Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menopause Oh Menopause

30 April 2025   03:46 Diperbarui: 30 April 2025   03:46 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oil painting on canvas by Cahayu

Menopause Oh Menopause....
Ibu memang seperti kunang-kunang dengan kerlip cahaya indah di dalam kegelapan. Dan saya selalu menangkap cahayanya itu dengan sigap, menggenggamnya, lalu menyimpannya di dalam hati.

Di kemudian hari, cahaya itu ternyata memang benar-benar menjadi penerang, ketika saya melewati beberapa fase kehidupan dalam perjalanan hidup ini.

Saya pun kemudian melepaskan cahaya itu satu per satu agar dunia menjadi terang, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi siapa saja.

Saya memang mesti bersabar sampai senja selesai menceritakan kisahnya. Tak menyela sedikit pun apalagi untuk hal yang sebenarnya tidak saya mengerti.

Demikianlah cara bagaimana saya menangkap cahaya itu, menggenggamnya, dan kemudian menyimpannya ke dalam sebuah ruang, di hati saya yang terdalam.

Ya, Ibu adalah perumpaan senja dan juga kunang-kunang itu. Yang di setiap momen selalu memberikan cahayanya, sehingga terang benderanglah dunia saya, meski berjalan di bawah langit gelap.

Ibu memang selalu bercerita tentang dirinya dan pengalamannya dengan apa adanya. Lengkap dengan hikmah menurut perspektif subyektifnya, termasuk tentang menopause. 

Dan itulah sebenarnya cahaya kunang-kunang yang saya maksud. Saya yakin, banyak anak di dunia ini yang juga mendapatkan cahaya kunang-kunang itu, dari banyak kisah yang dialami oleh orangtuanya.
****

Sore itu langit masih cerah dengan warna abu-abu, mungkin warna jingga memang sedang enggan menorehkan cerita tentang romantisme senja. Ya, liburan telah tiba dan saya sudah berada di kota Surabaya bersama Ibu, di mana Bapak tinggal dan bekerja di sana.

Baca juga: Catur Oh Catur

Bapak memang sudah lama tinggal di kota Pahlawan itu dan biasanya sebulan sekali pulang ke desa, jika Ibu tidak berkunjung ke Surabaya.

Udara panas pun langsung menyambut kami dengan sempurna pada hari itu. Beruntung baling-baling kipas angin kotak milik Bapak berputar sangat kencang, menolong melepaskan keringat yang terus mengucur di hari pertama saya di Surabaya. Siang itu memang terasa sangat panjang, apalagi dengan senja yang datang terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun