Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Kegelapan" Berakhir dengan Terang Benderang dan George Town Berada di Bawahku

18 November 2022   10:41 Diperbarui: 18 November 2022   10:59 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi/George Town, ibu kota Penang tepat di bawahku

Aku jawab, mau naik ke lantai 68 untuk melihat Penang dari atas. Dan dia mengantar aku ke lobby lift khusus, yang tersembunyi! Astaga! Bagaimana aku atau wisatawan yang ingin keatas tahu, jika tempatnya tersembunyi dan tidak ada signage sama sekali?

Lift itu kecil, pas untuk kursi roda jaibku dan yang naik keatas, Cuma aku sendiri! Aku berpikir, jika ada yang mau jahat denganku, gampang sekali karena aku datang ke tempat asing dengan tanpa tanda2 sebagai tempat wisata serta orang2 asing disekelilingku.

Lift membawaku ke lantai tertinggi, lantai 57! Lho! Koq lantai 57? Koq ga ke lantai 68?

Aku keluar dari lift. Suasana un sepi dan gelap. Aku berdebar, tetapi ada seorang (sepertinya) pemandu dan mempersilahkan aku mengikutinya. Dan, aku mengikutinya. Berjalan berbelok2 dengan suasana yang cukup menyeramkan, karena di lantai ini sepertinya sebuah lantai yag tidak berpenghuni dan tidak ada transaksi sama sekali.

Gelap, bahkan lampunya pun dimatikan! Si pemandu sudah bilang, memang gelap tapi nanti aku akan dijemput oleh peandu yang lainnya. Dan, aku bergerak terus .....

Ada pemndu lainnya, yang mempersilahkan aku naik lift yang lagi2 tersembunyi! Liftnya lebih kecil dari sebelumnya, tetapi dindingnya terbuat dari kaca. Dan, aku dipersilahkan naik 6 lantai, berarti lantai 62.

Lift bergerak lambat. ASku melihat suasana dibawahku karena lift memakai dinding kaca, seperti suasana di Mangga Dua Square, dimana sepertinya adalah supermarket dan ada tempat bermain anak2. Tetapi semuanya sepi .....

Sampai keatas, aku mengikuti apa yang tadi dipandu oleh pemandu dan mendapatkan aku harus membeli tidak ke lantai 68 sebesar RM48.00. Ok, aku membayarnya tetapi lagi2 aku tidak menangkap suasana wisata. Bahkan, loket tiket naik ke lantai 68 pun, tetap tersembunyi tan[a gembar gembor wisata.

Pengunjung Komtar sudah mulai berdatangan, tetapi sepertinya bukan wisatawan. Tetapi penduduk lokal yang membawa leluarga mereka untuk sekedar berjalan2 di mall. Jadi, sekali lagi aku hanya sendirian untuk membeli tiket naik ke lantai 68.

Aku dipersilahkan naik ke lift yang berbeda, yang benar2 tersembunyi! Aku heran, mengapa desain Komtar ini begini amat, ya? Jika lantai 68 didedikasikan untuk wista, mengapa Komtar tidak mengelolanya dengan baik, ya?

Ah, sudahlah .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun