Mohon tunggu...
Christanto Panglaksana
Christanto Panglaksana Mohon Tunggu... Penulis

Warga pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apapun Nama Generasinya, Sajiannya Tetap Buatan

25 September 2025   01:17 Diperbarui: 25 September 2025   01:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi Z (Kompas.com/Apptus)

Pasar dan Komodifikasi Identitas Generasi

Jika media adalah mesin produksi citra, maka pasar adalah mesin komodifikasi. Korporasi melihat Gen Z bukan hanya sebagai kelompok usia, tetapi sebagai segmen konsumen yang menggiurkan. 

Dari sinilah lahir stereotip bahwa Gen Z lebih suka produk ramah lingkungan, lebih memilih pengalaman ketimbang kepemilikan, atau lebih loyal pada merek yang punya "purpose."

Sebenarnya, klaim ini lahir dari survei pemasaran yang memang dirancang untuk tujuan komersial. Tapi, hasil survei itu kemudian dipublikasikan seolah-olah merupakan kebenaran universal, dan menjadi bahan bagi media maupun pemerintah untuk membicarakan Gen Z. 

Di sini, ekonomi dan wacana saling menguatkan: survei menciptakan stereotip, media menyebarkannya, lalu korporasi menjual produk sesuai stereotip itu.

Komodifikasi ini mengabaikan ketimpangan kelas di dalam Gen Z sendiri. Tidak semua Gen Z bisa membeli produk "sustainable" atau ikut dalam tren digital. 

Seorang anak muda di pedesaan dengan akses terbatas jelas punya pengalaman berbeda dengan anak muda kosmopolitan di kota besar. Tapi, narasi homogen membuat mereka seolah-olah sama.

Pierre Bourdieu menyebut mekanisme ini sebagai symbolic violence: kekerasan simbolik yang membuat pihak lemah menerima kategori dominan sebagai hal yang wajar. 

Ketika Gen Z digambarkan sebagai "anak muda digital," mereka yang tertinggal justru merasa bersalah, seolah tidak memenuhi standar generasinya. Padahal, masalah utamanya adalah ketidaksetaraan struktural, bukan "ketertinggalan" individu.

Dengan cara ini, pasar membentuk identitas generasi sebelum anak muda mendefinisikan dirinya sendiri. Identitas tidak lahir dari pengalaman, melainkan dari logika kapital. Konsumen diposisikan sebagai "Gen Z" lebih dulu, lalu diarahkan untuk membeli produk tertentu agar sesuai dengan label tersebut.

Gen Z, dalam kacamata ini, lebih merupakan ciptaan pasar ketimbang fenomena budaya. Mereka adalah segmen yang diproduksi, bukan ditemukan. Apa yang disebut "karakter generasi" hanyalah cermin dari strategi kapitalisme kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun