Rinai gerimis di negeri Gandhara menyapa dengan perlahan
daun kenanga di halaman istana kerajaan berguguran
di atas rerumputan, di tepi kolam-kolam yang resah
serdadu tua duduk merenung melelehkan airmata
Zaman telah berubah
memakan peradaban hingga menjadi dangkal
anak negeri menyerah diterjang gelombang zaman
bertekuk lutut, tapi masih berdiri dengan pongah
Pokok kamboja di kompleks pekuburan raja-raja tumbuh kering
yang dulu angker kini telah kehilangan keramatnya
senasib dengan UUD negeri Gandhara yang telah kehilangan tuah
akan diobok-obok dengan amandemen politisi lalim
Negeri Gandhara kini
seperti sarden yang terperangkap di jaring hutang
dipilah pilih oleh negara yang memberi mereka uang
pasrah, mencocok hidung sendiri di ekor bangsa asing
merenda takhayul atas nama pembangunan
Negeri Gandhara kini
seperti pekuburan yang sunyi sepi ditinggal kuncen
kritik yang dulu bergaung di jalan-jalan, menggetarkan penguasa
kini bungkam oleh segepok uang dan setitik jabatan atau ada juga yang dibungkam oleh senjata dan penjara
Wahai anak muda
tetaplah bertahan, seperti cadas yang dihempas gelombang
dekap eratlah akal sehat dan suara jiwa kalian
meskipun dipaksa tercampak di comberan kekuasaan