Seperti serumpun bambu
kita diam
menemani sungai yang semakin dangkal
entah sampai kapan
hanya menjalani takdir
Di hilir kotak batu telah berbuah
menabur benih dunia
memanggil massa yang bersemangat
tumbuh dan terus tumbuh
sebentar lagi kita hanya sebatang bambu
Kita seperti burung putih yang sendiri
dengan punggung yang terluka
lelah mengepak sayap
mencari pohon utopia
yang tumbuh entah dimana
Di hulu hiruk-pikuk telah pecah
pepohonan rebah
seperti budak yang pasrah
satu-satu hilang
hijau niscaya akan berganti suram
tapi sebatang bambu
akan menjadi barang mahal
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!