempuan yang punya batasan-batasan yang ketat dalam tradisi masyarakat Muna. Jika hakkunaasi ini dilanggar, masyarakat suku Muna percaya bahwa hal itu akan mendatangkan bencana dan malapetaka bagi yang melanggarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun