tahukah kamu kalau batas waktu pendengaran yang direkomendasikan dari perangkat seperti headset / headphone adalah 8 jam, untuk intensitas suara sebesar 85 desibel. kebiasaan mendengarkan musik atau suara dari game sampai volume 100 secara drastis menurunkan durasi wajar pendengaran jadi 15 menit saja.Â
ternyata pendengaran yang dihasilkan dengan memakai alat penunjang seperti headset ada batasannya. sedangkan kita lihat generasi saat ini tidak bisa lepas dengan alat bantu dengar, maksud saya headset haha. tapi masalahnya jika pendengaran kita mengalami masalah, bagaimana kita bisa terus melakukan hobi ini? nah sayangnya pendengaran adalah yang paling susah untuk ditangani dan obati jika menjadi orang yang kurang beruntung mengalami cedera pendengaran. dalam game, memakai headset adalah hal yang sangat penting karena memahami pergerakan dan ritme dalam game sangat bergantung pada bunyi yang dihasilkan dalam game untuk kita dengar lebih jelas kepada kuping kita agar otak cepat menanggapi, sayangnya banyak sekali developer game yang kurang memberika peringatan kepada konsumen untuk meningkatkan volume sekedar berapa percent saja agar tidak merusak pendengaran. atau tidak memberikan mode safety untuk telinga, apalagi pada game baku-tembak yang mana bunyi senjata, langkah, dan bom bisa datang tiba-tiba dan secara terus menerus dan bisa memberikan kurang nyaman. Â permasalahan yang timbul dalam pendengaran adalah tinnitus (telinga berdenging) dan hyperacusis (sensitif terhadap suara berlebihan), dua hal itu adalah yang sering dijumpai di beberapa orang jika mengalami cedera telinga dan masih susah ditangani karena berbagai macam versi pengobatan yang belum tentu efektif karena bergantung dari tiap-tiap indikasi. dan untuk gamers biasanya terhubung dengan kerusakan rambut-rambut halus di telinga yang mana belum ada pengobatan untuk hal tersebut.
kecepatan yang di maksudkan saat ini ialah kecepatan dari jari gamers dalam mengendalikan permainan. kecepatan atau refleks dari jari diperlukan dalam mengetik keyboard, console, atau mengusap layar handphone guna mengendalikan hero atau char yang juga digunakan untuk melihat map, membeli item, dan mengeluarkan skill-skillnya (contoh game moba).  sangat baik jika gamers mempunyai skill refleks kecepatan jari dan pengambilan keputusan. adapun game jenis battle royale dalam mobile yang sangat diminati akhir-akhir ini, jika telat tap atau mengetuk pilihan tembak pasti langsung menjadi kotak alias gugur. masalah nya disini, kita akan melakukan gerakan secara berulang-ulang seiring ritme permainan berjalan dan jika gamers tersebut termasuk yang sial, bisa mengalami cedera saraf jari atau tangan. ada juga contoh proplayer yang sudah terkenal di Indonesia yang mengalami hal tersebut. sedangkan dalam mobile gaming, jempol menjadi alat vital dalam menjalankan permainan sehingga rawan menjadi cedera sendi pelana jempol yang membuat jempol menjadi kaku dan tidak responsif seperti biasanya dan membutuhkan fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan dan pergerakan kembali normal dan sangat disayangkan jika mengalami cedera dalam hal ini karena sudah pastinya akan mengurangi kelincahan kita dalam melakukan kontrol permainan.
