Mohon tunggu...
Christanto Panglaksana
Christanto Panglaksana Mohon Tunggu... Penulis

Warga pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Membredel Ojong: Ketika Kompasiana Memilih Main Aman

13 Oktober 2025   16:36 Diperbarui: 13 Oktober 2025   21:11 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa komitmen etis, kebebasan menjadi semu: ilusi partisipasi yang aman bagi institusi tetapi membatasi keberanian intelektual.

Kompasiana menghadapi dilema antara melindungi reputasi institusi plus keamanan bisnis, dan memberi ruang bagi kritik berani. Tulisan yang menantang pejabat atau kebijakan publik sering dianggap berisiko. 

Prioritas yang salah pun muncul: keamanan institusi di atas kepentingan publik, sehingga warga belajar menulis dalam zona aman.

Aspek algoritmik dan moderasi digital menambah kompleksitas etika. Algoritma tidak mempertimbangkan moral; tapi hanya mengikuti logika numerik. Ketika dipadukan dengan pedoman konservatif, tulisannya kurang reflektif. Etika publik tereduksi menjadi kepatuhan terhadap aturan platform, bukan tanggung jawab moral kepada masyarakat.

Dari perspektif etika jurnalistik, Kompasiana seharusnya menegakkan keberanian dan transparansi. 

Memberi ruang bagi kritik berani dan perbedaan tafsir adalah bagian dari kontrak moral dengan masyarakat. Redaksi/admin harus menanggung risiko reputasi dan keamanan bisnis untuk menjaga integritas publik.

Akhirnya, etika publik menuntut keseimbangan: reputasi institusi dan kepentingan publik harus berjalan seiring. Kompasiana harus menempatkan integritas wacana publik di atas ketakutan internal. 

Tanpa ini, platform ini kehilangan legitimasi moral dan menjadi panggung steril, bukan laboratorium kritik yang hidup.

Mengembalikan Ojong ke Kompasiana

Sejarah Kompasiana tak bisa dilepaskan dari visi PK Ojong: menjaga ruang bagi suara yang berani, kritis, dan reflektif. Platform modern sering gagal mempertahankan semangat ini karena tekanan institusional, algoritma, serta fobia reputasi dan keamanan bisnis. 

Untuk benar-benar menghormati warisan Ojong, Kompasiana harus menegakkan keberanian intelektual sebagai prinsip dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun