Mohon tunggu...
Christabel firatika
Christabel firatika Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa jurusan komunikasi di salah satu universitas swasta di jakarta

ketika kita ingin sukses kita harus percaya diri, jangan menyerah semua akan ada hasilnya kelak yang cerah untuk masa depan .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Februari, Tanpa Kamu

22 Juni 2020   15:28 Diperbarui: 22 Juni 2020   15:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ditto pun menanyakan tujuan Stefi," Oh iya, kamu mau kemana ?". Stefi membalas pertanyaan Ditto,". Mau ke kampus, soalnya hari ini ada ujian." Ditto pun penasaran Stefi berkuliah dimana, ''Memangnya kamu  kuliah dimana ? Stefi berdiam dulu sejenak takut laki -- laki ini adalah orang jahat.


Ditto pun mengerti apa yang ada dalam pikiran Stefi, "Tenang aku bukan orang jahat kok, ngapain juga kalau mau jadi penjahat harus jauh -- jauh ke Swiss, di Jakarta juga bisa.'' Mendengar perkataan Ditto, akhirnya Stefi pun percaya bahwa Ditto bukanlah orang jahat. "Aku kuliah di university Zurich jurusan hukum, kalau kamu penjahat gue bisa bawa lu ke kantor polisi karena aku orang hukum ".Stefi pun berkata sambil tertawa dan Ditto pun membalasnya dengan tertawa. Dari situlah cinta pandangan pertama Ditto di rasakan .


Membicarakan soal Ditto, seorang laki -- laki yang tinggi, putih, terlihat sangat pekerja keras. Dia adalah seorang pemilik caf sederhana yang dia bangun bersama sahabatnya Bram yang sudah hampir empat tahun mereka jalanin caf itu bernama delicious.


Ngomong -- ngomong soal si sosok Bram dia adalah sahabat Ditto sejak mereka masih tinggal di Jakarta, satu kampus dan satu jurusan juga.  setelah lulus mereka menganggur karena bingung mau kerja apa dan mereka mempunyai passion yang sama yaitu, suka memasak dan membuat kue.Maka mereka  memutuskan untuk pergi ke Swiss dan membuka caf disana karena mereka tidak ingin membuka kafe di Jakarta karena menurut mereka sudah banyak cafe bagus di Jakarta dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Swiss dan membangun kafe impian mereka.Akhirnya kafe yang mereka bangun bersama di kota Swiss ini sangat laku dan banyak pengujung yang sangat suka dengan kafe mereka.

Sore hari, tepat pukul 3 sore Perkuliahan telah selesai, Laura pun mengajak Stefi ke salah satu kafe enak di dekat kampus mereka. Ternyata kafe milik Ditto sangat dekat dengan tempat Stefi berkuliah. "Lau, memangnya ada caf enak di sekitaran kampus kita ?" Laura pun mengatakan, "Sudah ikut aja ini tuh katanya terkenal banget kafenya, makanannya enak -- enak dan tempatnya cozy banget." Saut laura yang sudah kuat menahan laparnya.


Tiba di kafe tersebut yaitu Caf delicious, Laura dan Stefi pun masuk dan mereka langsung memesan makanan. "Excuse me, I want spagetthi carbonara two and ice coffe americano two, thank you."Tiba -- tiba saat memesan makanan Ditto melihat Stefi dari kejauhan dan tanpa basa basi dia langsung menyampari Stefi. "Eh, Stefi ketemu lagi kita."


Stefi pun terkejut melihat kehadiran Ditto tapi entah mengapa di saat Ditto memberikan senyum kepada dia hati dia seakan -- akan bergejolak tak karuan, seluruh tubuh jadi dingin dan kaku melihat Ditto pada saat itu. "Eh, kamu Ditto, kok bisa disini ?".
Laura pun bingung melihat mereka berdua, " Stef, kok kamu bisa kenal sama nih orang ?  Ditto pun menjawab pertanyaan Stefi, " ini kafe aku, makanya aku di sini." Stefi dan Laura pun terkejut mendengar perkataan Ditto tadi.


Stefi tidak menyangka orang yang dia pikir adalah jahat pada saat pertemuan mereka di bus tadi pagi, ternyata dia memilik kafe yang sangat bagus. Stefi pun menjawab dengan takjub," Wah, jadi ini punya kamu bagus kafenya." Ditto pun tersenyum mendegar perkataan stefi. "Iya, kafe ini sudah empat tahun aku bangun dengan sahabat aku bernama Bram."


Bram melihat Ditto yang sedang asik ngobrol dengan dua perempuan, Bram pun datang menyampari mereka bertiga." Wah wahh, enak banget lo Dit ada pengunjung langsung lo goda." Sambil membawa pesanan Stefi dan Laura. Ditto yang mendengar perkataan Bram langsung menoyor kepala Bram dan mengenalkan stefi kepada Bram. "Siapa yang goda bro, oh iya kenalin ini Stefi tadi pagi gue ketemu dia di bus dan akhirnya kita kenalan."
Stefi pun menjulurkan tangannya ke bram. ''Halo, gue Stefi, oh iya kenalin ini sahabat gue Namanya Laura." Bram pun membalas Stefi. "Kenalin gue Bram sahabat akrab Ditto." Perbincangan yang hangat dan penuh tawa mereka rasakan. Dari sinilah mereka pun jadi berteman.

Setelah selesai makan Laura dan Stefi pun membayar makanan mereka dan Ditto tiba -- tiba memanggil Stefi dan Stefi pun datang." Kenapa Dit manggil?" Ditto pun bingung dan takut untuk mengatakan ini tapi akhirnya dia pun memberanikan mengatakan ini kepada Stefi.
"Hmm, jadi gini Stef. Aku boleh gak minta nomor handphone kamu ? buat kabarin aja siapa tahu nanti ada diskon dari kafe aku, kamu bisa pakai." Dengan alasan yang sangat sepele Ditto pun mengatakan itu. Stefi pun memberikan nomor handphone dia. "Astaga, kirain apaan boleh sini handphonenya." Ditto pun memberikan handphonenya dan Stefi menuliskan nomornya di handphone Ditto.


 Hati Ditto rasanya sangat senang tidak karuan. "Ini aku udah nulis nomor aku di sini." Stefi memberikan handphonenya sambil tersenyum manis kepada Ditto. Ditto pun membalasnya dengan senyuman manis, " Makasih ya, kalau gitu kamu hati -- hati di jalan. Sampai jumpa." Hari itu adalah hari termanis Ditto karena dia menemukan wanita yang sangat cantik dan dia pun merasakan jatuh cinta kepada Stefi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun