Jadi, apa yang kita mau lakukan? Apakah kita tetap selalu jenuh dan tidak mau menyemangati diri? Apakah kita belum ingin 'membuka hati', walau demi keluarga kita? Atau kita mulai untuk menyemangati diri dalam mengusir kejenuhan? Semua sangat tergantung dari kita masing2. Karena, jangan lupa, hasil kerja kita adalah untuk keluarga kita, untuk anak2 kita, bisa juga untuk kita sendiri. Bukan hanya 'materi'nya saja, tetapi prestasi kita menunjukkan lebih dari focus kita sebagai masa depan kita dan keluarga .....
Siapapun berhak untuk jenuh, apalagi dengan masing2 pekerjaan kita. Tetapi, tetap kita harus membuka hati dan diri kita untuk masa depan yang lebih baik .....
[caption id="attachment_180070" align="aligncenter" width="500" caption="dianeanindtya.wordpress.com"]
![13335282541289170676](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55614aa70423bd66318b4568.jpeg?t=o&v=555)
Salamku .....
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55614aa70423bd66318b4569.jpeg?t=o&v=555)