Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Prolog] 14 Hari Pertama Setelah Serangan Stroke Berat di San Francisco Tahun 2010

29 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 29 Mei 2021   15:04 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi - Otak kiriku, yang warna putih adalah darah merah yang menggumpal, merendam 20% otak kiriku, yang menjadikan aku terserang stroke yang sangat berat ......

PROLOG

Silahkan ke youtbe Chanel ku, supaya bisa membayangkan, sepeti apa aku saat itu .....

Aku Pasca Stroke, terserang stroke di San Francisco 8 Januari 2010

Aku Pasca Stroke, dan bicaraku seperti alien

Aku membuka mataku ......

"Astagaaaaa ....." 

"Aku bingung! 

Benar2 bingung. Ada apa ya? 

Mataku bergerak, berusaha mencerna, aku dimana. Suasan sekitarku sepi. Dan dingin sekali! Aku menggigil. 

Heh? Aku hanya memakai baju tipis dan berbaring di plastic. Plastik? ....

Pencarian mataku, terhenti di sebuah sudut. 

Ah .... 

Ternyata aku berada di rumah sakit. Tapi, kenapa ya? Nafasku sedikit memburu. Aku bingung. Dan aku agak takut. Cuma "agak", bukan takut! 

Takut karena aku tidak tahu berada dimana dan ada apa denganku ..."

Punggungku kaku. 

Ingin sedikit bergerak, untuk meluuskan tubuhku yang kaku. Aku semakin menggigil. Mataku menatap di depanku, ke dinding. Ada banyak angka2 yang bergerak. Sepertinya penanda suhu, deh. Angka2 itu entah artinya apa. Otakku benar2 buntu. Aku tidak bisa berpikir ....."

Aku ingin bergerak. Tapiiiiii ......

Duh ..... koq aku ga bisa bergerak, ya? 

Tubuhku kaku sekali! 

Duh .... Tuhanku! 

Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak bisa bergerak??? 

Aku bingung. Tubuhku semakin menggigil. Dan aku semakin ketakutan!

Apakah aku sudah mati? 

Ya! Pasti aku sudah mati sekarng! Tidak ada orang disekitarku. 

Ruangan ini ingin sekali! Dan aku hanya memakai baju tipis berwarn biru. Dan aku juga tidak bisa bergerak. Apakah ini yang namanya kematian?

Aku mengibaskan pikiranku. Jika aku sudah mati, bagaiana kemudian? Aku masih ketakutan! Masih kedinginan! 

Dan masih bingung! 

Huhuhu ......

Mataku bergerak2. Terus mencari apa yang aku kenal. 

Di mana, sih sekarang sebenarnya? 

Banyak alat2 aneh disekelilingku. 

Uh, serem sekali! Benar2 seram! 

Aku ingat film2 horor. Dalam kesepian, keakutan, kedinginan dan putus asa ......

Aku terus berusaha untuk berpikir. Tetapi, semakin beruaha untuk mengingat2, semakin kepalaku bertambah berat. Semakin bingung dan akhrnya .... Vertigo .....

Tuhanku! Ada apa denganku? 

Lalu, aku diam. Memejamkan mataku. Mendengarkan suara kesunyian di sekelilingku. Dan merasakan rasa dingin yang terus berambah .....

Kesunyian itu intinya ...... 

Aku takut dengan kesunyian itu! 

Diam .... Sunyi .... Aku rebah tak berdaya .....

Suara2 itu baru kudengar, ketika aku diam dalam kesunyian. Suara2 mesin di sekelilingku. Bersahut2an. Saling mendahulu. Memberikan informasi, ada pa dengan tubuhku. 

Ah ..... mungkin aku belum mati. Ku masih dikelilingi oleh mein2 itu. Kubuka mataku lagi, menyusuri selang2 di mesin2 itu.

Astaga! Astaga!

Selang2 dari mesin2 itu ternyata menuju tubuhku! Banyak sekali selang2 yang masuk ke tubuhku! 

Astaga! 

Mungkin, aku memang benar2 sudah mati! Mesin2 itu hanya sedang mempertahankan nafasku dari kematian! Ya! Pasti itu!

Aku baru sadar, tangan kiriku penuh dengan tusukkan2 jarum. Aku mencoba menggerakkan tangan kiriku. 

Berat! 

Dan sakit! 

Begitu aku berusaha menggerakkan tangan kiriku, seketika itu juga angka2 di mesin itu berlarian semakin banyak! Apa itu? Aku mengibaskan pikiranku. Mungkin, nyawaku sedang berada dalam mesim itu! 

Aku diam lagi. Kututup mataku lagi. Mendengarkan kesunyian lagi. Menenangkan hatiku. Menunggu ada tanda2 kehidupan di sekitarku .....

***

Sungguh, aku sungguh bingung ketika aku terjebak dalam sebuah kamar besar yang sangat dingin seperti sekarang ini, tanpa seorangpun, dan hanya suara2 mesin disekitarku ini saja. Diujung sana, ada jendela besar! Agak mendung, suasananya redup .....

Kesunyian itu pun semikin pekat!

Dengan mendung itu, aku merasa kematian semakin mendekatiku ......

Sunyi lagi. Mataku menyipit. Aku melihat awan mendung, diatas sebuah jembatan. Ah, aku ingat. Itu jembatan Golden Gate! Ya! Tapi, apakah itu sngguh2 jembatan itu, atau hanya ilusiku saja? Atau, kematian itu yang akan mmbawaku kesana?

Ruangan itu semakin terasa dingin. Terang benderang dengan sinr lampu, tetapi bayang2 kematian seakan mengikutiku. Ditambah suara2 mesin yang berlomba untuk mencengkeram hidupku!

Aku merasa terpedaya dalam ruang dingin ini, aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan bergerakpun tidak bisa! Tubuhku hanya sekedar tubuh tanpa nyawa. Dan seakan, rohku mengelepar mencari jalan leluar .....

Aku hidup? 

Atau aku sudah mati? 

Tidak ada yang memberi informasi. Aku seperti terperangkap antara hidup dan mati ......

Diam lagi, sunyi lagi.

Di kepalaku, otakku bergumul berat. Aku berusaha mengingat2, tentang Golden Gate itu.

Ah .... 

Ya ya ya. 

Aku ingat untuk membawa anak2ku kesana.

Tapi, bagaimana caranya?

Bergerakpun aku tidak bisa!

Bagaimana caranya aku membawa anak2ku kesana?

 "Eh, anak2ku kemana? Lha, orang tuaku dan adik2ku, manaaaaaa????"

Aku panic, ketika aku sadar dengan keberadaanku yang sendiri di dekap sunyi. Jika aku sendiri disini, mereka sekarang dimana?

Jantungku berdegub keras.

Dug ... dug ... dug ...

Rasanya, jantungku mau copot! Anak2ku dimana? Jika aku memang sudah mati, berarti mereka tidak akan bisa melihatku lagi?

Aku benar2 bingung, aku benar2 ketakutan ......

Aku mencoba berteriak. Aku ingin berteriak. Tetapi,

"What? Mengapa  suaraku tidak keluar? Bagaimana ini? Aku ingin melihat nak2ku, jika memang aku sudah mati, bisakah aku melihat mereka?"

Tiba2 pintu kamar itu berbunyi, ada suara2 orang dibelakangnya. Aku ingin melihat, ternyata leherku pun berat untuk digerakkan. Duh, aku benar2 pasrah, aku tidak tahu lagi, aku harus berbuat apa ......

Tiba2 suara gadis kecilku terdengar.

"Mamaaaaaaa ......"

Benar?

Itu benar anakku?

Bukan illusi?

Atau bukan malaikat2 yang hanya mau menghiburku saja, kan?

Mataku membesar. Aku melihat dia. Aku tahu, itu anakku, tapi siapa namanya, ya?

Aku memandangnya. Dahiku berkerut.

Aku berpikir keras, namanya siapa ya??? Aku tidak ingat sama sekali!

"Mamaaaaaaa ....."

Eh, itu juga anakku!

Duh .... Siapa ya namanya?

Mereka menyerbu tempat tidurku. Dan, mereka memelukku! Mereka tidak berkata apa2. Dahiku semakin berkerut. Berusaha mengingat2 nama anak2ku.

Duh ..... aku benar2 lupa!

Astaga!!!

Anakku memang tidak menangis, mereka tegak memperhatikanku.

Mereka sepertinya masih kecil2. Mungkin, masih SD ya?

Duh, aku lupa ......

Mata mereka menatapku. Ada kesedihan yang mendalam. Ada titik bening di sudut mata mereka. Tapi, aku melihat mereka tegar dan tidak mau menunjukkan kesedihannya. Aku ingin tersenyum. Tapi, aku tidak bisa.

Ada apa sebenarnya?

Dokumentasi pribadi - Anak2ku, Dennis dan Michelle, wajah mereka pun terlihat sedih dan Michelle membawa boneka Dumbo, yang kubelikan beberapa hari lalu, di Disneyland .....
Dokumentasi pribadi - Anak2ku, Dennis dan Michelle, wajah mereka pun terlihat sedih dan Michelle membawa boneka Dumbo, yang kubelikan beberapa hari lalu, di Disneyland .....
Bahkan, tersenyumpun aku susah sekali. Aku hanya ingin merengkuh mereka. Cuma itu! Tapi, gimana caranya? Tubuhku tidak bisa bergerak! Aku layu lagi dan semakin terpuruk. Aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan hanya untuk menggapai mereka ......

Aku benar2 terperangkap antara hidup dan mati!

Aku ingin menggerakkan tangan kananku. Uh, tidak bisa! Berat sekali. Mungkinkah, karena terlalu banyak jarum dan selang yang memusuk tangan kananku, ya?

Tetapi, tangan kananku tidak merasa sakit sama sekali! Benar2 aku tidak bisa mengangakat tanagnku. Huhuhuhu ......

Aku mencoba mengangakat tangan kiriku.

Eh ..... sekarang, bisa!

 Aku bisa mengangakat tangan kiriku! Asiiikkkk! Anak2ku pindah ke sisi kiri tempat tidurku. Aku berusaha menggapai mereka. Tetapi susah. Tangan kiriku hanya bisa diangkat tetapi tidak bisa mnggapai. Aku melihat mata anak2ku. Ada air mengambang disana .....

Aku ingin tersenyum, tapi bibirku pun berat untuk kugerakkan. Tangan kiriku terus mencoba menggapai wajah anak2ku. Gadis kecilku membawa boneka gajah, yang aku belikan untuknya. Klo tidak salah, beli kemarin, ya?

