Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" Saja

4 April 2018   11:26 Diperbarui: 4 April 2018   11:28 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah jalan kecil, di "Shibuya Center-gai Shopping Street", memang tidak bebas kendaraan bermotor, merupakan jalan kecil yang padat kuliner. Sepanjang jalan, deretan "warung" makanan khas Jepang, selalu penuh dengan pengunjung. Aplagi di jam2 makan siang dan jam2 pulang kantor.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
"Pintu mauk" Shibuya Center-gai Shopping Street. Untuk memulai petualangan kuliner disana ......

Sekali lagi, Jepang adalah salah satu negara yang sangat bangga dengan produknya. Termasuk produk kulinernya. Puluhan jenis ramen selalu ada, bukan hanhya disini saja, di semua pojok kota di Jepang, sepertinya ramen memang favorit dibandingkan udon atau soba (sama2 produk mie di Jepang). Dari yang berkuah bening atau kuah kental atau ramen dengan berbagai jenis topping (seperti daging babi, atau ayam, atau jamur bahkan ikan2an), terbanyak disana. Bau masakan ramen dari dapur nya dan kokinya bangga dengan masakannya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
                                                                                         Shibuya Center-gai Shopping Street, yang terkenal

Yang ingin menikmati harus antri di luar. Meminta menu dan memesannya pun dari luar. Karena "warung2" ini sempit. Tokyo nemang padat dan dengan lahan sekecil apapun bisa digunakan sebagai tempat berbisnis, salah satunya untuk restoran atau warung. Dan warung disini seperti ruko kecil 1 atau 2 lantai, penuh dan padat, kuang nyaman untuk kursi rodaku. Jika aku mau makan di warung2 itu, kursi ridaku harus ditnggal di luar dan aku berjalan masuk ke dalam.

Walau pun warung2 tadi mempunyai "mesin pemesan" ( seperti Dorawmon dengan kantong ajaibnya, hihihi .....), pun si koki tetap memasaknya fresh. Dan campur aduk bau ramen pun tercium dimana2.

Belum lagi masakan bakar2an. Wagyu grilled. Hmmmm .... lebih menusuk hidungku. Atau Udon. Teppan atau gorengan. Sushi dan Sashimi tidak menimbulkan bau tetapi foto2 ikan segar untuk sushi dan sashimi itu membuat mataku melotot. Ya ..... salah satunya karena aku penyuka makanan Jepang ....

Sepanjang jalan yang full kuliner lokal ini, mungkin hanya beberapa makanan asing. Yang terlihat sepanjang mataku memandang hanya ada Burger King, Mc Donals dan restoran steak khas Italia. Baskin & Robin Ice Cream saja. Selebihnya makanan lokal. Dan aku bingung untuk memilih makan siangku, karena nenurutku semuanya menarik! Hihihi .....

***

Tidak cukup 1 artikel untuk membahas Shibuya. Terlalu banyak yang harus ditulis untuk kubagikan. Karena Shibuya bukan hanya sekedar Hachiko dan "Shibuya Crossing" saja. Tunggu artikel2ku yang lain .....

Sebelumnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun