Stadion lain yang memiliki fitur sliding pitch termasuk GelreDome di Belanda, Veltins-Arena di Jerman, split pitch Stadion Tottenham Hotspur London, dan State Farm Stadium di Glendale, Arizona, Amerika Serikat; Atapnya juga bergesar.
Untuk pertandingan sepak bola, ada 41.484 penonton sedangkan untuk pertandingan baseball, kapasitas penonton, 40.476 orang. Beda tidak banyak karena pencabutan kursi karea harus diputar.
Proses konversi memakan waktu sekitar 8 jam dari baseball ke sepak bola dan 13 jam sebaliknya, ketika seluruh giliran bisbol harus diletakkan kembali.
Merupakan keajaiban teknologi untuk menyaksikan proses ini maju cepat. Setelah lapangan baseball dihapus sepotong demi sepotong dan disimpan, kursi di salah satu ujungnya terlipat ke dalam diri mereka sendiri sebagai bagian dari dinding yang bergerak.
Silahkan, bisa dilihat tentang transformasi antara lapangan sepak bola dengan lapangan baseball
https://www.youtube.com/watch?v=V3i_Dtz9dhM
Pada tahun 2001, Sapporo Dome dibangun sebagai salah satu dari banyak stadion yang akan digunakan di Piala Dunia 2002. Berbasis di kota terbesar di pulau utara Hokkaido, Jepang juga menginginkan tim baseball profesional untuk musim 2003.
Sapporo Dome, dibangun tahun 2001 dengan arsitek Hiroshi Hara, Arthie PHI Architectual Research Office, Artie Bunku.
Dengan 6 lantai (2 lantai basement) dan luas area adalah 306.458 m2 dan luas banguan 14.460 m3, Sapporo Dome berada di atas bukit Hitsujigaoka, hingga 7,5 kilometer dari pusat kota Sapporo.
Terletak di area seluas 31 hektar yang dikenal sebagai "Taman Olahraga", 10 menit berjalan kaki dari stasiun di jalur Fukuzumi bawah tanah Toho.
Untuk pembangunan kubah, sang arsitek melupakan kecenderungan untuk membangun stadion, sehingga mendapatkan banyak masalah.