Hmmmmmmm ..... iya!

Kemarin kita ke ..... apa tu?

Taman bermain di ..... oya! Disneyland!

Dia suka sekali dengan boneka itu. Duh, boneka itu lucu. Nama gajah itu, siapa ya?

Aduh, lupaaaaa .....

Eh, ingat!

Itu Dumbo! Anakku suka sekali Dumbo!

Kemarin aku ingat, dia merengek minta dibelikan Dumbo, dan aku membelikannya.

Seseorang, eh ... 2 orang datang lagi menghampiri tempat tidurku.

Iyaaa, itu bapak dan ibuku!

Aku ingat sekarang!

Bapakku memelukku. Aku tidak bisa tersenyum. Wajahku dipegang2 dan bapak terus bergumam,

"Yanti .... Yanti anak bapak. Kamu sudah sadar, sayang?"

Dokumentasi pribadi - Bapak menyapaku, melihat foto ini, wajahku sangat pias, seperti tidak punya kehidupan. Aku mengenal bapak, tetapi aku masih bingung. Bapak selal memegang wajahku, menciumiku, dan terus memelukku .....
Dokumentasi pribadi - Bapak menyapaku, melihat foto ini, wajahku sangat pias, seperti tidak punya kehidupan. Aku mengenal bapak, tetapi aku masih bingung. Bapak selal memegang wajahku, menciumiku, dan terus memelukku .....
Aku mengangkat tangan kiriku, berusaha menggapai wajah bapakku. Ada setetes air dari matanya, dan tangan kiriku dipegang bapak, dan bapak mencium tangan kiriku, terus dan terus, dan sambil bergumam, yang aku tidak jelas maknanya .....

Aku sedih melihat bapak. Seingatku, bapak tidak pernah menangis. Tetapi, saat itu bapak menangis untukku.

Dokumentasi pribadi - Aku melihat wajah ibuku yang galau, difoto ini, aku pun terlihat wajah ang pias, seperti tanpa kehidupan. Berkali2 ibu menyebut namaku,
Dokumentasi pribadi - Aku melihat wajah ibuku yang galau, difoto ini, aku pun terlihat wajah ang pias, seperti tanpa kehidupan. Berkali2 ibu menyebut namaku,
Aku juga melihat, Ibuku melihatku dengan wajah galau.

Tanpa suara, aku Cuma melhat ibu, tanpa bisa tersenyum, karena aku tidak bisa menggerakkan bibirku untuk tersenyum ......

Perlahan, aku mulai mengenali nama2 mereka.

Anakku yang besar itu, Dennis.

Yang kecil itu Michelle.

Ya! Itu nama anak2ku!

Aku ingin menyebut nama mereka. Ingin meneriakkannya, dan memeluk mereka.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Bapak dan ibuku, meeka sungguh sanat galau. Aku tahu itu, aku belum bisa bicara, denagn wajah pias, aku pun masih susah tersenyum .....

Tetapi, suaraku tidak keluar! Dan, waktu suaraku keluar,aku merasa ada yang aneh dengan suaraku! Anak2ku melihatku dengan suara2 anehku. Kata2ku yang aku sendiri tidak mengerti, mengapa aku mengucapkannya demikian.

"Perasaan, aku menyebut nama anak2ku tapi koq kedengarannya berbeda, ya? Duh .... Ada apa denganku??? Huhuhu ....."

Tiba2, Michelle nyeletuk, "Mama, koq suara mana seperti alien, ya?"

Dennis tertawa, "Iya ma, suara mama seperti alien" 

Aku ingin ikut tertawa. Tapi, aku tidak bisa. Bapak dan ibu terlihat ikut tersenyum, tetapi aku tidak tahu, sebenarnya suaraku itu apakah memang seperti alien, ya? Atau, itu adalah suara kematianku?

Selanjutnya, adik2ku datang beriringan menjengukku. Aku semakin sadar, bahwa aku berada di tengah2 keluarga yang mencintaiku .....

Dokumentasi pribadi - Aku dan Didit serta Inka, adikku dan istrinya yang Tinggal di Bali, dan adikku Baus yang Tinggal di Dallas, datang tanpa keluargany yang sdah kmbali terbang ke Dallas .....
Dokumentasi pribadi - Aku dan Didit serta Inka, adikku dan istrinya yang Tinggal di Bali, dan adikku Baus yang Tinggal di Dallas, datang tanpa keluargany yang sdah kmbali terbang ke Dallas .....
 Tiba2 .....

Mulailah terbuka satu per-satu. Ingiatanku muncul perlahan. Dan, terus ......

Ya .... aku mulai ingat semuanya!

***

Aku ingat, tadi pagi aku ingin pipis. Saat itu musim dingin. Januari 2010 di San Francisco. Tepatnya, tanggal 7 Januari 2010 di Hotel Hyatt di San Francisco.

Kami keluarga besar, bapak ibkuku, aku dengan 2 anakku, adikku yang Tinggal di Bali bersama istri dan 1 anaknya, terbang ke Dallas, untuk berlibur bersama untuk merayakan Natal tahun 2009. Dan, Tinggal di rumah adikku yang besar, bersama dengan istri dan 2 anak remajanya.

Kami memang sering ber-Natalan di Amerika, hampir setiap tahun. Dan, saat itu adalah Natal 2009 yang sangat special!

Aku merasa liburan ke Amerika saat itu sangat istimewa. Karena, aku meraih pencapaianku yang tertinggi sebagai arsitek dengan mega proyek yang luar biasa! 

Begitu proyek itu selesai, di hari Grand Opening tanggal 12 Desember 2009, setelah pembukaan dengan banyak media, aku langsung ke bandara untuk bersama keluargaku terbang ke Dallas.

Pencapaianku memang kali ini sangat luar biasa!

Aku berada di sebuah tim untuk membangun Central Park, dalam perusahaan property multi nasional, Agung Podomoro Grup. Dan aku berada dalam tim yang hebat! Paling tidak, begitulah asumsiku.

Aku bekerja dengan sangat baik. Setelah perceraianku tahun 2007, aku langsung full hidup dengan "pacarku" yang baru, yaitu proyek Central Park!

Hahaha ..... maksudnya memang aku harus melupakan masa2 kelam perceraianku, dengan bekerja keras! Bekerja keras sekali!

Selain untuk menghilangkan pikiran2 yang membuat aku dropt, juga aku ingin mengejar bonus besar, jika mega proyek ini berhasil kami selesaikan dengan cepat dan suksese!

Aku sendiri, setelah perceraianku itu, divonis sebagai penderita hipertensi akut. Sehingga, dokter pribadiku memberikan ultimatum untuk aku elalu jaga kesehatan dan minum obat hipertensi setiap hari!

Ingat! Setiap hari, Christie! Bukan sekali! SETIAP HARI!

Itu yang selalu di dengung2kan oleh dokter pribadiku. Aku sih, maunya demikian. Tetapi namanya juga Christie, pekerjaan, meeting2nya atau desain2nya ternyata kuanggap lebih penting dibandingkan dengan ke minum obat setiap hari dank e dokter minimal 1 bulan sekali.

Kupikir, waktuku akan hilang jika aku harus antri dulu untuk menemui dokterku, test laboratorium dan ke apotik. Padahal, meeting2ku sangat penting!

Meeting dengan konsultan. Meeting dengan konttraktor dan sub-kontraktor. Meeting dengan mitra2 kerja, apalagi meeting dengan para pembesar Agung Podomori Grup!

Tidak mungkin kan, aku harus merelakan 1 harian penuh untuk mengurus obat2ku dan konsultasi dengan dokterku!

Soooooo ......

Aku Cuma membeli obat jika sudah habis tanpa peduli untuk konsultasi dengan dokterku.

Hasilnya?

Jelaslah!

Aku sering lupa untuk beli obat baru, dan akhirnya ya lupa minum obat! Ingatnya, setelah beberapa minggu tidak minum obat .....

Aku jiga merasaka betapa "kuatnya" aku. Begitu sombongnya aku, ketika aku merasa kuat untuk tidak tidur berhari2 hanya sekedar memeriksa pekerjaan2ku di lapangan.

Huhuhu, jika ngantuk aku hanya tidur di ruang khusus di bedeng, terlentang diatas deretan kursi meeting.

Pagi2 jam 6.00, aku harus segera bangun, mandi kecibang kecibung di kamar mandi proyek, makan pagi yang dibelikan oleh office boy, dan ..... lanjut bekerja!

Oya, 3 hari dalam seminggu, aku harus mengajar sebagai dosen di Universitas Kristen Jakarta atau Ukrida, berseberangan dengan proyek Central Park ku. Aku mengajar sebagai dosen Fakultas Teknik Sipil dan mengajar 8 mata kuliah.

Aku juga mengajar sekali seminggu, 1 mata kuliah sebagai dosen Pasca Sarjana di Universitas Tarumanagara. Jika aku tidur di proyek, setelah mandi psgi aku mengajar disana sesuai dengan jadwal, kemudian kembali lagi ke proyek sampai malam.

Jika aku bisa atau mau pulang setelah jam 11.00 malam, aku pulang dan tidur dengan anak2ku. Tetapi jam 6.00 pagi aku harus berangkat untuk mengajar dahulu, sebelum ke proyek.

Dan, begitulah rutinitas hidupku, sibuk, untuk melupakan masa2 menyedihkan perceraian .....

Aku hidup bagai layang2 putus. Melayang, mengikuti arah angin.

Ketika angin itu berhenti, mungkin aku tersangkut di pohon atau di tiang listrik. Jika angin berhembus lagi, layang2 itu kadang terkoyak krena tersangkut dahan, terbang lagi, entah berapa lama itu terjadi .....

Layang2 itu kadang jatuh, terinjak, dan robek. Lalu, ada saja yang memperbaikinya, sebelum terbang lagi karena angin yang berhembus. Sehingga, layang2 itu semakin kumel dengan selotip2 atau benang2 untuk memperbaikinya .....

Aku harus bisa melupakan bayang2 itu. Layang2 itu harus diperbaiki supaya bisa dibanggakan sebagai layang2 besar dan berkibar diangkasa ......

Aku berada dalam lingkaran antara kegelapan dan masa depan. Aku harus mmbiayai anak2ku sebagi single parent, karena mantanku tidak memberikan kehidupan untuk kami. Ragaku memang bekerja keras, tetapi roh dan jiwaku entah melayang seperti layangan putus ......

***

Dalam hari2ku untuk pekerjaanku, aku pun berusaha untuk bahagia. Mengajak anak2ku bermain. Mereka masih membutuhkan aku, jadi aku harus tetap kuat.

Jika roh dan jiwaku sedang melayang entah kemana, aku berusaha melakukan sesuatu supaya bisa berbahagia lagi.

Berenang dan fitness adalah salah satu pelarianku.

Jika capek di proyek, aku kabur ke Mall Taman Anggrek untuk berenang dan fitnesss, malam hari jam 7.00 sampai jam 9.00 malam. Seteah itu, aku kembali lagi ke proyek.

Atau juga, pelarianku adalah mendengarkan music di Fountain Longue Hotel Hyatt, besama teman2ku. Hingga tengah malam, dan sering kali aku kembali lagi ke proyek sampai pagi .....

Ya .....

Hidupku sepeti itu, seperti layangan putus, bahkan anak2ku pun aku titipka pada orang tuaku, tanpa aku bisa mengurusnya lagi, seperti dahulu .....

Tetapi, aku tetap bertanggung jawab untuk hasil pekerjaanku untuk anak2ku. Aku memang tergila2 bekerja dan melakukan hal2 yang menynenangkan untukku, waktu itu. "Work hard, play hard", istilahku.

Dengan segala cara, aku berusaha untuk menjalankan hidupku lagi, setelah perceraian yang menyakitkan luar biasa, untukku .....

Dan aku berhasil melakukannya!

Orang2 atatu teman2ku melihatku sebagai seorang perempuan yang tegar! Seorang arsitek yang berhasil membangun mega proyek yang membanggakan, bahkan kelas nasional.

Seorang single parent seorang ibu, yang berhasil membawa anak2nya sebagai anak2 yang membanggakan!

Tetapi, mereka tidak tahu!

Bagaimana aku bergumul dengan keterpurukanku! Bagaimana aku berusaha selalu tampir tegar, terutama didepan anak2ku!

Bagaimana aku tetap terlihat cuek bebek, ketika lingkungaku men-cap negative sebagai seorang janda muda berumur 37 tahun! Dan, bagaimana aku berusaha untuk orang tuaku tidak melihat keterpurukanku!

Aku tampil sebagai seirang perempuan, seorang itu dan seorang tulang punggung kekuarga, termasuk di depan orang tuaku. Aku mengurus orang tua dan anak2ku seperti seekor singa yang mengaum jika ada yang mengganggu mereka ......

Bahkan, aku ingat sekali ketika bapaku sangat membanggakanku di drpan teman2nya, sebagai perempuan yang mampu mengambil alih dunia untuk dibawa pulang demi keluarga .....

Aku mengantar kedua orang tuaku jika mereka membutuhkan aku, bahkan, aku mampu tidak tidur sebagai supir, ketika kami sekeluarga travelling ke Jawa Tengah dan menghabiskan waktu 24 jam karena macet Lebaran!

Keterpurukanku, berhasil kusembunyikan, bahkan sampai sekarang.

Karena, sebenarnya aku adalah seorang perempuan yang lemah. Aku hanya perempuan biasa, yang sangat membutuhkan pegangan. Seorang perempuan lemah, yang membutuhkan dada bidang untuk tempat kepalaku berlabuh .....

Mereka tidak tahu! Merwka hanya ahu, bahwa aku seperti seekor singa betina, yang pongah menantang binatang2 lainnya untuk menjaga keluargaku. Tidak ada yang bisa melangkahi aku. Tidak ada yang bisa menaklkukkan aku!

Aku bekerja tidak kenal waktu, Tanda2 tubuhku semakin lemah, aku tidak hiraukan. Kepalaku yang sering sakit karena tekanan darahku semakin tinggi pun, aku abaikan! Bahkan, hari2ku tekanan darahku tidak kurang dari 200/100!

Semakin aku tidak peduli dengan kesehatanku, tentut saja tubuhku semakin lemah, walau aku tidak sadar. Obatku benar2 hanya sekedar mainan saja, karena sering aku abaikan dan tentu saja tekanan darah semakin tinggi!

Bahkan, aku ingat ketika atasanku memintaku untuk pulang dan beristirahat, ketika aku ngotot untuk meeting sampai malam .....

Orang tuaku, terutama bapakku, serng memintaku untuk segera pulang ketika aku melaporkan keadan kepalaku yang terus berdenyut. Dan, warning2 itu, tetap terus abaikan. Itulah hidupku, seperti tidak punya masa depan yang terarah.

Dan, aku belum bisa merencanakan, bagaimana hidupku dan anak2ku selanjutnya .....

Sampai saatnya, mega proyekku hampir selesai .....

***

2 bulan sebelum mega proyekku selesain, tepatnya tanggal 9 September 2009. 9.9.09, sebuah tanggal cantik untuk melakukan soft launching mega proyekku. Dan, mulai dihari2 itu sampai pada saatnya mega proyek ini selesai, hari2ku pun berubah drastic!

Aku hampir tidak tidur pernah setiap hari!

Benar2 gila! Eforia ku sebagai arsitek, membuat kepongahanku semakin membuncah!

"Inilah aku! Christie, seorang preman proyek yang tidak terkalahkam! Tidak ad yang bisa menghentikan aku. TIDAK ADA!"

Astaga!

Orang2 menghormat padaku. Walau aku tidak peduli. Karena, sebenarnya aku bukan mau berpongah diri.

Aku hanya ingin semua orang tahu, terutama mantanku, bahwa aku, Christie, walau aku hanya seorang janda yang tidak mendapat sepersenpun biaya hidup dari mantanku, tetapi aku tetap mampu untuk hidup baik, bahkan sangat baik!

Itulah tujuanku sebenarnya!

Untuk menunjukkan pada dunia, bahwa aku mampu walau hanya sendirian!!!!!

2 bulan aku bekerja kesetanan, karena aku ingin mendapatkan bonus besar atas kerja kerasku. Soft launching, berhasil denagn sukses. Bapakku datang dan beliau bangga dengan pencapaianku!

Dan, grand lauching pun sangat sukses! Aku mendapatkan pencapaian yang luar biasa!

Bonus besar dan libur panjang!

Dan, aku mulai melupakan sakit hatiku dengan perceraianku. Tetapi, aku pun melupakan kesehatan dan obat2ku, karena aku diliputi oleh kebahagiaan ......

Aku, adikku yang Tinggal di Bali dan orang tuaku meang sedang merencanakan liburan akhir tahun, bernatalan di tempat adikku yang Tinggal di Dallas, Amerika Serikat. 

Kami memang hampir setiap tahun, berlibur dan bernatalan bersama di Dallas.

Dan, tahun itu pun kami merencanakan hal yang sama. Dengan waktu libur yang cukup lama, 6 minggu, serta bonus besar akhir proyek, aku merasa hidupku benar2 berubah!

Berubah menjadi sngat bahagia dan masa depanerah ada di depan mata, bersama dengan anak2ku .....

Grand launching sudah selesai, dan pada saat yang sama, aku langsung menuju bandara untuk langsung terbang ke Dallas bersama keluarga besarku.

Sungguh, waktu itu aku bena2 merasa berbahagia ......

***

Tanggal 12 Desember 2009, kami terbang ke Dallas.

Sebuah kota Irving di Dallas memang sebuah kota dimana kami sering berkumpul disana pada saat Natal. Sebuah kebahagiaan yang sangat sempurna, ketika aku dikelilingi anak2ku dan keluargaku.

Ditambah, aku merasa sukses dengan pencapaianku setelah mega proyek Centarl Park Mall itu selesai.

Kami merencanakan sebuah perjalanan besar dari Dallas, dengan naik pesawat menuju Los Angeles. Lalu ke San Diego, sebelah selatan kota Los Angeles, kemudian ke sebelah utara ke San Francisco, melalui Monterey, Solvang dan Santa Cruz,

Dan kembalinya, dari San Francisco akan menuju Las Vegas hingga kembali lagi ke Los Angeles, sampai pulang ke Dallas kebali dengan naik pesawat .....

Tetapi sebelum travelling kr West Coast, kami pun travelling di seputara Negara bbagian Texas. Kami ke Benteng Alamo dan San Antonio. Sebuah kota cantik yang mempunyai canal2 asri seperti di Venezia.

Kami pun berkali2 ke Fort Worth sebuah kota cowboy dengan berbagai fasilitas2 dunia cowboy. Ya, Fort Worth memang melestarikan kehidupan jaman cowboy. Kami sangat menikmatinya ......

Betapa bahagia aku! 

Sangat berbahagia! 

Anak2ku pun sangat berbahagia, mendapatkan aku, mama mereka, selalu bersama mereka. Setidaknya, selama 6 bulan.Ah ... aku tidak mau memikirkan nya sekarang! Aku hanya mau menikmatinya saja.

Hari2 berlalu dengan sangat sempurna. 

Perjalanan kami menuju West Coast, berjalan dengan sangat nyaman. NAIK PESAWAT DARI Dallas menuju Los Angeles. Menyenangkan ketika aku melihat anak2ku sugguh berbahagia. Berteriak2 selama perjalanan.

Kami meminjam mobil besar dari seorang mitra kerjaku untuk mega proyek Central Park, Darryl Yamamoto. Dia adalah konsultan mega proyek kami. Mobil itu besar dan perjalanan dari Los Angeles ke San Francisco menjadi sebuah momen kebahagiaan.

Sebelum itu, kami bersuka ria ke Disneyland. Tempat favouriteku sejak dulu, dan aku mengenalkan tempat ini kepada kedua anakku.

 Dan, mereka pun sangat bahagia. Mereka berteriak2, meminta apapaun ke aku. Bermain. Membeli barang2 yang mereka suka.

Ya, aku ingat. Gadis kecilku meminta dibelikan boneka gajah, Dumbo. Cukup mahal, tetapi aku dengan sukarela membelikannya. Begitu juga jagoanku minta dibelikan mobil2an besar, silahkan saja, apapun yang mereka mau!

Untuk menunjukkan bahwa aku mampu membahagiakan mereka, tanpa seorang suami!!!

Kemarahanku pada mantanku, memang tidak pernah padam. Bahkan, aku merencanakan balas dendam yang sedemikian, supaya mantanku tahu, betapa dia akan menyesal karena mencampakkanku!