menurut survei world bank pada awal tahun 2020 ini masyarakat kelas menengah merupakan kelompok paling besar dalam penduduk Indonesia, dilihat dari tingkat pengeluarannya. yang ingin di bahas seterusnya adalah apakah benar game, ditunjukan untuk semua kalangan? jadi, tergantung dari keputusan disini kalau memang setuju dengan hal tersebut.  tapi nyatanya dilapangan banyak sekali tawaran pay to win, dimana yang lebih diuntungkan adalah para kelompok menengah keatas karena bisa membeli gadget spec mid-range sampai high dan bisa mengeluarkan dana ''lebih'' hanya sekedar membeli item-item tambahan yang di tawarkan kepada pengguna. memang ada developer yang menyatakan tidak menambah damage dan sebagainya tapi sebenarnya bukan itu yang menjadi masalah. karena di dalam game tersebut, kita bisa bertemu dengan semua kalangan dan ada yang sampai di bully hanya karena tidak terlihat ''lebih'' di dalam game alias hanya standard dari segi ''customize'' yang mereka punya, dan lucunya lagi ada kelompok-kelompok finansial mid-low atau kelas menengah sampai kebawah yang lebih suka terlihat ''sultan'' dalam game dan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.  cerita lain lagi dari segi finansial adalah device. dimana kebanyakan game yang paling diminati itu membutuhan ''spek'' yang tinggi dan untuk mendapatkan device dengan spek yang tinggi harus mengeluarkan dana yang ''besar'' dalam kelompok finansial menengah kebawah. inilah yang bisa menimbulkan kegaduhan dimana takutnya mayoritas gamers yang masih berstatus pelajar, bisa rawan untuk penyalahgunaan dana, seperti beralasan kebutuhan sekolah tapi malah untuk kebutuhan game dan di lapangan banyak di temui hal seperti ini. padahal tindakan tersebut bisa menimbulkan penunggakan dana dikebutuhan lain dan merepotkan pengguna itu sendiri. hal lain yang lucu dari segi finansial ini jika indidividu-individu yang hobi dalam game ini membentuk squad ataupun guild atau clan, yang mana terdiri dari beberapa orang. disini mereka selain membangun ikatan satu sama lain, mengasah kerjasama tim, saling juga berbagi finansial. maksudnya dari berbagi finansial ini adalah ketika sekelompok pemuda ini saling bahu-membahu mengumpulkan dana secara bersama untuk kebutuhan dari kelompok mereka dalam mengikuti turnamen, yang mana turnamen-turnamen lokal daerah, kebanyakan saat ini malah memungut biaya pendaftaran yang tinggi dan keuntungan "lebih" masuk ke penyelenggara event. masih jarang turnamen yang diadakan gratis dengan adanya sponsor. sebenarnya hal yang paling baik untuk kalangan non-profesional seperti ini ialah, event yang memiliki sponsor sehingga pendaftaran turnamen tidak terlalu besar dibebankan ke gamers yang mana kebanyakan masih pelajar maupun pengangguran. nah jika dalam komunitas tersebut ada yang terlihat ''lebih'' dalam hal finansial, biasanya akan di angkat menjadi ''yang paling penting'' dalam kelompok tersebut. akan tetapi masalahnya bisa menimbulkan ketergantungan pada satu orang saja dalam ''apapun kebutuhan kelompok mereka''. masalahnya juga susahnya mendapat sponsor dari daerah untuk kelompok-kelompok atau team yang semakin hari semakin banyak orang yang membuat perkumpulan guild atau clan di tiap tiap daerah agar terlihat keren seperti esports besar diluar sana atau tingkat nasional yang mana sudah tahu bahwa sudah diakui dan terikat sponsor besar. sempat terpikirkan jika bagaimana esports buatan anak-anak daerah bisa  di akui resmi dalam setiap daerah sehingga setiap daerah akan tersedia tim-tim esports yang mewakili daerah tersebut agar supaya dinas terkait bisa terlibat untuk mendukung secara finansial kepada club eports daerah yang memiliki potensi dari segi skill roster atau player yang ada, individu yang berpotensi sebagai pelatih, dan yang sangat baik dalam keperluan management team. sayangnya kenyataan di lapangan memang tidak seperti itu, yang ada hanya di rekrut oleh team besar atau team esports besar yang sudah populer secara nasional maupun internasional, dan terkadang jika individu tersebut sebelumnya mempunyai team dari daerah nya, dia pasti akan meninggalkan team tersebut untuk lebih mengembangkan potensi. dan itu sebenarnya lumrah, karena jika di rekrut oleh tim yang sudah terlanjur wara-wiri di kancah internasional atau di nasional berarti level player tersebut sudah di atas rata-rata player kebanyakan dari daerahnya. dapat terlihat bahwa hal tersebut hanya terjadi kepada calon proplayer saja. dan untuk anak-anak daerah yang belum beruntung walau masih memiliki potensi hanya bisa bersabar, terus bermain dan berlatih dan tak lupa juga berdoa. dan mungkin bisa ada harapan jika  dari daerahnya bisa membuat validasi daftar suatu kelompok esports bentukan anak muda dari daerah menjadi resmi sebagai perwakilan daerah dan sekiranya bisa menunjang para pegiat hobi ini untuk mencapai prestasi dan mebanggakan daerah. karena bisa menjadi hal keren sendiri jika kompetisi esports nantinya bisa di ikuti oleh tim bentukan daerah, menjadi perwakilan daerah, terdiri dari anak-anak daerah asal yang akan bertarung di kanca nasional dan membuktikan mana yang terbaik.
sekian.