By Christie Damayanti
Pagar tinggi dari kaca yang transparan, membuat orang-orang yang lalu-lalang di sana, bisa melihat kegiatan penggalian dan penelitian arkeolog untuk sebuah situs purba Bukhara
Di beberapa Lokasi kota tua Bukhara, aku melihat pemerintah kota sedang melakukan penggalian dan penelitian tentang situs-situs purba Bukhara.
Mereka melakukannya sangat terbuka, transparan seterang-terangnya dengan membangun dinding-dinding kaca untuk masyarakat dan turis melihat, apa yang mereka lakukan untuk mencari situs-situs yang belum diketemukan sesuai dengan sejarahnya.
Keterlibatan dan kontribusi mereka terkait penelitian yang sedang berlangsung di area pintu masuk ke kota tua sebelah dengan Poi Kalon, ini mencakup pendekatan baru terhadap sejarah perkembangan politik dan sosial serta rekonstruksi sejarah material penduduk Bukhara berdasarkan studi material keramik yang sistematis dan terintegrasi.
Berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya terhadap analisis tembikar di area yang terutama menilai potensinya sebagai bukti penanggalan dan berusaha menentukan tahapan yang berurutan yang pasti dalam perkembangannya.
Mereka bertujuan untuk mengeksplorasi secara komprehensif perubahan dan kemajuan dalam industri keramik, perkembangan pasar lokal, serta pola konsumsi sebagai proses berkelanjutan dalam jangka panjang.
Keramik-keramik Bukhara sangat terkenal dengan ciri khas serta warna-warninya. Di mana menjadi pasar domestic dan konsepnya bisa dimodifikasi untuk pasar turis. Dan, beberapa keramik yang ditemukan cukup menonjol, sehingga penelitian ini bergeser temuan tembikar yang lebih cenderung tanah liat lumpur ke keramik yang lebih berwarna.
Penelitian lapangan arkeologi Bukhara mengungkapkan bahwa sejarah permukiman oasis (karena area Bukhara dan umumnya Uzbekistan, memang area padang pasir) Bukhara baru dimulai pada akhir abad ke-4 atau awal abad ke-3 sebelum Masehi.
Kerajaan Bukhara dengan peperangan yang terus berkecamuk, menghasilkan situs-situs purba yang aku lihat. Adalah kehancuran beberapa tembok-tembok bangunan yang diketemukan. Sedangkan masa Islam masuk ke sana mulai abad ke-8 dan ke-9 Masehi.