Dan, lagi2 aku tidak mengindahkan warning2 tubuhku. Apalagi, dengan kemarahan ku, hatiku serasa tidak mau mengindahkan lagi apapun yang mungkin bisa membuat aku terpuruk .....

Kebahagiaanku terus bertumpuk. Sehingga aku benar2 melupakan, bahwa sebenarnya tubuhku itu semakin lemah dengna tekanan darah yang semakin meninggi.

Aku benar2 abai dan lupa segalanya. Tekanan darahku menggerogotiku, tanpa aku pernah sadar.

Eforia kebahagiaan membingkaiku sedemikian, sehingga seta2 bersuka ria atas abaiku dari warning2 Tuhan untuk tubuhku. Sakit kepalaku tidak pernah kurasakan sama sekali.

Entah karena memang aku tidak merasakannya, atau karena ego dan kepongahanku saja, aku benaer2 tidak tahu!

Kebahagiaan yang melingkupiku, seakan mematriku keukeuh untuk semakin pongah dengan kekuatanku sendiri, tanpa mau mengandalkan siapaun, termasuk Tuhan ku.

Ya, siapa sih yang tidak tahu aku?

Christie yang hebat! 

Yang bisa menyelesaikan mega proyek tepat waktu, dan memberikan kebanggaan untuk tempat bekerja ku, bukan? 

Untuk apa aku mellow dan cengeng dengan keadaan tubuhku yang sepertnya baik2 saja, bukan?

Sampai pada saatnya kami berada di San Fancisco, hari pertama jam 5.00 sore setelah kami masuk ke hotel kami.

Berjalan2 di sore itu, dalam suhu hampir minus, membuat aku tidak bisa memeluk anak2u, karena tanganku sendiri terasa beku.

Anak2ku dipeluk oleh eyangnya dan oomnya. Dan aku sibuk dengan tanganku kumasukkan ke kantong mantel tebalku.

Saat itu, aku merasa aneh. Entah apa, sepertinya tubuhku sering doyong ketika aku berjalan. Sampai2 aku hampir menabrak tiang lampu dekat dari hotel kami. Duh, ada apa ya 

Tetapi, tetap aku abaikan sampai kami makan di rumah makan burger dan anak2ku berteriak2 karena mereka memang sangat berbahagia.

Aku pun melupakan tubuhku yang sering doyong. Kami makan dengan nikmat, dan ketika kami kembali lagi ke hotel, aku merasakan lagi tubuhku yang doyong dan tidak seimbang ......

Kami rencana tinggal di hotel itu selama beberapa hari, dan malam itu adalah malam pertama di San Francisco.

Aku tidur dalam 1 kamar, bersama dengan ibuku, dan kedua anak2ku.

Bapakku Tinggal bersama dengan adikku dengan keluaraganya. Kami tidur cepat karena besoknya kami akan berkeliling San Francisco, melihat Golden Gate dank e penjara Al Catraz.

Malam itu, tidak ada perasaan jelek sama sekali, dan kami tidur dengan nyanyak.

Saat itu, tanggal 8 Januari 2010,

Jam 3.00 subuh aku terbangun. Dingin sekali, walau tidak memakai AC. Heater pun dinyalakan, tetapi suhu udara diluar sana yang masih minus, seakan menyerap masuk 

Aku duduk diatas ranjang. Diam sejeka, menikmati dengkuran anak2ku di samping kanan kiriku. Aku tersenyum. Aku menggeser tubuhku untuk turun dari ranjang.

Begitu kakiku tersa menyenyunh karpet, aku mengangkat tubuhku untuk berdiri.

Tiba2 .....

Aku terjatuh!

Kepalaku terantunk ganjal box ranjangku. 

Eh, mengapa? Mengapa aku bisa jatuh?

Kupikir, mungkin karena nyawaku belum terkumpul. Dan aku berdiam diri sejenak, sampai aku berusaha untuk bangun lagi dan berdiri .....

Ketika aku mau bangun dan berdiri, lha ..... koq tubuhku tidak terasa?

Kebas?

Kucoba2 lagi, tetap tidak biasa!

Wah, ada apa?

Aku belum sadar, ada apa dengan tubuhku. Aku mncoba lagi untuk bergerak, mencoba untuk bangun dan berdiri lagi. Dan, tetap tidak bisa! Astaga! Aku mulai panic! Benar2 panik! Otakku seakan tumpul. Aduh, bagaimana ini 

Bahkan, aku belum bisa bangun dari terjatuh dan kepalaku terantuk box tempat tidurku. Dengan panic, aku berseriak,

"Buuuuuuuuuuuuu ............."

Ibuku terbangun dan mejawab teriakanku. Ibu bertanya, "Kamu kenapa?"

Tetapi aku sudah tidak bia menjawab lagi. Suaraku terkunci. Aku ingat, aku hanya melolong keras ......

Ibu sadar, aku kena stroke. Aku panic! Tetapi, aku belum sadar apa yang terjadi pada diriku!

Aku tahu, ibu membangunkan kedua anakku untuk membangunkan bapak dan adikku yang Tinggal di kamar sebelah.

Aku hanya diam saja. Aku melhat kepanikkan orang2 kesayanganku. Anak2ku termangu di hadapanku. Hnyak meliat bapakku menggotong aku untuk berbaring lagi ke tempat tidurku.

Aku sangat sadar, ketika aku merasa ingin pipis dan bapakku menggendongku ke kamar mandi, dengan kekumpuhanku.

Bapak bertanya, "Yanti, kamu kemarin minum obat, ga?"

Aku masih sadar, dan aku menggelengkan epalaku, "Tidak"

Bapakku mengambil obatku dan memasukkan ke mulutku, dan memintaku untuk mampu menelan obat itu. Aku tetap sadar dan terus sadar, ketika bapak langsung menelpin 911 dari telp hotel.

Tidak ada 5 menit kemudian, suara2 sirine terus menraung2. Aku memang tidak melihat sendiri, etapi sirine2 itu bukan hanya 1 saja, melainkan sirine dari mobil pemadam kebakaran, mobil polisi dan mobil ambulance.

Itu yang bapakku katakana, ketika beberapa bulan setelah itu.

Tetapi, aku melihat tiba2 pintu kamar kami, terbukan dan ada 7 orang Negro besar, siap membaawa brankar manual.

2 orang mendatangiku yang diam tak bersuara, memegang leherku untuk membebat, sesuai dengan SOP. Memasukkan selang ke mulutku dan membungkus wajahku dengagn plastic oksigen.

Mereka cepat sekali bekerja. Tanpa berkata2 sama sekali, seperti aku yang hanya bisa berdiam diri saja, karena aku tidak bisa bersuara ......

Setelah itu, tubuhku dipindahkan ke brangkar dan mereka cepat menggotongku langsung menuju mobil ambulance. Aku tidak tahu, bagaimana paniknya keluargaku, tetapi yang aku tahu, mata anak2ku menatapku dengan cemas.

Aku tidak lepas menatap mereka, seakan aku tidak bisa bertemu dengan mereka lagi ......

Dalam brngkar, aku hanya berdiam diri saja. Ketakutan dan kedinginan. Suara2 petugas yang menolongku, terus bergema. Mereka sibuk menghubungi rumah sakit.

Suara2 berbahasa Inggris, aku cukup mengerti. Tetapi tidak terlalu jelas, apa yang mereka omongkan.

Ambulance sudah siap ditempat aku datang, dan aku dimasukkan ke mobil, dan sesaat kemudian, sirine ambulance sudah meraung2 membelah kesunian subuh itu di San Francisco ......

Sepertinya, tidak jauh, sepertinya rumah sakit itu ada di depan mata. Ambulance berhenti, dan ppintu dibuka.

Tubuhku digotomg dengan hati2, dan langsung dijemput oleh suster2 memakai baju puih, dan aku lagung diletakkan diatas tempat tidur beroda dan cepat masuk ke dalam rumah sakit.

Aku tetap sadar. Mataku nyalang. Melihat2 dan aku mylai bingung. Mungkin, otakku sudah terluka. Sudah terendam darah atau apapun itu, yang menebabkan aku mulai susah untuk berpiir dan mengingat2 ......

Tempat tidurku berhenti sesaat.

Ah, ternyata bapakku sudah ada disana. Entah bagaimana, bapak datang lebih cepat dariku. Bapak terlibat pembicaraan dengan beberapa dokter dengnmemakai baju putih2.

Entah apa yang reka bicarakan, kemudia aku langsung dimasukkan di ruangan dimana aku harus diperiksa untuk melihat bagaimana keadan otakku karena jelas sekali bahwa aku terserng stroke di subuh itu .....

Tubuhku diangkat untuk dipindahkan ke lorong MRI itu, dan perlenkapan alat2 untuk pemeriksaan itu, dilakukan oleh susuter2 itu. Tubuhku sudah siap untuk pemeriksaan.

Aku diam dan kedinginan. Tubuhku bergetar dan menggeletar. Dan, aku siap untuk diperiksa. Lorong tu seperti menghisap tubuhku untuk diperiksa ......

Suara mesin lorong itu, keras sekali, dan membuat aku ketakutan, ditambah aku memang phoba dengan segala macam yang berhubungan dengan alat2 kedokteran.

Apalagi, dalam pemeriksaan MRI, wajahku harus ditutup seperti kerangkeng, entah apa tujuannya, dan tubuhku, bukan ....

Lebih tepatnya kepalaku di masukkan ke box lorong itu, untuk membelah2 otakku secara virtual dan melihat bagian yang mana yang terserang stroke.

Suara2 dari mesin itu keras sekali, membuat aku semakin ketakutan! Tubuhku semakin dingin, dan hanya dibalut dengan selimut tebal. Kupikir, "Ini saatnya aku mati ...."

Dengan tubuh yang sama sekali tidak bisa bergerak, serta suara yang juga tidak bisa berbicara, aku pasrah. Entah, apa yng Tuhan inginkan dariku, aku benar2 pasrah ......

Dan, aku terlelap. 

Bukan, aku tidak terlelap. Kata dokter waktu itu setelah aku sadar, ternyata aku pingsan, bukan terlelap. Mungkin pingsan. karena otakku sedang mencerna, bagaimana tubuhku bisa menanggung darah merah yang mengalir di bagian otak kiriku .......

Dan, aku tidak tahu lagi, apa yang terjadi lagi dan bagaimana aku dengan penyakitku ......

Bersambung ......

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun